10 Penyebab Sering Buang Air Kecil, Ketahui Cara Mengatasinya yang Tepat

Ada berbagai penyebab sering buang air kecil, mulai dari yang ringan hingga yang berat.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 11 Des 2024, 13:02 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2023, 17:40 WIB
10 Penyebab Sering Buang Air Kecil, Ketahui Cara Mengatasinya yang Tepat
Ilustrasi Sering Buang Air Kecil. (sumber: pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Ada berbagai penyebab sering buang air kecil, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Penanganannya pun berbeda-beda dan perlu disesuaikan dengan penyebabnya. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui penyebab terlalu sering buang air kecil agar dapat dilakukan penanganan yang tepat. 

Normalnya, frekuensi buang air kecil adalah 4–8 kali sehari. Jika Anda terlalu banyak minum air, minum mendekati jam tidur, hingga mengonsumsi makanan atau minuman mengandung kafein, frekuensi buang air kecil akan meningkat.

Namun, jika Anda sering buang air kecil padahal hanya minum sedikit atau tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat menyebabkan sering kencing, ini bisa menjadi suatu gejala kondisi medis yang perlu diwaspadai.

Berikut ini penjelasan lengkapnya mengenai penyebab sering buang air kecil dan cara mengatasinya yang tepat, yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (5/7/2021).

Penyebab Sering Buang Air Kecil

10 Penyebab Sering Buang Air Kecil, Ketahui Cara Mengatasinya yang Tepat
Ilustrasi Buang Air Kecil. Credit: pexels.com/Drio

Buang air kecil melebihi batas normal untuk waktu yang lama bisa menjadi gejala dari kondisi medis tertentu. Berikut ini adalah beberapa penyebab sering buang air kecil, diantaranya:

1. Terlalu Banyak Minum Air

Penyebab sering buang air kecil yang pertama adalah terlalu banyak minum air. Semakin banyak cairan yang kita asup, akan semakin banyak pula cairan yang keluar lewat air seni. Kebutuhan air bersifat individual. Jadi, Anda mungkin membutuhkan lebih banyak atau lebih sedikit air daripada orang lain bergantung pada sejumlah faktor. Setiap harinya, rata-rata orang dianjurkan minum setidaknya delapan gelas per hari atau sekitar 2 liter.

Untuk mengetahui kecukupan asupan cairan, kita bisa mengeceknya dari warna urine. Urine yang berwarna kuning gelap menandakan kita mungkin kurang minum. Sebaliknya, urine yang berwarna jernih dan nyaris bening bisa saja menandakan kita terlalu banyak minum. Penyebab ini jarang berbahaya. Namun pada kasus ini, mengurangi asupan air bisa membantu kita menurunkan jumlah bolak-balik ke kamar mandi.

2. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyebab sering buang air kecil yang paling umum. Kondisi ini terjadi ketika bakteri menyerang saluran kemih. Hal tersebut menyebabkan peradangan, sehingga mengganggu kemampuan kandung kemih untuk menahan kencing. Gejala khas yang menyertai ISK adalah demam dan nyeri perut bagian bawah atau pinggang.

3. Kandung Kemih Overaktif

Overactive bladder atau kandung kemih overaktif terjadi ketika kandung kemih berkontraksi secara berlebihan meski belum penuh oleh urine, sehingga ini bias menjadi penyebab sering buang air kecil. Selain sering buang air kecil, kandung kemih overaktif ditandai dengan keinginan untuk berkemih yang sulit ditunda dan terbangun di malam hari untuk buang air kecil.

4. Fibroid Rahim

Fibroid rahim adalah pertumbuhan jaringan non-kanker di dalam atau luar rahim dan banyak dialami oleh wanita usia subur. Kondisi ini menjadi penyebab sering buang air kecil, terutama ketika fibroid menjadi lebih besar dan menekan kandung kemih. Fibroid juga dapat menyebabkan perdarahan hebat, nyeri haid, nyeri saat berhubungan seks, komplikasi selama kehamilan dan persalinan, hingga bahkan masalah kehamilan.

5. Diabetes

Sering buang air kecil merupakan gejala awal penyakit diabetes. Hal ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan glukosa yang tidak terpakai di darah melalui urine.

Penyebab Sering Buang Air Kecil yang Lainnya

10 Penyebab Sering Buang Air Kecil, Ketahui Cara Mengatasinya yang Tepat
Ilustrasi Kehamilan Credit: pexels.com/Melanie

6. Gangguan Prostat

Pembesaran prostat (BPH) dapat menekan uretra atau saluran kemih, sehingga menyebabkan dinding kandung kemih lebih sensitif. Akibatnya, kandung kemih mudah berkontraksi bahkan ketika hanya ada sedikit urine, sehingga menjadi penyebab sering buang air kecil.

7. Divertikulitis

Divertikulitis adalah infeksi yang terjadi pada iureticla, yaitu kantung-kantung yang terbentuk di sepanjang saluran dinding usus besar. Divertikulitis ditandai dengan rasa nyeri pada perut bagian kiri bawah, sering buang air kecil, diare, dan perdarahan dari anus. Selain beberapa penyakit di atas, sering buang air kecil juga iur disebabkan oleh gangguan saraf, stroke, dan gangguan cemas.

8. Efek Obat-obatan Diuretik

Penggunaan obat-obatan iuretic bertujuan untuk membuang cairan berlebih di dalam tubuh. Jenis obat ini biasa digunakan untuk pengobatan hipertensi atau penumpukan cairan dalam tubuh yang akan dikeluarkan oleh ginjal. Oleh karena itu, mengonsumsi jenis obat-obatan ini dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.

9. Kehamilan

Penyebab sering buang air kecil yang lainnya adalah hamil. Selama trimester pertama, wanita hamil akan lebih sering buang air kecil. Hal ini terjadi karena perkembangan uterus dapat menekan kandung kemih. Untuk mengatasinya, Anda disarankan melakukan senam Kegel secara rutin.

10. Interstitial Cystitis

Penyebab sering buang air kecil yang lainnya adalah karena interstitial cystitis. Pada dasarnya, interstitial cystitis adalah kondisi ketika "kabel" di dalam tubuh kita menyilang dan memberi tahu otak bahwa kita perlu buang air kecil saat kandung kemih penuh. Padahal, tugas ini seharusnya dilakukan oleh saraf panggul.

Seiring dengan kebutuhan buang air kecil yang terus-menerus, bahkan jika kita hanya mengeluarkan cairan dalam jumlah kecil, kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat kandung kemih terisi, nyeri di panggul atau di antara vagina dan anus, serta nyeri saat berhubungan seks.

Meskipun tidak dapat disembuhkan, interstitial cystitis dapat dicoba untuk diobati dengan terapi fisik untuk meredakan nyeri panggul, pelatihan kandung kemih, konsunsi obat untuk mengendurkan kandung kemih dan mengurangi ketidaknyamanannya, dan banyak lagi.

Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil

10 Penyebab Sering Buang Air Kecil, Ketahui Cara Mengatasinya yang Tepat
Ilustrasi Atur Pola Makan. Credit: pexels.com/Stephany

Penanganan untuk sering buang air kecil dilakukan sesuai penyebab yang mendasarinya. Oleh karena itu, untuk memastikan penyebab sering buang air kecil yang Anda alami, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan menanyakan riwayat penyakit Anda dan melakukan rangkaian pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

Jika dokter sudah memastikan penyebab Anda sering buang air kecil, dokter akan merencanakan penanganan yang sesuai. Misalnya, jika sering buang air kecil karena diabetes, pengobatan yang dilakukan adalah mengontrol kadar gula darah dalam tubuh. Sementara itu, penanganan sering buang air kecil karena kandung kemih yang terlalu aktif dapat dibantu dengan cara berikut ini:

1. Melatih Kandung Kemih

Anda dapat melatih kandung kemih mengendalikan waktu buang air kecil. Latihan ini bisa Anda lakukan selama kurang lebih 12 minggu. Hal ini untuk melatih kandung kemih menahan kencing lebih lama, sehingga frekuensi buang air kecil dapat kembali normal.

2. Melakukan Senam Kegel

Senam Kegel dapat menguatkan otot di sekitar kandung kemih dan uretra, sehingga dapat mengurangi dorongan buang air kecil. Mengendalikan kandung kemih dapat dilakukan dengan latihan yang berfokus pada otot panggul. Lakukan latihan senam Kegel selama 5 menit sebanyak 3 kali dalam sehari.

3. Pakai Selimut dan Kaus Kaki

Memakai selimut dan kaus kaki bisa membantu untuk mengatasi rasa dingin di malam hari. Terlebih ketika musim hujan melanda. Ketika udara dingin, keinginan tubuh untuk buang air kecil menjadi semakin meningkat. Sementara itu, memakai kaus kaki saat tidur juga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh darah dan juga kaki.

Ketika tubuh berbaring, gaya gravitasi akan membuat cairan tubuh bergerak turun dan menumpuk di bagian kaki. Hal tersebut bisa membuat tekanan di pembuluh darah kaki jadi meninkat dan menyebabkan cairan diserap kembali ke aliran darah. Sementara itu, seakin banyak cairan yang diserap, akan semakin banyak pula jumlah urin yang dikeluarkan pada malam hari.

4. Mengatur Pola Makan

Untuk mengurangi dorongan buang air kecil, Anda disarankan menghindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi kandung kemih atau bersifat diuretik. Makanan atau minuman mengandung kafein, pemanis buatan, dan makanan pedas dapat meningkatkan keinginan untuk berkemih.

Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengurangi konsumsi makanan atau minuman tersebut. Sebagai gantinya, penuhi asupan serat dan minum air putih, tetapi hindari banyak minum menjelang waktu tidur di malam hari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya