10 Dampak Buruk Kelebihan Protein, Bahayakan Jantung

Diet tinggi protein bisa timbulkan sejumlah masalah.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 07 Jun 2023, 16:40 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2023, 16:40 WIB
Ikan, sumber protein yang tak kalah kaya nutrisi dari susu. (iStockphoto)
Sumber protein (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Protein merupakan mineral yang dibutuhkan tubuh. Protein memainkan peran penting dalam membangun dan memperbaiki otot, organ, dan tulang. Diet tinggi protein terbukti membantu mengurangi lemak, menurunkan berat badan, dan meningkatkan rasa kenyang.

Jumlah ideal protein harian yang harus konsumsi bervariasi tergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, jenis kelamin, aktivitas, kesehatan, total diet, dan variabel lainnya.

Bagi kebanyakan orang dewasa dengan aktivitas fisik yang minimal, para ahli merekomendasikan untuk mengkonsumsi rata-rata harian minimum 0,8 gram protein per kilogram (kg) berat badan.

Meski punya serangkaian manfaat, konsumsi protein berlebih juga dapat menimbulkan sejumlah risiko. Pakar gizi pun menganjurkan untuk tidak mengonsumsi protein melebihi jumlah harian yang disarankan.

Berikut dampak negatif konsumsi protein berlebih dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (20/3/2020).

Dampak buruk kelebihan protein

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Berat badan meningkat

Meski konsumsi protein dikaitkan dengan penurunan berat badan. Mengonsumsinya secara berlebihan justur akan berdampak sebaliknya. Kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino diekskresikan.

Ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dari waktu ke waktu terutama jika protein yang dikonsumsi mengandung kalori.

Kehilangan kalsium

Diet tinggi protein dan daging dapat menyebabkan kehilangan kalsium. Efek ini dapat dikaitkan dengan osteoporosis dan kesehatan tulang yang buruk.

Dampak buruk kelebihan protein

Ilustrasi diare (iStockphoto)
Ilustrasi diare (iStockphoto)

Sembelit

Diet tinggi protein yang membatasi karbohidrat biasanya rendah serat. Protein hewani, khususnya, cenderung tidak mengandung serat. Kekurangan serat dapat menyebabkan sembelit. Konsumsi protein berlebih dapat meningkatkan kebutuhan cairan tubuh. Ini dapat membuat tubuh kekurangan cairan dan menyebabkan sembelit.

Untuk mencegah sembelit, konsumsilah protein yang juga tinggi serat. Kacang dan buncis merupakan sumber protein dan serat yang sangat baik.

Diare

Tak cuma sembelit, kelebihan protein terkadang juga menyebabkan diare. Konsumsi terlalu banyak susu atau makanan olahan, ditambah dengan kekurangan serat, dapat menyebabkan diare. Ini terutama bisa terjadi jika seseorang mengonsumsi sumber protein seperti daging, ikan, dan unggas yang digoreng.

Untuk menghindari diare, minumlah banyak air, hindari minuman berkafein, batasi makanan yang digoreng, lemak berlebih, dan tingkatkan asupan serat.

Dampak buruk kelebihan protein

Gagal ginjal (iStockphoto)
Masalah ginjal (iStockphoto)

Dehidrasi

rotein membutuhkan banyak pengolahan oleh ginjal dan hati. Setelah protein dibuka oleh cairan lambung di perut, ia akan dipecah menjadi asam amino oleh enzim pankreas di usus. Asam amino bebas kemudian harus diproses oleh hati Anda, dan produk sampingan yang dihasilkan disaring ke dalam urin oleh ginjal. Proses ini bisa menguras cairan tubuh dan menyebabkan dehidrasi.

Masalah ginjal

Kelebihan protein dapat menyebabkan kerusakan pada orang dengan penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya. Ini karena kelebihan nitrogen yang ditemukan dalam asam amino yang membentuk protein. Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk menyingkirkan nitrogen tambahan dan produk sisa metabolisme protein.

Dampak buruk kelebihan protein

Jantung
Ilustrasi kesehatan jantung (sumber: pixabay)

Risiko kanker

Penelitian telah menunjukkan bahwa diet tinggi protein berbasis daging merah dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker. Makan lebih banyak daging merah atau olahan dikaitkan dengan dengan kanker kolorektal, payudara, dan prostat.

Sebaliknya, mengonsumsi protein dari sumber lain seperti kedelai dan kacang-kacangan telah dikaitkan dengan dengan penurunan risiko kanker.

Penyakit jantung

Protein banyak ditemukan pada daging merah dan olahan seperti susu berelemak. Makanan-makanan ini mengandung asupan lemak jenuh dan kolesterol tinggi yang merupakan penyebap penyakit jantung. Sebuah studi 2018 juga menunjukkan bahwa konsumsi jangka panjang daging merah dapat penyakit jantung.

Saat memilih protein, pilihlah opsi rendah lemak, seperti daging tanpa lemak, susu skim, atau makanan lain seperti kacang dan biji-bijian. Pilih hidangan utama yang menggabungkan daging dan sayuran bersama, seperti sup rendah lemak, atau tumis sayuran.

Dampak buruk kelebihan protein

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Jerawat

Konsumsi protein berlebih juga dikaitkan dena masalah kulit seperti jerawat, bruntusan, dan komedo. Makanan berprotein yang kerap dikaitikan dengan jerawat adalah bubuk protein, susu, daging, dan telur.

Asam amino yang terdapat pada makanan-makanan ini bisa membuat sel-sel kulit tumbuh dan membelah lebih cepat, yang dapat berkontribusi pada pembentukan jerawat. Asam amino yang tinggi juga menghasilkan tingkat insulin yang lebih tinggi, yang telah dikaitkan dengan pengembangan jerawat.

Bau mulut

Makan protein dalam jumlah besar dapat menyebabkan bau mulut, terutama jika membatasi asupan karbohidrat. Saat tubuh mengonsumsi protein tinggi dan karbohidrat rendah, tubuh masuk dalam fase ketosis. Fase ini menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau yang tidak menyenangkan.

Bahkan, menyikat dan membersihkan benang tidak akan menghilangkan baunya. Seseorang harus menggandakan asupan air, menyikat gigi lebih sering, dan mengunyah permen karet untuk mengatasi beberapa efek ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya