8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga meningkatkan tekanan pada otak.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi diperbarui 30 Jun 2023, 04:00 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2023, 04:00 WIB
8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Ilustrasi Bayi Credit: pexels.com/Kelvin

Liputan6.com, Jakarta Penyebab hidrosefalus pada bayi perlu untuk diketahui oleh orang tua. Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga meningkatkan tekanan pada otak. Pada bayi, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar.

Cairan otak sendiri diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap oleh pembuluh darah. Fungsinya sangat penting, antara lain melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak, dan membuang limbah sisa metabolisme dari otak. Hidrosefalus ini terjadi karena ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan cairan dalam otak. 

Hidrosefalus dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh bayi. Apabila hidrosefalus ini tidak segera ditangani, maka akan berdampak pada pertumbuhan si kecil. Tak hanya itu, hal ini juga dapat menyebabkan kerusakan otak dan gangguan kesehatan lainnya pada penderita.

Berikut ini ulasan mengenai penyebab hidrosefalus pada bayi beserta gejala dan cara mencegahnya yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (15/2/2022).

Mengenal Hidrosefalus

8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Dokter dan petugas medis RSUD Majenang memeriksa kondisi bayi penderita hidrosefalus asal Karangpucung, Cilacap, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Haryadi N untuk Muhamad Ridlo)

Hidrosefalus adalah kondisi yang ditandai oleh ukuran kepala bayi yang membesar secara tidak normal. Kondisi ini bisa terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam rongga ventrikel otak. Jadi, bisa dikatakan bahwa hidrosefalus adalah penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak (ventrikel) sehingga menyebabkan otak membengkak.

Penumpukan cairan sebrospinal tersebut harus segera ditangani, karena apabila diabaikan sudah pasti mengekibatkan kerusakan otak, keterbatasan mental dan fisik anak, bahkan mampu berujung kematian. Dalam kondisi normal, seharusnya cairan otak atau cerebrospinal fluid mengalir di beberapa rongga di otak bayi hingga keluar menuju tengkorak dan tulang belakang. Kemudian cairan tersebut dibuang melalui aliran darah.

Gejala Umum Hidrosefalus pada Bayi

8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Ilustrasi bayi rewel. | pexels.com/@laura-garcia-1667452

Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan lingkar kepala yang cepat membesar. Selain itu, akan muncul benjolan yang terasa lunak di ubun-ubun kepala. Selain perubahan ukuran kepala, gejala hidrosefalus yang dapat dialami bayi dengan hidrosefalus adalah:

1. Rewel

2. Mudah mengantuk

3. Tidak mau menyusu

4. Muntah

5. Pertumbuhan terhambat

6. Kejang

7. Kulit kepala yang tipis dan mengkilap dengan aliran darah vena yang mudah terlihat

8. Ukuran besar kepala tidak normal

9. Pandangan mata ke bawah

10. Otot melemah

Penyebab Hidrosefalus pada Bayi

8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Virus Rubella

Berikut ini beberapa penyebab hidrosefalus pada bayi yang perlu diketahui oleh orang tua, antara lain:

1. Kekurangan Asam Folat

Penyebab hidrosefalus pada bayi adalah kekurangan asam folat. Itulah mengapa banyak produk susu ibu hamil yang iklannya dengan menggadang-gadang kata “asam folat”. Karena ia dipercaya memiliki peran penting dalam fase pembentukan sistem saraf pusat, serta mencegah terjadinya kecacatan pada bayi.

2. Kelainan Bawaan

Hidrosefalus biasanya terjadi karena kelainan bawaan yang disebabkan oleh infeksi toksoplasmosis di dalam kandungan. Infeksi ini mampu menembus janin, mengakibatkan peradangan otak, serta menginfeksi jaringan saraf otak.

3. Cacat

Hidrosefalus juga bisa disebabkan karena adanya cacat bawaan di mana tulang belakang bayi tidak dapat menutup sempurna selama dalam kandungan, sehingga menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak yang tidak seimbang.

4. Virus Rubella

Penyebab hidrosefalus yang lainnya adalah virus rubella. Adanya infeksi tertentu selama masa kehamilan yang mampu memicu peradangan pada otak janin, seperti rubella (campak Jerman) atau sifilis.

5. Genetik

Adakalanya kelainan cacat bawaan seperti turunan gen menjadi penyebab hidrosefalus pada bayi yang selanjutnya. Untuk itu, lakukanlah pemeriksaan teratur guna mendeteksi sejak awal, serta mampu mengatasi dengan cepat.

6. Produksi Likuor Berlebihan

Penyebab hidrosefalus yang lainnya adalah produksi likuor yang berlebih. Kondisi ini termasuk penyebab paling jarang dari kasus hidrosefalus, sehingga tidak banyak terulas. Keadaan ini disebabkan adanya tumor pleksus koroid, namun ada pula yang terjadi karena hipervitaminosis vitamin A.

7. Kelainan Saraf

Penyebab hidrosefalus selanjutnya dapat berupa aliran cairan serebrospinal yang terhambat pada system saraf. Hal ini dapat terjadi tanpa sepengetahuan dan tidak disadari oleh sang ibu selama proses kehamilan. Saat ini ada banyak metode canggih USG untuk mendeteksi perkembangan janin dalam kandungan dengan lebih akurat. Sehingga mampu mencegah terjadinya kelainan hidrosefalus atau kemungkinan penyakit lain pada bayi.

8. Kelahiran Prematur

Penyebab hidrosefalus pada bayi yang lainnya adalah kelahiran prematur. Hal ini dapat membuat risiko perdarahan otak yang berujung pada hidrosefalus meningkat.

Cara Mengobati Hidrosefalus pada Bayi

8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Ilustrasi operasi. (pixabay)

Hidrosefalus ditangani dengan cara operasi. Tujuannya adalah mengembalikan dan menjaga kadar cairan di dalam otak. Metode operasi yang biasanya diterapkan pada pasien hidrosefalus adalah:

1. Operasi pemasangan shunt

Shunt adalah selang khusus yang dipasang di dalam kepala untuk mengalirkan cairan otak ke bagian lain di tubuh, agar mudah terserap ke dalam aliran darah. Bagian tubuh yang dipilih untuk mengalirkan cairan otak adalah rongga perut. Operasi ini juga disebut dengan nama VP shunt. Beberapa penderita hidrosefalus bisa memerlukan shunt untuk seumur hidupnya. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin perlu dilakukan, guna memastikan shunt tetap bekerja dengan baik.

2. Endoscopic third ventriculostomy (ETV)

ETV dilakukan dengan membuat lubang baru di dalam rongga otak, agar cairan di dalam otak bisa mengalir ke luar. Prosedur ini sering kali diterapkan pada hidrosefalus yang disebabkan oleh penyumbatan di dalam rongga otak.

Cara Mencegah Hidrosefalus

8 Penyebab Hidrosefalus pada Bayi, Kenali Gejala dan Pencegahannya
Seorang ibu menggendong bayinya saat petugas kesehatan memberikan vaksin polio di sebuah Pukesmas di Banda Aceh, Aceh, Senin (15/6/2020). Memasuki tatanan normal baru, pelayanan imunisasi anak kembali dibuka setelah sebelumnya sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Bagi para calon ibu maupun ibu hamil, perhatikanlah langkah-langkah pencegahan hidrosefalus pada janin dan bayi anda kelak. Dikarenakan ada banyak sekali resiko medis yang dapat menimpa selama proses kehamilan, salah satunya ialah hidrosefalus. Menjaga kesehatan ibu dan janin agar tetap sehat, menjadi tanggung jawab keluarga bersama. Berikut ini beberapa cara mencegah terjadinya hidrosefalus pada bayi anda adalah:

1. Imunisasi Secara Lengkap

Pemberian imunisasi pada ibu hamil dan bayi merupakan pencegahan segala penyakit, terutama hidrosefalus. Salah satunya ialah pemberian vaksin MMR yang mencegah munculnya demam campak, rubella, dan beguk. Terutama rubella, yang terkenal sebagai momok utama penyebaran penyakit pada janin dan bayi.

2. Kontrol Berkala

Lakukanlah control pemeriksaan ke dokter secara berkala sesuai aturan jadwal, agar bila ada infeksi virus, dapat diketahui dan ditangani segera. Pemantauan secara rutin sangat dianjurkan guna memantau perkembangan janin di dalam tubuh bunda.

3. Asupan Gizi yang Seimbang

Mengonsumsi banyak makanan bergizi sebaiknya dilakukan sejak sebelum kehamilan, supaya kantong calon tempat tinggal janin kelak pun lebih sehat dan kuat.Asupan gizi yang seimbang sudah pasti akan memastikan ibu hamil selalu dalam keadaan prima, serta berpengaruh besar terhadap perkembangan normal janin.

4. Menjaga Kebersihan

Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, bahwa hidrosefalus banyak diakibatkan oleh virus. Naah, sebagai bentuk mencegah penyakit tersebut, pastikan untuk menjaga kebersihan lingkungan dari kotoran-kotoran yang menjadi sarang para kuman, virus, dan bakteri.

5. Mencegah Cedera Kepala Bayi

Peran orangtua dalam mengawasi anak-anak sangatlah diperlukan, guna mencegah terjadinya kelainan pada saraf yang bisa berakibat fatal seperti hidrosefalus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya