Bahaya Depresi Berat Menurut Kemenkes RI, Begini Cara Menyembuhkannya

Bahaya depresi sangat serius dan dapat berdampak fatal ketika seseorang sampai pada titik menyakiti diri sendiri atau memilih untuk bunuh diri.

oleh Laudia Tysara diperbarui 27 Jul 2023, 13:45 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2023, 13:45 WIB
Depresi
Seorang wanita menutupi wajahnya dengan menekuk lutut karena sedang bersedih. (Foto: Foundry Co dari Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Depresi merupakan masalah kesehatan mental sangat serius, yang mendapat perhatian dari berbagai organisasi kesehatan di seluruh dunia. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), depresi menempati peringkat ke-4 sebagai penyakit yang paling umum di dunia dan diprediksi akan menjadi masalah utama dalam gangguan kesehatan.

Bahaya depresi sangat serius dan dapat berdampak fatal ketika seseorang sampai pada titik menyakiti diri sendiri atau bahkan memilih untuk bunuh diri. Depresi bisa menyebabkan individu merasa terjebak dalam siklus pikiran negatif yang tak berujung, kehilangan harapan, dan merasa tidak ada jalan keluar dari penderitaan emosional yang dialami.

Penting untuk diingat bahwa depresi adalah kondisi medis yang membutuhkan perawatan profesional. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami depresi dan menunjukkan tanda-tanda menyakiti diri atau memiliki pemikiran bunuh diri, segera cari bantuan dari tenaga kesehatan, psikolog, atau lembaga krisis kesehatan mental. Mendapatkan bantuan dan dukungan pada tahap awal dapat membantu mencegah bahaya yang lebih serius.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang bahaya depresi yang dimaksudkan, lengkap cara menyembuhkannya, Kamis (27/7/2023).

Menyakiti Diri hingga Bunuh Diri

Anak depresi
Seorang anak membawa boneka dan memilih bermain sendiri karena mengalami depresi. copyright pexels.com/pixabay.com

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mendefinisikan depresi sebagai penyakit yang ditandai dengan perasaan sedih yang berkepanjangan dan hilangnya minat terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan. Gejala depresi dapat sangat beragam, termasuk perasaan tidak berguna, yang umum terjadi putus asa, dan tanpa harapan.

Bahaya depresi yang harus diwaspadai adalah bunuh diri. Gejala depresi ditandai oleh perasaan sedih yang mendalam, perasaan malas, menarik diri dari hubungan sosial, dan gangguan tidur seperti sulit tidur atau terbangun dini. Gangguan psikomotor seperti perasaan tidak bertenaga juga dapat terjadi, begitu pula dengan penurunan nafsu makan dan gairah seksual.

Pada tingkat depresi yang lebih berat, seseorang bahkan bisa merasa frustasi dan berpikir untuk menyakiti diri sendiri atau bahkan bunuh diri. Menghimpun data dari Kemenkes RI menunjukkan bahwa sekitar 55% orang dengan depresi memiliki pemikiran untuk bunuh diri, sehingga perlu diwaspadai dengan serius.

Psikolog klinis Ratih Ibrahim, melansir dari Antaranews menegaskan pentingnya mengatasi depresi dengan serius, karena jika tidak ditangani dengan baik, depresi bisa berkembang menjadi gangguan depresi mayor (MDD) yang berisiko tinggi terhadap pemikiran untuk bunuh diri.

Dampak Depresi Lainnya

Bahaya depresi berat, mengarah pada keputusan untuk bunuh diri. Selain itu, dampak depresi juga memengaruhi kesehatan fisik, penurunan performa dan prestasi, kualitas hubungan dengan teman dan keluarga, serta penurunan produktivitas dan kontribusi dalam masyarakat.

Kondisi ini tentu saja berdampak negatif pada individu yang menderita depresi dan juga lingkungan sosial di sekitarnya.

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalami depresi. Gejala depresi pada anak-anak meliputi menyendiri, menjauhi teman-temannya, mudah marah, sering menangis, sulit berkonsentrasi di sekolah, dan perubahan dalam nafsu makan atau tidur. Anak-anak yang lebih muda bahkan bisa kehilangan minat bermain, sementara yang lebih besar mungkin cenderung melakukan perilaku berisiko tinggi yang sebelumnya tidak mereka lakukan.

Namun, di tengah semua kesulitan tersebut, penting untuk diingat bahwa depresi bisa disembuhkan. Kemenkes RI menyebut saraf di otak manusia bersifat elastis dan mampu beradaptasi. Maka dengan pemulihan yang tepat, termasuk berpikir positif dan mengelola kondisi secara aktif, depresi berat dapat diatasi dan individu bisa pulih sepenuhnya.

Hal ini menekankan pentingnya peran pikiran dan pola pikir dalam mengatasi depresi, karena kondisi di luar tubuh mungkin tidak dapat dikontrol, namun kontrol di dalam pikiran dapat membuat perbedaan besar dalam proses pemulihan.

Cara Menyembuhkan Depresi

ilustrasi depresi psikotik/unsplash
Wanita berkacamata ini menangis di kamar karena merasa depresi/unsplash

Cara menyembuhkan depresi menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melibatkan berbagai langkah yang dapat diambil, baik oleh individu yang mengalami depresi maupun oleh mereka yang tinggal bersama orang yang mengalami depresi. Di antaranya:

1. Membicarakannya

  1. Pertama, dia diajak untuk berbicara dengan orang yang dipercaya mengenai perasaannya, sehingga dapat merasa didukung dan terbuka tentang apa yang sedang dialami.
  2. Selanjutnya, mencari bantuan profesional menjadi langkah yang sangat penting.
  3. Mengunjungi tenaga kesehatan dan berkonsultasi dengan dokter dapat membantu dalam menetapkan diagnosis dan perencanaan perawatan yang tepat.
  4. Selain itu, menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman, dan orang sekitar juga memiliki peran penting dalam proses penyembuhan, karena dukungan sosial dapat memberikan rasa empati dan dukungan yang sangat dibutuhkan.

2. Melakukan aktivitas bermanfaat

  1. Olahraga secara teratur, meskipun dalam bentuk olahraga ringan, merupakan hal lain yang disarankan dalam mengatasi depresi.
  2. Aktivitas fisik dapat meningkatkan produksi hormon endorfin, yang dapat meningkatkan suasana hati.
  3. Selain itu, menjaga pola makan dan tidur yang teratur juga dianjurkan, karena gangguan tidur dan pola makan yang tidak sehat dapat memperburuk depresi.

3. Menghindari alkohol dan narkoba

  1. Perlu dihindari penggunaan alkohol dan narkoba, karena kedua zat ini dapat memperparah kondisi depresi.
  2. Selanjutnya, meskipun mungkin merasa kehilangan minat, tetap melakukan hal-hal yang biasa dinikmati dapat membantu memulihkan minat dan semangat hidup.
  3. Selama proses pemulihan, tetap waspada terhadap pikiran-pikiran negatif yang terus muncul dan kritik diri yang berlebihan.
  4. Upayakan untuk menggantikan pikiran-pikiran tersebut dengan pikiran-pikiran positif yang memberi semangat dan penguatan pada diri sendiri.

Bagi mereka yang tinggal bersama seseorang yang mengalami depresi, juga ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memberikan dukungan dan membantu proses penyembuhan.

4. Mendengarkan dan menawarkan bantuan

  1. Pertama-tama, jangan ragu untuk menawarkan bantuan, mendengarkan tanpa menghakimi, dan menyediakan dukungan emosional.
  2. Selanjutnya, upayakan untuk memahami lebih banyak tentang depresi dan bagaimana cara menghadapinya.
  3. Bantu dan dorong orang yang mengalami depresi untuk mencari bantuan profesional, dan jika ada resep obat yang diberikan, bantu untuk memastikan obat diminum sesuai anjuran.

Tetap bersabarlah, karena pemulihan dari depresi bisa memerlukan waktu beberapa minggu atau bahkan lebih. Selain itu, pastikan bahwa mereka yang mengalami depresi tetap menjalankan tugas harian, makan dan tidur teratur, dan didorong untuk berolahraga dan melakukan kegiatan sosial yang dapat membantu meningkatkan suasana hati.

5. Mengamankan benda-benda berisiko

Bila orang yang mengalami depresi mengutarakan atau menunjukkan niatan untuk melukai diri sendiri, segera carilah bantuan dari layanan darurat atau tenaga kesehatan yang tepat, seperti konselor, psikolog, atau psikiater. Penting juga untuk mengamankan benda-benda yang berisiko, seperti obat-obatan, benda tajam, dan senjata lainnya.

 

Ketika Anak-Anak yang Mengalami

Depresi anak akibat KDRT
Seorang anak laki-laki dengan wajah babak belur karena berkelahi. (pexels.com/cottonbro)

Bagi orang tua yang memiliki anak yang mengalami depresi, perlu diperhatikan beberapa hal khusus. Kemenkes RI merekomendasikan cara sebagai berikut:

  1. Membicarakannya dengan anak. Obrolkan secara terbuka dengan anak tentang kegiatannya dan perasaannya, sehingga dapat lebih memahami apa yang sedang dia alami. Bicarakan juga dengan orang lain yang mengenal anak secara baik untuk mendapatkan sudut pandang lain.
  2. Meminta bantuan profesional. Bantuan dari tenaga kesehatan profesional sangat dianjurkan, seperti konselor, psikolog, atau psikiater, untuk membantu mengatasi depresi pada anak. Lindungi anak dari tekanan yang terlalu berat sesuai dengan usianya, serta hindari perlakuan yang merusak mental dan kekerasan. Perhatikan kesehatan fisik dan mental anak, terutama saat ada perubahan besar dalam hidupnya, seperti pindah sekolah atau masa puber.
  3. Memperhatikan kualitas hidupnya. Selalu pastikan anak mendapatkan cukup tidur, makan dengan teratur, aktif secara fisik, dan melakukan kegiatan yang disukai. Luangkan waktu berkualitas dengan anak dan jangan ragu untuk mencari bantuan dari tenaga profesional jika anak menunjukkan niatan atau perilaku yang berbahaya.

Ketika ibu depresi pasca melahirkan

  1. Membicarakannya dengan orang terdekat. Ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan, penting untuk berbicara dengan orang-orang terdekat dan meminta dukungan dari mereka. Jaga hubungan baik dengan keluarga dan manfaatkan waktu untuk bersama mereka.
  2. Meluangkan waktu di luar ruangan. Luangkan waktu di luar ruangan dengan bayi, jika memungkinkan, karena ini dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi.
  3. Mencari dukungan dari ibu lain. Carilah dukungan dari ibu-ibu lain yang mungkin memiliki pengalaman serupa, dan jangan ragu untuk berbicara dengan tenaga kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan yang sesuai dengan situasi ibu. Jika terlintas pikiran untuk melukai diri sendiri atau bayi, segera cari bantuan dari tenaga profesional untuk mencegahnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya