Liputan6.com, Jakarta Membaca contoh teks eksplanasi tentang fenomena alam memiliki manfaat yang penting dalam meningkatkan pemahaman kita tentang alam dan proses-proses yang terjadi di dalamnya. Selain itu, membaca contoh teks eksplanasi tentang fenomena alam memiliki manfaat yang signifikan dalam membantu kita menulis jenis teks serupa.
Baca Juga
Advertisement
Contoh teks eksplanasi tentang fenomena alam adalah jenis teks yang bertujuan untuk menjelaskan atau menguraikan secara detail suatu fenomena alam yang terjadi di alam semesta.
Teks ini mengungkapkan informasi mengenai proses, penyebab, dampak, dan karakteristik dari fenomena alam tersebut. Tujuannya adalah memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada pembaca mengenai berbagai aspek ilmiah yang terkait dengan fenomena alam tertentu.
Contoh teks eksplanasi tentang fenomena alam biasanya membahas topik-topik seperti cuaca dan iklim, gerhana, hujan, dan sebagainya. Untuk memahami bagaimana contoh teks eksplanasi tentang fenomena alam, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (23/8/2023).
Struktur Teks Eksplanasi
Sebelum membahas lebih jauh tentang teks eksplanasi tentang fenomena alam, penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu mengenai struktur teks eksplanasi itu sendiri. Struktur teks eksplanasi mengikuti pola yang teratur untuk memberikan pemahaman yang jelas dan sistematis terhadap suatu fenomena atau topik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai setiap bagian struktur teks eksplanasi:
1. Pernyataan Umum
Bagian ini merupakan pendahuluan dari teks eksplanasi dan berisi pernyataan umum yang memberikan gambaran tentang topik yang akan dijelaskan. Pernyataan umum ini biasanya berupa kalimat pembuka yang menarik perhatian pembaca dan merangkum secara singkat apa yang akan dijelaskan dalam teks.
2. Deretan Penjelasan
Ini adalah bagian utama teks eksplanasi yang berisi serangkaian penjelasan mendalam mengenai topik yang sedang dijelaskan. Setiap penjelasan menguraikan secara rinci tentang proses, mekanisme, atau faktor-faktor yang terkait dengan fenomena atau topik tersebut. Penjelasan ini biasanya diberikan dalam bentuk paragraf-paragraf yang mengandung informasi terperinci dan ilmiah.
3. Kesimpulan
Bagian ini menutup teks eksplanasi dengan merangkum inti dari penjelasan yang telah diberikan. Kesimpulan dapat berupa interpretasi, tanggapan, atau pandangan pribadi penulis terhadap fenomena yang dijelaskan. Hal ini memberikan pemahaman lebih dalam dan memberikan sudut pandang penulis terhadap relevansi atau dampak fenomena tersebut.
Penting untuk diingat bahwa teks eksplanasi ditulis dengan tujuan memberikan informasi yang akurat dan dapat dipahami kepada pembaca. Struktur yang teratur dan logis membantu pembaca mengikuti alur penjelasan dengan baik. Teks eksplanasi juga dapat diperkaya dengan menggunakan contoh konkret, grafik, atau ilustrasi untuk memperjelas penjelasan yang diberikan.
Dengan mengikuti struktur tersebut, teks eksplanasi dapat disusun secara efektif sehingga pembaca dapat memahami fenomena alam atau topik lainnya dengan lebih baik.
Advertisement
Ciri-Ciri Teks Eksplanasi
Contoh teks eksplanasi tentang fenomena alam tentu memiliki perbedaan dari jenis teks lain. Perbedaan teks eksplanasi dari teks lain dapat dilihat dari ciri-cirinya. Adapun ciri-ciri dari teks eksplanasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Memberikan Informasi
Teks eksplanasi ditulis dengan tujuan memberikan informasi, pengertian, atau pengetahuan kepada pembaca. Fokus utamanya adalah untuk menjelaskan suatu fenomena atau topik secara terperinci dan akurat.
2. Menjawab Pertanyaan Apa, Mengapa, dan Bagaimana
Teks eksplanasi cenderung menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti "apa itu," "mengapa hal ini terjadi," dan "bagaimana prosesnya." Ini memungkinkan pembaca untuk memahami aspek-aspek penting dari fenomena yang dijelaskan.
3. Gaya Lugas dan Bahasa Baku
Gaya penulisan teks eksplanasi cenderung lugas, jelas, dan tidak mengandung kebingungan. Bahasa yang digunakan bersifat baku, formal, dan ilmiah, sehingga dapat memastikan informasi disampaikan dengan tepat dan jelas.
4. Susunan Logis
Teks eksplanasi umumnya disusun dengan susunan logis yang mengikuti alur penjelasan. Informasi disusun secara sistematis untuk memudahkan pemahaman pembaca.
5. Penggunaan Penunjuk Keterangan
Teks eksplanasi sering menggunakan penunjuk keterangan waktu seperti "sebelum," "kemudian," dan "setelah itu," serta penunjuk keterangan cara seperti "dengan cara," "melalui," dan "dengan menggunakan." Konjungsi kronologis dan kausalitas juga digunakan untuk menghubungkan informasi dan menjelaskan alur sebab-akibat.
6. Data, Fakta, dan Opini Logis
Teks eksplanasi mengandung data dan fakta yang mendukung penjelasan. Opini yang disampaikan bersifat logis dan didukung oleh informasi yang relevan.
7. Sifat Faktual dan Ilmiah
Teks eksplanasi mengandung informasi yang faktual dan berbasis ilmiah. Setiap informasi yang disajikan memiliki dasar yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan.
8. Penggunaan Konjungsi Kausalitas dan Kronologis
Konjungsi kausalitas (hubungan sebab-akibat) dan kronologis (urutan waktu) sering digunakan dalam teks eksplanasi. Hal ini membantu menggambarkan hubungan antara peristiwa atau konsep yang dijelaskan.
Dengan memahami ciri-ciri ini, pembaca dapat mengenali dan memahami teks eksplanasi dengan lebih baik. Teks eksplanasi memberikan informasi yang jelas dan mendalam tentang fenomena alam atau topik lainnya, sehingga pembaca dapat memperoleh pemahaman yang lebih lengkap dan ilmiah.
Contoh Teks Eksplanasi tentang Fenomena Alam Proses Terjadinya Hujan
Proses Terjadinya Hujan: Evaporasi, Kondensasi, dan Presipitasi
Dalam ilmu geografi, hujan bukanlah sekadar turunnya air ke permukaan bumi, tetapi merupakan hasil dari proses alam yang kompleks. Proses terjadinya hujan melibatkan beberapa tahapan utama yang saling berhubungan, yaitu evaporasi, kondensasi, dan presipitasi.
Tahap pertama adalah evaporasi, di mana air berubah dari bentuk cair menjadi uap. Ini terjadi saat matahari memanaskan permukaan air, seperti laut, sungai, dan danau. Panas matahari mengakibatkan molekul air bergerak dengan lebih cepat, dan beberapa di antaranya melepaskan diri sebagai uap air ke atmosfer. Semakin tinggi suhu dan intensitas panas matahari, semakin banyak air yang menguap.
Uap air yang terbentuk selama evaporasi naik ke atmosfer dan membentuk awan. Inilah tahap kondensasi. Ketika uap air naik ke ketinggian tertentu, suhu di sekitarnya menjadi lebih rendah. Akibatnya, uap air mengembun dan berubah menjadi partikel es yang sangat kecil. Partikel-partikel es ini menyatu membentuk awan di atmosfer.
Tahap terakhir adalah presipitasi. Pada tahap ini, awan yang terbentuk mulai bergerak dan tertiup oleh angin. Awan-awan yang mengandung partikel-partikel air atau es ini berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ketika suhu di daerah tertentu menjadi lebih hangat, partikel es di dalam awan mulai mencair dan bergabung membentuk butiran air yang lebih besar.
Butiran-butiran air yang telah terbentuk jatuh dari awan dan menciptakan hujan. Hujan ini membasahi permukaan bumi, menghidrasi tanaman, mengisi sungai, dan berperan penting dalam berbagai proses alam. Selanjutnya, air yang meresap ke dalam tanah juga akan kembali berpartisipasi dalam siklus hidrologi, mengalir ke sungai atau sumur, dan mungkin akan menguap kembali ke atmosfer melalui proses evaporasi, melengkapi siklus tersebut.
Dalam keseluruhan, tahapan-tahapan ini—evaporasi, kondensasi, dan presipitasi—berperan dalam menciptakan hujan yang kita saksikan turun dari langit. Proses ini bukan hanya suatu fenomena sederhana, tetapi merupakan bagian integral dari siklus hidrologi yang terus berlangsung di bumi kita.
Advertisement
Contoh Teks Eksplanasi tentang Fenomena Alam Tanah Longsor
Faktor Penyebab Tanah Longsor
Tanah longsor adalah salah satu bencana alam yang sering menghantui Indonesia. Bencana ini terjadi akibat pergerakan tanah dari bagian atas yang dapat menimpa atau menimbun benda-benda di bawahnya. Lokasi yang sering terkena tanah longsor adalah daerah pegunungan atau perbukitan, terutama saat musim hujan. Namun, bencana ini juga bisa terjadi di dataran rendah karena faktor-faktor tertentu.
Penyebab utama terjadinya tanah longsor adalah curah hujan yang tinggi dan berlangsung dalam waktu lama. Pada musim kemarau, tanah menjadi kering dan retak-retak akan muncul di permukaannya. Saat hujan turun, retakan ini akan terisi air hingga mencapai titik jenuh. Struktur tanah yang tidak mampu menahan banyaknya air akan mulai bergeser ke bawah, mengakibatkan tanah longsor.
Perlu dicatat bahwa berbagai jenis tanah memiliki struktur yang berbeda-beda. Tanah dengan struktur tipis dan tidak tebal lebih rentan mengalami longsor. Misalnya, tanah lempung yang memiliki tekstur lembek menjadi lebih mudah tergeser. Selain itu, tanah liat cenderung retak jika terpapar panas dan menjadi lembek saat terkena hujan deras.
Selain faktor alam, aktivitas manusia juga dapat menjadi penyebab tanah longsor. Deforestasi atau penebangan liar mengganggu sirkulasi air dalam tanah. Air yang semestinya diserap oleh vegetasi malah masuk ke dalam tanah, menyebabkan struktur tanah menjadi tidak stabil.
Secara kesimpulan, tanah longsor dipengaruhi oleh banyak faktor, baik alam maupun manusia. Meskipun begitu, pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran akan lingkungan. Tindakan seperti melarang pembakaran hutan, menghentikan penebangan liar, dan melakukan reboisasi adalah langkah-langkah awal yang efektif dalam mencegah bencana tanah longsor.
Contoh Teks Eksplanasi tentang Fenomena Alam Banjir
Faktor Penyebab Banjir
Banjir adalah fenomena alam yang sering terjadi dan dapat memiliki dampak besar pada lingkungan dan masyarakat. Fenomena ini terjadi ketika air sungai atau aliran air lainnya meluap dan melebihi kapasitas normalnya, menggenangi daerah-daerah sekitarnya. Penyebab banjir bisa bermacam-macam, baik karena faktor alam maupun tindakan manusia.
Banjir merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara pasokan air dan kapasitas saluran air untuk menampungnya. Curah hujan yang tinggi dalam waktu singkat menjadi penyebab utama banjir. Di daerah-daerah yang curah hujannya tinggi, aliran sungai bisa cepat membesar dan meluap, terutama jika kondisi tanah tidak bisa menyerap air dengan cepat.
Proses terjadinya banjir dimulai dengan curah hujan yang tinggi. Air hujan yang jatuh ke tanah akan mengalir ke sungai atau aliran air lainnya. Jika curah hujan sangat tinggi dalam waktu singkat, saluran air tidak mampu menampung aliran air yang cepat. Ini menyebabkan air meluap dari saluran, menggenangi daerah-daerah di sekitarnya.
Selain itu, faktor alam seperti perubahan musim juga dapat berperan dalam terjadinya banjir. Pada musim penghujan, jumlah air yang mengalir ke sungai lebih banyak dibandingkan pada musim kemarau. Kondisi ini dapat menyebabkan sungai meluap dan menyebabkan banjir.
Faktor manusia juga berkontribusi terhadap banjir. Pembangunan yang tidak teratur dan penutupan lahan dengan permukaan keras seperti aspal atau beton dapat mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air. Pembuangan sampah sembarangan juga dapat menyumbat saluran air dan memperlambat aliran air.
Banjir adalah fenomena alam yang terjadi karena ketidakseimbangan antara pasokan air dan kapasitas saluran air. Faktor alam seperti curah hujan tinggi dan perubahan musim, serta faktor manusia seperti pembangunan tidak teratur dan pembuangan sampah, dapat berkontribusi pada terjadinya banjir. Upaya pengelolaan air, perencanaan tata kota yang baik, serta kesadaran dalam menjaga lingkungan adalah langkah-langkah penting untuk mengurangi risiko dan dampak buruk dari bencana banjir.
Advertisement
Contoh Teks Eksplanasi tentang Fenomena Alam Gerhana Matahari
Proses Terjadinya Gerhana Matahari
Gerhana matahari adalah fenomena alam yang memukau di mana matahari terhalang oleh bulan secara sebagian atau total. Fenomena ini terjadi ketika bulan berada di antara matahari dan bumi dalam satu garis lurus. Proses gerhana matahari merupakan hasil dari pergerakan orbit bulan mengelilingi bumi dan pergerakan bumi mengelilingi matahari. Meskipun gerhana matahari terjadi secara berkala, momen terjadinya tetaplah istimewa dan hanya dapat diamati di wilayah-wilayah tertentu di bumi.
Ada dua jenis utama gerhana matahari: gerhana matahari sebagian dan gerhana matahari total. Pada gerhana matahari sebagian, bulan tidak sepenuhnya menutupi matahari, melainkan hanya menutupi sebagian cakram matahari. Ini terjadi karena ukuran dan jarak relatif antara matahari, bulan, dan bumi. Ketika bulan bergerak di antara matahari dan bumi, bayangan bulan jatuh ke permukaan bumi dan mengakibatkan penutupan sebagian cahaya matahari.
Di sisi lain, gerhana matahari total terjadi saat bulan sepenuhnya menutupi matahari. Fenomena ini terjadi ketika bulan berada sangat dekat dengan bumi, dan ukuran cakram bulan sama atau bahkan lebih besar daripada matahari. Saat ini, cahaya matahari sepenuhnya terhalang oleh bayangan bulan, dan daerah yang berada di bawah bayangan ini mengalami kegelapan total yang dikenal sebagai korona.
Gerhana matahari total menjadi salah satu momen langka dan menakjubkan. Hanya dalam beberapa wilayah tertentu di bumi, orang dapat menyaksikan langit tiba-tiba menjadi gelap di siang hari dan korona matahari yang indah muncul di sekitar bulan yang menutupi matahari. Keunikan dan keindahannya menjadikan gerhana matahari sebagai peristiwa yang dinantikan dan dihargai oleh para pengamat alam di seluruh dunia.