Merasa Mudah Tersinggung? Coba Cari Tahu Penyebabnya dan Cara Mengatasinya

Sikap mudah tersinggung tidak hanya merugikan individu yang memiliki sikap tersebut, tetapi juga mengganggu orang-orang di sekitarnya.

oleh Fitriyani Puspa Samodra diperbarui 09 Jan 2024, 20:55 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2024, 20:55 WIB
Ekspresi Marah
Ilustrasi Ekspresi Marah Credit: pexels.com/Anova

Liputan6.com, Jakarta Sikap mudah tersinggung seringkali dapat merugikan, terutama dalam era media sosial dan interaksi sehari-hari. Banyak dari kita pernah merasa tersinggung oleh komentar teman dekat atau komentar sembarangan di platform media sosial. Bahkan, kita bisa merasa tersinggung oleh komentar seseorang meskipun sebenarnya orang tersebut tidak bermaksud menyakiti kita.

Meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa kata-kata dan tindakan tertentu bisa menyakiti perasaan, namun pengambilan rasa tersinggung lebih kompleks daripada itu.  Sayangnya, daripada belajar cara menghadapi konflik kecil atau perbedaan pendapat, banyak orang lebih memilih mencari pembenaran atas responnya yang terlalu sensitif.

Sikap mudah tersinggung tidak hanya merugikan individu yang memiliki sikap tersebut, tetapi juga mengganggu orang-orang di sekitarnya. Dengan memberikan perhatian berlebih pada respons terhadap hal-hal sepele, kita menciptakan lingkungan di mana konflik kecil dianggap sebagai ancaman serius. Ini dapat menghambat kemampuan kita untuk belajar dari perbedaan pendapat. 

Berikut ulasan lebih lanjut tentang sikap mudah tersinggung beserta penyebab dan cara mengatasinya, dirangkum Luputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (9/1/2024).

Bagaimana Sesuatu dapat Menyinggung

Ilustrasi sedang marah (pixabay)
Ilustrasi sedang marah (pixabay)

Sikap mudah tersinggung seringkali menjadi persoalan yang rumit dalam interaksi sosial. Ketersinggungan seringkali melibatkan pengalaman emosi negatif akibat kata atau tindakan yang bertentangan dengan harapan dan keyakinan kita tentang perilaku yang benar, sesuai, moral, dan dapat diterima. Merasa tersinggung atau menyebut sesuatu sebagai menyinggung berakar pada harapan-harapan tersebut yang mengatur interaksi sehari-hari kita.

Dalam penelitian di bidang hubungan interpersonal, harapan-harapan ini cenderung terbentuk dalam konteks hubungan kita dengan orang lain. Ketika harapan-harapan ini dilanggar, kita cenderung merasa tersinggung. Ada tiga jenis harapan interpersonal, yaitu "harapan keterlihatan," "harapan saling menguntungkan," dan "harapan kesetaraan."

Penting untuk dicatat bahwa ketersinggungan tidak hanya terjadi dalam hubungan personal, tetapi juga dapat muncul terhadap komentar di media sosial yang merendahkan atau mempertanyakan nilai kita. Seperti nasionalitas, sikap politik, atau agama.

Penilaian yang dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan kita, menjadi tolok ukur dalam mengevaluasi orang lain, termasuk mereka yang tidak kita kenal dengan baik. Nilai-nilai ini menjadi bagian penting dari identitas kita, memberi kita rasa hak untuk merasa tersinggung karena kita percaya bahwa nilai-nilai tersebut penting dan seharusnya dihormati.

Penelitian menunjukkan bahwa harapan, nilai, dan keyakinan kita didasarkan pada pengalaman sebelumnya yang terakumulasi sepanjang hidup kita. Ini menjelaskan mengapa orang merasa tersinggung atas berbagai alasan. Konteks pribadi, seperti pengalaman bullying di sekolah, dapat mempengaruhi reaksi seseorang terhadap suatu pernyataan atau tindakan.

Dalam era media sosial, banyak ketegangan dan ketersinggungan terjadi karena orang merasa tersinggung oleh apa yang mereka anggap sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai mereka. Hal ini memuncak ketika beberapa orang merespons secara kasar sebagai bentuk pembelaan terhadap nilai-nilai mereka, menciptakan lingkaran setan yang tak berujung dalam menyebabkan dan merasa tersinggung.

Jika Anda khawatir menyebabkan ketersinggungan, cobalah untuk memahami perspektif orang yang Anda ajak bicara. Apa yang seharusnya mereka harapkan dari Anda, dan apakah Anda memperlakukan mereka dengan adil? Sebaliknya, jika Anda merasa mudah tersinggung, pertimbangkan apa yang tidak diketahui orang yang menyebabkan ketidaknyamanan tersebut. 

Daripada marah terus-menerus, pertimbangkan bahwa mereka mungkin memiliki pengalaman traumatis terkait hal tersebut. Meskipun Anda mungkin tidak setuju dengan pendapat orang lain, kemungkinan besar Anda dapat merasa lega karena menyadari bahwa ketersinggungan Anda mungkin berakar dari pengalaman dan pandangan dunia yang berbeda-beda yang dimiliki setiap individu.

Ketersinggungan adalah Pilihan

membentak
Ilustrasi tersinggung. (Foto: Unsplash/Julien L)

Merasa tersinggung oleh perkataan atau tindakan seseorang adalah sebuah pilihan. Hal ini dapat memiliki dampak yang mendalam pada kesejahteraan mental dan rasa nilai diri Anda. Kebiasaan mudah tersinggung dapat membawa konsekuensi serius, termasuk konflik dengan orang lain atau membuat orang lain merasa harus berhati-hati di sekitar orang yang mudah tersinggung.

Selalu merasa tersinggung dan mengambil segala sesuatu secara pribadi menunjukkan tingkat hipersensitivitas yang serius dan tingkat rendahnya rasa harga diri. Dengan terus-menerus menempatkan diri dalam posisi merasa tersinggung, Anda mungkin mulai menciptakan rasa paranoid tentang bagaimana orang lain melihat Anda. Ini menunjukkan tingkat egoisme yang tinggi untuk mendengar apa yang dikatakan seseorang dan langsung berasumsi bahwa mereka menyakiti perasaan Anda.

Memilih untuk merasa tersinggung sebenarnya adalah menyatakan diri sebagai korban dengan sengaja. Sayangnya, budaya saat ini mengagungkan para korban, bahkan mereka yang menjadi korban diri sendiri. Namun, merasa tersinggung oleh hal-hal kecil justru membuat sensitivitas terhadap masalah semakin parah. Menghindari hal-hal yang membuat kita tidak nyaman atau takut hanya akan meningkatkan ketidaknyamanan dan ketakutan itu sendiri.

Terus-menerus merasa tersinggung dapat merusak kesejahteraan emosional, menciptakan ketidakamanan dalam hubungan sosial, dan bahkan berpotensi menyebabkan isolasi diri. Oleh karena itu, penting bagi individu yang cenderung mudah tersinggung untuk memahami bahwa mengambil hati adalah sebuah pilihan, dan memilih untuk melihat situasi dari sudut pandang yang lebih positif dapat membawa dampak positif pada kesehatan mental mereka.

Mengatasi Ketersinggungan

Ilustrasi marah, kesal, dendam
Ilustrasi marah, kesal, dendam. (Photo by Alex Mihai C on Unsplash)

Terdapat beberapa tindakan yang dapat diambil untuk mengubah sensitivitas orang-orang yang mudah merasa tersinggung. Memang tidak yang mengatur rasa ketersinggungan secara resmi, namun memilih untuk merasa tersinggung dapat merugikan. Orang lain merasa haus berhati-hati ketika berada di sekitar Anda, bahkan  mulai menghindari Anda secara langsung. 

Memilih pertempuran dengan bijaksana sangat penting - dan tidak semua hal harus dianggap sebagai sesuatu hal yang mengancam. Berikut langkah-langkha menghadapi ketersinggungan.

1. Jangan Asumsikan Niat Negatif

Beri orang keuntungan dari keraguan. Ketika Anda telah melatih diri untuk sering merasa tersinggung bahkan oleh hal-hal kecil, Anda mulai kehilangan kemampuan untuk mengidentifikasi apakah individu tersebut bermaksud menyakiti Anda.

2. Tersinggung Bukan Berarti Terluka

Kerugian adalah hal fisik (contohnya dipukul) atau memiliki efek di dunia nyata (contohnya kehilangan pekerjaan). Frasa "batu dan tulang bisa patah, tapi kata-kata tidak akan menyakitiku" sebaiknya menjadi mantra baru Anda.

3. Pikirkan Mengapa Anda Merasa Kesal

Luangkan waktu untuk menganalisis apa yang membuat Anda merasa kesal. Waktu dan pemikiran dapat memberi Anda perspektif yang diperlukan untuk memahami mengapa Anda bereaksi dengan merasa tersinggung.

4. Ubah Ekspektsi

Orang lain bukan pembaca pikiran. Jika Anda merasa kesal terhadap sesuatu yang mereka katakan, pahami bahwa mereka kemungkinan besar tidak merasa apa yang mereka katakan bersifat menyinggung.

5. Jangan Menganggap Semuanya Tentang Anda

Egoisme membuat orang menganggap segala sesuatu berkaitan dengan mereka. Latihan untuk menghentikan pola pikir ini. Kecuali pembicara menyatakan dengan jelas bahwa mereka berbicara tentang Anda, kemungkinan besar itu tidak ditujukan kepada Anda.

6. Diskusikan atau Biarkan Saja

Jika Anda benar-benar merasa apa yang dikatakan dengan sengaja menyinggung Anda, bicarakan dengan orang tersebut. Namun, karena lebih mungkin bahwa Anda hipersensitif terhadap suatu masalah, Anda bisa memilih untuk TIDAK merasa tersinggung dan membiarkannya pergi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya