Penelitian Ini Ungkap Kesalahan Penggunaan Emoji di Kalangan Lansia, Kerap Keliru

Penggunaan emoji di kalangan lansia yang salah.

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 26 Feb 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2024, 07:00 WIB
Penelitian Ini Ungkap Kesalahan Penggunaan Emoji di Kalangan Lansia
Penggunaan emoji di kalangan lansia yang salah. Sumber: Nypost

Liputan6.com, Jakarta Emoji adalah simbol kecil yang digunakan dalam komunikasi elektronik dan pesan teks, untuk menyampaikan ekspresi, perasaan, atau konsep tertentu. Emoji berasal dari bahasa Jepang, di mana "e" berarti gambar dan "moji" berarti karakter.

Penggunaan emoji dapat bervariasi di antara budaya dan kelompok demografis. Meskipun emoji seringkali bersifat universal, interpretasinya dapat sedikit berbeda tergantung pada konteks dan kebudayaan pengguna. 

Hal ini juga dibuktikan lewat studi oleh para peneliti di Universitas Nottingham, yang mengungkapkan bahwa orang lanjut usia memiliki kecenderungan untuk menggunakan emoji dengan cara yang salah, khususnya dalam mengekspresikan emosi seperti terkejut, takut, sedih dan marah melalui pesan teks (SMS).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pandangan terhadap emoji dapat berbeda-beda, tergantung pada faktor jenis kelamin, usia dan budaya. Berikut ini Liputan6.com merangkum dari NyPost tentang penggunaan emoji di kalangan lansia yang salah, Minggu (25/2/2024). 

 

 

 

Penelitian penggunaan emoji di kalangan lansia

Penelitian Ini Ungkap Kesalahan Penggunaan Emoji di Kalangan Lansia
Penggunaan emoji di kalangan lansia yang salah. Sumber: Nypost

Penggunaan emoji telah menjadi bagian integral dari obrolan untuk menambahkan nuansa, humor, atau konteks dalam percakapan. Namun, penelitian ini mengungkapkan bahwa persepsi terhadap emoji berbeda-beda tergantung pada faktor jenis kelamin, usia, dan budaya.

Peneliti, Yihua Chen dan Xingchen Yang, mengumpulkan data dari 253 orang dewasa Tiongkok dan 270 orang dewasa Inggris. Partisipan penelitian yang terdiri dari 51% wanita dan 49% pria dengan rentang usia antara 18 hingga 84 tahun, diuji untuk memahami perbedaan pandangan mereka terhadap emoji.

Hasil penelitian menunjukkan adanya "hubungan negatif antara usia dan keakuratan pengenalan emoji secara umum." Penelitian melibatkan presentasi setiap versi emoji dari Apple, Windows, Android, atau WeChat yang memiliki sedikit perbedaan antara satu sama lain. Enam emoji yang diuji mencakup senang, jijik, takut, sedih, terkejut dan marah.

 

Hasil menunjukan bahwa lebel emoji perempuan cenderung lebih akurat

Penelitian Ini Ungkap Kesalahan Penggunaan Emoji di Kalangan Lansia
Penggunaan emoji di kalangan lansia yang salah. Sumber: Nypost

Interesingnya, perempuan cenderung lebih akurat dalam memberikan label pada emoji untuk ikon bahagia, takut, sedih dan marah dibandingkan laki-laki. Namun, terdapat perbedaan persepsi terhadap emoji di antara individu yang dapat menyebabkan kebingungan atau interaksi yang canggung.

Dr. Hannah Howman, penulis utama studi tersebut, menyatakan bahwa "Beberapa emosi wajah yang 'universal' mungkin tidak 'universal' ketika ditransfer ke emoji." Peserta di Inggris dan Tiongkok menunjukkan perbedaan dalam pandangan mereka terhadap emoji, terutama dalam hal memberikan label pada ikon tertentu. Hasil penelitian ini memberikan penekanan pada pentingnya konteks dalam penggunaan emoji, dan para peneliti merekomendasikan penelitian lebih lanjut, untuk mengeksplorasi perbedaan individu dalam penafsiran emoji yang umum digunakan.

Sementara itu, sambil masyarakat terus menafsirkan makna setiap emoji, Apple berencana merilis 118 emoji baru pada musim semi 2024, menunjukkan bahwa perkembangan dalam dunia emoji terus berkembang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya