Liputan6.com, Jakarta Dalam era digital saat ini, kemampuan menulis dengan baik dan benar menjadi semakin penting. Namun, masih banyak ditemukan kesalahan penulisan kata yang terjadi dalam komunikasi sehari-hari, bahkan dalam tulisan formal. Kesalahan ini tidak hanya mempengaruhi kejelasan pesan yang ingin disampaikan, tetapi juga dapat mengurangi profesionalisme dalam berkomunikasi.
Penulisan kata yang salah sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman tentang kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia. Padahal, penggunaan kata baku sangat penting untuk menjaga standar berbahasa, terutama dalam konteks formal seperti penulisan akademis, surat-menyurat resmi, dan komunikasi bisnis.
Advertisement
Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang kata baku dan tidak baku, serta memberikan panduan praktis untuk menghindari kesalahan penulisan yang umum terjadi. Dengan memahami pedoman ini, Anda dapat meningkatkan kualitas tulisan dan komunikasi Anda secara signifikan.
Advertisement
Simak penjelasan selengkapnmya berikut ini sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (3/12/2024).
Memahami Kata Baku dan Tidak Baku
Dalam bahasa Indonesia, pemahaman tentang kata baku dan tidak baku menjadi fondasi penting untuk berkomunikasi dengan baik dan benar. Pengetahuan ini tidak hanya berguna untuk keperluan formal seperti menulis dokumen resmi atau makalah akademis, tetapi juga membantu kita memahami kapan harus menggunakan bahasa formal dan informal secara tepat. Mari kita pahami lebih dalam tentang kedua jenis kata ini.
1. Definisi dan Karakteristik Kata Baku
Kata baku adalah kata-kata yang penulisan dan pengucapannya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kata-kata ini telah melalui proses pembakuan atau standardisasi bahasa yang ketat. Karakteristik utama kata baku adalah konsistensi dalam penulisan, tidak terpengaruh dialek daerah, dan memiliki makna yang jelas serta dapat dipahami secara nasional. Penggunaan kata baku sangat penting dalam situasi formal seperti dalam dokumen resmi, karya ilmiah, pidato kenegaraan, dan komunikasi resmi lainnya.
2. Ciri-Ciri Kata Tidak Baku
Kata tidak baku adalah kata-kata yang bentuknya belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan. Kata-kata ini sering muncul karena berbagai faktor, seperti pengaruh bahasa daerah, bahasa asing, atau kebiasaan pengucapan yang berkembang di masyarakat. Meskipun kata tidak baku sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, penggunaannya tidak dianjurkan dalam situasi formal. Kata tidak baku biasanya memiliki ciri seperti mengandung unsur kedaerahan, merupakan bentuk yang menyimpang dari ejaan yang benar, atau merupakan hasil adaptasi yang belum sempurna dari bahasa asing.
3. Fungsi dan Penggunaan
Kata baku memiliki fungsi utama sebagai alat komunikasi resmi yang menjamin kejelasan dan ketepatan makna. Dalam konteks formal, penggunaan kata baku menunjukkan profesionalisme dan penghormatan terhadap kaidah bahasa. Sementara itu, kata tidak baku lebih sering digunakan dalam komunikasi informal atau percakapan sehari-hari karena sifatnya yang lebih santai dan akrab. Pemahaman tentang konteks penggunaan kedua jenis kata ini penting untuk memastikan komunikasi yang efektif dalam berbagai situasi.
4. Proses Pembakuan Kata
Pembakuan kata dalam bahasa Indonesia merupakan proses yang melibatkan berbagai pertimbangan linguistik. Proses ini memperhatikan aspek-aspek seperti asal-usul kata, frekuensi penggunaan, keberterimaan di masyarakat, dan kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa secara berkala melakukan pemutakhiran terhadap kata-kata baku melalui revisi KBBI dan pedoman ejaan untuk mengakomodasi perkembangan bahasa.
5. Dampak Penggunaan Kata yang Tepat
Penggunaan kata baku dan tidak baku yang tepat sesuai konteksnya membawa dampak positif dalam komunikasi. Dalam situasi formal, penggunaan kata baku menunjukkan kedisiplinan berbahasa dan membantu menciptakan komunikasi yang efektif. Sementara dalam situasi informal, penggunaan kata tidak baku dapat membangun kedekatan dan menciptakan suasana yang lebih santai dalam berkomunikasi.
Pemahaman tentang kata baku dan tidak baku merupakan keterampilan penting dalam berbahasa Indonesia. Dengan mengetahui perbedaan dan konteks penggunaan kedua jenis kata ini, kita dapat berkomunikasi secara lebih efektif dan tepat sesuai dengan situasi yang dihadapi. Yang terpenting adalah kemampuan untuk memilih dan menggunakan kata yang sesuai dengan konteks dan tujuan komunikasi.
Advertisement
Pentingnya Penggunaan Kata Baku
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, penggunaan kata baku memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kualitas dan standar berbahasa. Keberadaan kata baku tidak hanya sekadar aturan formal, tetapi juga memiliki fungsi strategis dalam membangun komunikasi yang efektif dan profesional. Berikut adalah beberapa alasan mengapa penggunaan kata baku sangat penting dalam berbahasa Indonesia.
1. Menjaga Standardisasi Bahasa
Penggunaan kata baku berperan vital dalam menjaga standardisasi bahasa Indonesia. Ketika semua pengguna bahasa mengikuti standar yang sama dalam berbahasa, komunikasi menjadi lebih mudah dan efektif. Standardisasi ini mencakup aturan penulisan, pengucapan, dan pemilihan kata yang tepat sesuai dengan KBBI dan PUEBI. Dengan adanya standar yang jelas, pengguna bahasa dapat menghindari kesalahpahaman dan meminimalkan hambatan komunikasi yang mungkin timbul akibat perbedaan interpretasi kata.
2. Meningkatkan Kejelasan Komunikasi
Kata baku membantu menciptakan komunikasi yang lebih jelas dan tepat sasaran. Dalam konteks formal seperti penulisan dokumen resmi, laporan, atau artikel ilmiah, penggunaan kata baku memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan tepat oleh pembaca. Kejelasan ini sangat penting terutama dalam dokumen hukum, perjanjian bisnis, atau publikasi akademis di mana ketepatan makna menjadi krusial. Penggunaan kata baku juga membantu menghindari ambiguitas atau makna ganda yang dapat menimbulkan kesalahpahaman.
3. Membangun Profesionalisme
Kemampuan menggunakan kata baku dengan tepat mencerminkan profesionalisme dan kredibilitas seseorang. Dalam dunia kerja, penggunaan bahasa yang baik dan benar dapat meningkatkan citra profesional dan membangun kepercayaan. Seorang profesional yang mampu berkomunikasi dengan menggunakan kata baku secara tepat akan dipandang lebih kompeten dan terpercaya. Hal ini sangat penting terutama dalam konteks komunikasi bisnis, presentasi, atau penulisan proposal.
4. Mendukung Proses Pendidikan
Dalam konteks pendidikan, penggunaan kata baku memiliki peran fundamental dalam proses pembelajaran. Para pendidik dan peserta didik perlu memahami dan menggunakan kata baku dengan benar untuk mengembangkan keterampilan berbahasa yang baik. Penggunaan kata baku dalam materi pembelajaran, buku teks, dan komunikasi akademis membantu menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan memudahkan transfer pengetahuan. Selain itu, pemahaman tentang kata baku juga penting untuk mengembangkan kemampuan menulis ilmiah.
5. Melestarikan Bahasa Indonesia
Konsistensi dalam penggunaan kata baku membantu melestarikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Di tengah arus globalisasi dan masuknya berbagai pengaruh bahasa asing, penggunaan kata baku menjadi benteng pertahanan untuk menjaga kemurnian dan keaslian bahasa Indonesia. Meskipun bahasa terus berkembang, adanya standar baku membantu memastikan bahwa perkembangan tersebut tetap sejalan dengan kaidah dan karakteristik bahasa Indonesia.
Pemahaman dan penerapan kata baku dalam berbahasa Indonesia merupakan keterampilan yang perlu terus diasah. Meskipun dalam komunikasi informal kita mungkin lebih sering menggunakan kata tidak baku, kemampuan menggunakan kata baku tetap penting untuk dikuasai. Dengan memperhatikan pentingnya penggunaan kata baku, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kualitas dan kelestarian bahasa Indonesia sekaligus meningkatkan efektivitas komunikasi dalam berbagai konteks.
Daftar Penulisan Kata yang Salah dan Bentuk Bakunya
Dalam berkomunikasi sehari-hari, sering kali kita menemui atau bahkan tanpa sadar menggunakan kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Kesalahan ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti pengaruh bahasa daerah, kebiasaan yang sudah mengakar, atau ketidaktahuan akan bentuk yang benar. Berikut adalah daftar lengkap penulisan kata yang sering salah beserta bentuk bakunya yang perlu kita ketahui.
1. Kesalahan dalam Penulisan Kata Depan
Salah satu kesalahan yang paling sering ditemui adalah penulisan kata depan. Dalam bahasa Indonesia, kata depan seperti "di", "ke", dan "dari" memiliki aturan penulisan tersendiri. Ketika kata depan ini diikuti kata yang menunjukkan tempat atau lokasi, penulisannya harus dipisah. Contohnya, banyak yang menulis "dimana", "kemana", dan "dibawah", padahal bentuk yang benar adalah "di mana", "ke mana", dan "di bawah". Kesalahan ini sering terjadi karena pengaruh kebiasaan menulis yang tidak memperhatikan kaidah yang berlaku.
2. Kesalahan dalam Penulisan Kata Serapan
Kata serapan dari bahasa asing sering kali menjadi sumber kebingungan dalam penulisannya. Beberapa contoh yang sering salah adalah penulisan "aktifitas" (seharusnya "aktivitas"), "praktek" (seharusnya "praktik"), dan "apotik" (seharusnya "apotek"). Kesalahan ini terjadi karena proses penyerapan kata asing ke dalam bahasa Indonesia mengikuti aturan tertentu yang tidak selalu sejalan dengan cara pengucapan atau penulisan aslinya. Pemahaman tentang kaidah penyerapan kata asing ini penting untuk menghindari kesalahan serupa.
3. Kesalahan dalam Penulisan Kata Umum
Dalam percakapan sehari-hari, banyak kata umum yang sering ditulis secara tidak baku. Contohnya "nasehat" (seharusnya "nasihat"), "resiko" (seharusnya "risiko"), dan "ijin" (seharusnya "izin"). Kesalahan ini sering terjadi karena pengaruh pengucapan yang sudah umum di masyarakat. Meskipun bentuk tidak baku ini sering digunakan dalam komunikasi informal, penting untuk mengetahui dan menggunakan bentuk bakunya dalam situasi formal.
4. Kesalahan dalam Penulisan Istilah Akademis dan Profesional
Dalam dunia akademis dan profesional, ketepatan penulisan istilah sangat penting. Beberapa kesalahan yang sering ditemui termasuk penulisan "analisa" (seharusnya "analisis"), "hipotesa" (seharusnya "hipotesis"), "sistim" (seharusnya "sistem"), dan "standart" (seharusnya "standar"). Kesalahan ini dapat mempengaruhi kredibilitas tulisan akademis atau dokumen profesional, sehingga perlu diperhatikan dengan seksama.
5. Kesalahan dalam Penulisan Kata Sehari-hari
Kata-kata yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari juga tidak luput dari kesalahan penulisan. Contohnya "telpon" (seharusnya "telepon"), "trima kasih" (seharusnya "terima kasih"), "jaman" (seharusnya "zaman"), dan "nafas" (seharusnya "napas"). Meskipun terlihat sederhana, ketepatan penulisan kata-kata ini penting untuk menjaga standar berbahasa yang baik dan benar.
Memahami dan menghindari kesalahan penulisan kata merupakan bagian penting dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. Dengan mengetahui bentuk baku dari kata-kata yang sering salah dalam penulisannya, kita dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan profesional. Penting untuk selalu merujuk pada KBBI dan pedoman ejaan yang berlaku ketika ragu dengan penulisan suatu kata, serta membiasakan diri menggunakan bentuk baku dalam komunikasi formal.
Advertisement
Tips Menghindari Kesalahan Penulisan Kata
Menghindari kesalahan dalam penulisan kata bukanlah hal yang mudah, terutama ketika kita sudah terbiasa dengan bentuk tidak baku dalam komunikasi sehari-hari. Namun, dengan strategi dan pendekatan yang tepat, kita dapat meningkatkan akurasi penulisan dan mengurangi kesalahan yang sering terjadi. Berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat membantu Anda menghindari kesalahan penulisan kata.
1. Menggunakan KBBI sebagai Rujukan Utama
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan pedoman resmi yang memuat kata-kata baku dalam bahasa Indonesia. Membiasakan diri untuk mengecek KBBI setiap kali ragu dengan penulisan suatu kata adalah langkah penting dalam menghindari kesalahan. KBBI kini tersedia dalam versi daring yang dapat diakses dengan mudah melalui gawai atau komputer. Manfaatkan fitur pencarian cepat untuk memastikan penulisan kata yang benar. Selain itu, penting untuk selalu menggunakan edisi KBBI terbaru karena bahasa terus berkembang dan pemutakhiran kata baku terus dilakukan.
2. Mempelajari dan Memahami Pedoman EYD
Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) atau yang kini dikenal sebagai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) berisi aturan-aturan dasar dalam penulisan bahasa Indonesia. Mempelajari pedoman ini secara mendalam akan membantu Anda memahami prinsip-prinsip penulisan yang benar, seperti penggunaan huruf kapital, penulisan kata depan, dan penggunaan tanda baca. Jadikan PUEBI sebagai panduan tetap dalam menulis, dan luangkan waktu untuk mempelajari bagian-bagian yang sering menjadi sumber kesalahan dalam tulisan Anda.
3. Melakukan Latihan Rutin
Kemampuan menulis dengan baik dan benar membutuhkan latihan yang konsisten. Biasakan diri untuk membaca tulisan-tulisan formal seperti artikel ilmiah, berita dari media terpercaya, atau dokumen resmi yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain membaca, praktikkan penulisan secara rutin dengan memperhatikan kaidah bahasa yang berlaku. Mulailah dari hal-hal sederhana seperti menulis email formal atau membuat laporan singkat. Setiap kali menulis, periksalah kembali tulisan Anda dan tandai kata-kata yang masih meragukan untuk dicek kebenarannya.
4. Membuat Daftar Kata yang Sering Salah
Cara efektif untuk menghindari kesalahan berulang adalah dengan membuat daftar pribadi berisi kata-kata yang sering Anda tulis salah. Setiap kali menemukan kesalahan atau mengetahui bentuk baku dari suatu kata, tambahkan ke dalam daftar tersebut. Tempel daftar ini di tempat yang mudah dilihat atau simpan dalam bentuk digital di gawai Anda. Periodik review daftar ini untuk memastikan Anda mengingat bentuk yang benar. Metode ini sangat membantu dalam membangun kesadaran akan kesalahan yang sering terjadi dan mencegah pengulangan kesalahan yang sama.
5. Meminta Umpan Balik dan Belajar dari Kesalahan
Jangan ragu untuk meminta bantuan dari orang lain yang lebih ahli dalam bahasa Indonesia untuk memeriksa tulisan Anda. Umpan balik dari editor, guru bahasa, atau rekan yang memiliki pemahaman baik tentang bahasa Indonesia dapat membantu mengidentifikasi pola kesalahan yang mungkin tidak Anda sadari. Terimalah koreksi dengan pikiran terbuka dan jadikan setiap kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar. Catat setiap koreksi yang Anda terima dan pahami alasan di balik kesalahan tersebut.
Menghindari kesalahan penulisan kata memang membutuhkan kesabaran dan komitmen untuk terus belajar. Namun, dengan menerapkan tips-tips di atas secara konsisten, Anda dapat meningkatkan kualitas tulisan secara bertahap. Yang terpenting adalah membangun kesadaran akan pentingnya menulis dengan benar dan menjadikan kebiasaan mengecek kebenaran penulisan sebagai bagian dari proses menulis Anda.
Penulisan kata yang salah masih menjadi masalah umum dalam penggunaan bahasa Indonesia. Dengan memahami perbedaan kata baku dan tidak baku, serta rajin memeriksa KBBI, kita dapat menghindari kesalahan-kesalahan tersebut. Ingatlah bahwa penggunaan kata baku tidak hanya penting untuk keprofesionalan, tetapi juga untuk menjaga kualitas bahasa Indonesia.