Daftar Pekerjaan yang Diprediksi Hilang pada 2030, Mulai dari Desainer, Kasir, hingga Petugas Keamanan

Simak daftar pekerjaan yang diprediksi hilang pada 2030 akibat otomatisasi dan AI, serta cara bertahan di dunia kerja.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 04 Feb 2025, 12:14 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2025, 12:14 WIB
Mencari Lowongan Pekerjaan Secara Online
Ilustrasi Mencari Lowongan Pekerjaan Secara Online Credit: pexels.com/Stockphotos... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya menciptakan peluang kerja baru, tetapi juga mengancam eksistensi beberapa profesi yang ada saat ini. Otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan transformasi digital semakin mendominasi berbagai sektor industri, menggeser pekerjaan yang selama ini dikerjakan oleh manusia. Dalam beberapa tahun ke depan, tren ini diperkirakan akan semakin nyata.

Laporan terbaru dari World Economic Forum (WEF) dalam "Future of Jobs Report 2025" memprediksi bahwa sekitar 92 juta pekerjaan akan hilang pada tahun 2030 akibat perubahan tren makroekonomi dan kemajuan teknologi. Namun, di sisi lain, sekitar 170 juta lapangan pekerjaan baru akan tercipta, khususnya di sektor teknologi, energi hijau, dan layanan kesehatan.

Menurut Till Leopold, Head of Work, Wages, and Job Creation at the World Economic Forum, sekarang sudah waktunya bagi dunia usaha dan pemerintah untuk bekerja sama, berinvestasi pada keterampilan, dan membangun tenaga kerja global yang adil dan tangguh.

Pekerjaan di Industri Teknis yang Terancam Punah

Salah satu sektor yang mengalami dampak signifikan dari transformasi digital adalah industri teknis, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan manual atau berbasis keterampilan yang dapat diotomatisasi. Beberapa pekerjaan yang diprediksi akan mengalami penurunan tajam meliputi:

  • Pekerja percetakan dan perdagangan terkait: Dengan pergeseran ke media digital dan konten online, permintaan akan layanan percetakan semakin menurun, menyebabkan sektor ini kehilangan relevansinya.
  • Desainer grafis: Meskipun kreativitas tetap dibutuhkan, kemajuan teknologi desain berbasis AI serta ketersediaan template yang mudah digunakan oleh siapa saja membuat permintaan untuk desainer profesional semakin berkurang.
  • Pekerja entri data: Dengan adanya perangkat lunak otomatisasi yang semakin canggih, tugas-tugas entri data kini dapat diselesaikan lebih cepat dan efisien oleh AI dibandingkan tenaga manusia.

Industri Jasa yang Mengalami Otomatisasi Masif

Perubahan teknologi juga berdampak besar pada sektor jasa, terutama pekerjaan yang berhubungan langsung dengan pelanggan atau bersifat administratif. Berikut adalah beberapa pekerjaan di sektor jasa yang diprediksi akan mengalami penurunan signifikan:

  • Kasir dan petugas tiket: Dengan semakin banyaknya penggunaan mesin self-checkout dan sistem pembayaran digital, peran kasir dalam toko ritel semakin berkurang.
  • Petugas layanan pelanggan: Penggunaan chatbot berbasis AI semakin menggantikan peran manusia dalam memberikan layanan pelanggan yang cepat dan efisien.
  • Asisten administrasi dan sekretaris eksekutif: Banyak tugas administratif yang kini dapat diotomatisasi melalui software, mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja manusia dalam posisi ini.

Sektor Keuangan dan Akuntansi Juga Terkena Dampak

Industri keuangan dan akuntansi tidak luput dari dampak transformasi digital. Teknologi berbasis AI kini dapat melakukan tugas-tugas yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia dengan lebih cepat dan akurat.

  • Akuntan dan auditor: Dengan adanya software akuntansi yang semakin canggih, kebutuhan akan tenaga akuntan konvensional semakin berkurang.
  • Teller bank: Meningkatnya adopsi layanan perbankan digital dan ATM cerdas membuat peran teller bank semakin tidak diperlukan.
  • Pekerja penggajian dan pembukuan: Perangkat lunak akuntansi otomatis telah menggantikan banyak tugas manual dalam pengelolaan gaji dan pembukuan perusahaan.

Petugas Keamanan dan Transportasi di Ujung Tanduk

Teknologi pengawasan otomatis dan kendaraan tanpa pengemudi menjadi ancaman bagi profesi di sektor keamanan dan transportasi.

  • Petugas keamanan: Penggunaan sistem keamanan berbasis AI, seperti CCTV dengan teknologi pengenalan wajah, mengurangi kebutuhan akan petugas keamanan fisik.
  • Staf check-in bandara dan kondektur: Otomatisasi sistem tiket dan transportasi tanpa awak mengancam keberadaan profesi ini dalam beberapa tahun ke depan.
  • Petugas pencatatan material dan penyimpanan stok: Penggunaan perangkat lunak manajemen inventaris dan robot logistik mengurangi peran tenaga kerja manusia dalam mencatat stok secara manual.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Bertahan di Dunia Kerja?

Dengan banyaknya pekerjaan yang diprediksi akan hilang, individu dan perusahaan perlu segera beradaptasi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Mengembangkan keterampilan teknologi: AI, big data, dan keamanan siber menjadi keahlian yang paling dicari di masa depan.
  • Mengasah soft skills: Meskipun teknologi berkembang pesat, keterampilan manusia seperti berpikir kreatif, kepemimpinan, dan fleksibilitas tetap sangat penting.
  • Terus belajar dan beradaptasi: Dunia kerja terus berubah, dan mereka yang cepat beradaptasi akan memiliki peluang lebih besar untuk tetap relevan.

1. Apa penyebab utama hilangnya pekerjaan di masa depan?

Otomatisasi, AI, dan digitalisasi merupakan penyebab utama hilangnya pekerjaan, karena banyak tugas yang sebelumnya dilakukan manusia kini dapat diselesaikan dengan teknologi yang lebih cepat dan efisien.

2. Apakah ada pekerjaan yang justru berkembang di 2030?

Ya, sektor yang mengalami pertumbuhan pesat antara lain teknologi AI, pengembangan perangkat lunak, energi hijau, layanan kesehatan, dan pendidikan.

3. Bagaimana cara mempersiapkan diri menghadapi perubahan ini?

Individu perlu meningkatkan keterampilan teknologi, beradaptasi dengan tren baru, serta terus belajar dan mengembangkan keahlian yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya