Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Indonesia meluncurkan Coretax, atau Sistem Inti Administrasi Perpajakan (CTAS), sebuah sistem administrasi pajak digital yang bertujuan untuk memodernisasi sistem perpajakan, meningkatkan efisiensi, dan mendorong kepatuhan wajib pajak.
Baca Juga
Advertisement
Sistem ini diluncurkan pada Januari 2025 dan mencakup seluruh proses bisnis inti perpajakan, mulai dari pendaftaran wajib pajak hingga pemeriksaan dan penagihan pajak. Coretax dikembangkan sebagai solusi untuk mengatasi sistem lama yang manual dan rentan kesalahan, serta untuk meningkatkan transparansi dan aksesibilitas informasi perpajakan.
Siapa pun yang memiliki kewajiban perpajakan di Indonesia perlu memahami Coretax. Mulai dari individu, pelaku usaha kecil hingga perusahaan besar, semua wajib pajak perlu beradaptasi dengan sistem ini. Keunggulan Coretax terletak pada otomatisasi proses, yang mempercepat dan mempermudah administrasi pajak, serta mengurangi potensi kesalahan manusia.
Berikut Liputan6.com ulas lengkapnya, Jumat (21/2/2025)
Sistem Pajak Coretax di Indonesia
Coretax, Sistem Inti Administrasi Perpajakan (CTAS), merupakan sistem administrasi pajak digital yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Indonesia. Coretax dirancang untuk menggantikan sistem manual yang lama, yang rentan terhadap kesalahan manusia dan kurang efisien.
Sistem ini mengintegrasikan seluruh proses bisnis inti perpajakan dalam satu platform, mulai dari pendaftaran wajib pajak, pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), pembayaran pajak, hingga pemeriksaan dan penagihan pajak.
Implementasi Coretax didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pembaruan Sistem Administrasi Perpajakan dan menggunakan teknologi Commercial Off-the-Shelf (COTS). Meskipun bertujuan menyederhanakan sistem perpajakan, implementasinya masih dalam tahap penyempurnaan dan mengalami beberapa kendala teknis.
Sejak diluncurkan pada Januari 2025, Coretax telah diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Biak Numfor, Papua. Sosialisasi kepada wajib pajak dan instansi pemerintah dilakukan untuk memastikan pemahaman dan pemanfaatan fitur Coretax secara optimal. Kantor Pajak Pratama (KPP) aktif berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memperluas jangkauan sosialisasi dan memberikan dukungan teknis kepada wajib pajak.
Coretax juga dirancang untuk mendukung komitmen Indonesia dalam tata kelola perpajakan global, khususnya terkait dengan ratifikasi Automatic Exchange of Information (AEOI). Integrasi sistem ini memungkinkan pertukaran data perpajakan secara otomatis dengan negara lain, meningkatkan transparansi dan kepatuhan perpajakan internasional.
Advertisement
Tujuan Sistem Pajak Coretax di Indonesia
Melansir dari pajak.go.id Tujuan utama pengembangan Coretax adalah memodernisasi sistem administrasi perpajakan yang ada. Coretax dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas administrasi pajak, baik bagi DJP maupun wajib pajak.
Sistem ini bertujuan untuk memberikan layanan perpajakan yang Mudah, Andal, terintegrasi, Akurat dan Pasti (MANTAP) kepada wajib pajak, dilansir dari siaran langsung Instagram @pajakrantauprapat.
Coretax juga bertujuan meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan dan membayar pajak. Peningkatan efisiensi dan kepatuhan diharapkan akan meningkatkan penerimaan pajak negara.
Sistem digital Coretax meminimalisir kesalahan manusia yang sering terjadi dalam sistem manual, sehingga data lebih akurat dan proses lebih andal. Coretax juga bertujuan untuk menyederhanakan prosedur pajak dan mengurangi potensi kecurangan dalam pelaporan pajak. Integrasi seluruh kegiatan administrasi perpajakan dalam satu platform juga menjadi tujuan utama Coretax.
Melansir dari berbagai sumber, tujuan Coretax dapat dirinci sebagai berikut:
- Modernisasi sistem administrasi perpajakan.
- Peningkatan efisiensi dan efektivitas administrasi pajak.
- Peningkatan kepatuhan wajib pajak.
- Peningkatan penerimaan negara.
- Pengurangan kesalahan manusia (human error).
- Penyederhanaan prosedur perpajakan.
- Peningkatan transparansi dan akuntabilitas.
Fungsi Sistem Pajak Coretax di Indonesia
Coretax berfungsi sebagai sistem terintegrasi yang melayani seluruh administrasi perpajakan, dilansir dari pajak.go.id. Fungsi utamanya adalah mengintegrasikan seluruh proses bisnis inti perpajakan, mulai dari registrasi wajib pajak, penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT), pembayaran pajak, hingga layanan bagi wajib pajak.
Coretax juga menyediakan fitur-fitur unggulan seperti pelaporan otomatis, kalkulasi pajak yang akurat, dan notifikasi pengingat jatuh tempo.
Sebagai sistem digital, Coretax memberikan kemudahan akses layanan pajak kapan saja dan di mana saja melalui platform digital. Sistem ini juga meningkatkan efisiensi waktu karena proses pelaporan dan pembayaran pajak menjadi lebih cepat dan efisien.
Coretax juga memberikan transparansi dengan akses real-time terhadap informasi pajak. Notifikasi otomatis untuk pengingat jatuh tempo membantu wajib pajak menghindari keterlambatan pembayaran.
Berikut beberapa fungsi Coretax secara rinci:
- Registrasi Wajib Pajak: Memudahkan proses pendaftaran dan registrasi sebagai wajib pajak baru.
- Pelaporan SPT: Memudahkan penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) secara online dan terintegrasi.
- Pembayaran Pajak: Memfasilitasi pembayaran pajak secara online dengan berbagai metode pembayaran.
- Manajemen Akun Wajib Pajak: Memberikan akses dan kontrol penuh kepada wajib pajak atas data dan informasi perpajakan mereka.
- Layanan Perpajakan Lainnya: Menyediakan berbagai layanan perpajakan lainnya seperti konsultasi, pengaduan, dan informasi terkait perpajakan.
Memahami fungsi-fungsi Coretax di atas, diharapkan wajib pajak dapat memanfaatkan sistem ini secara optimal dan memenuhi kewajiban perpajakannya dengan lebih mudah dan efisien.
Advertisement
