Pengamat: Konvensi PD Bisa Ubah Konstelasi Politik Saat Pilpres

Pengamat politik Prayudi Setiadharma meminta sejumlah pihak jangan terlalu buru-buru mengesampingkan konvensi Partai Demokrat.

oleh Oscar Ferri diperbarui 21 Mar 2014, 06:29 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2014, 06:29 WIB
Dahlan: Belum Tentu Jadi Capres, Kenapa Harus Ikut Mundur?
(Dahlan Iskan/Helmi Fithriansyah/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Konvensi Partai Demokrat sejak awal banyak mendapat cibiran karena dianggap hanya formalitas dan langkah Demokrat untuk menaikkan elektabilitasnya. Namun, pengamat politik Prayudi Setiadharma menilai, sejumlah pihak jangan terlalu buru-buru mengesampingkan konvensi ini.

"Kita patut berprasangka baik terhadap Konvensi Partai Demokrat," kata Prayudi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (20/3/2014).

Prayudi sendiri menilai, konvensi tersebut memiliki kualitas. Sebab, para pesertanya bukan tokoh-tokoh sembarangan. Mereka dinilai Prayudi punya potensi untuk mengubah wajah politik pada Pilpres 2014.

"Bukan tak mungkin pemenang konvensi akan dapat mengubah konstelasi politik nasional," ujarnya.

Menurut Prayudi, semangat konvensi ini juga sangat layak untuk diapresiasi. Mengingat, langkah ini merupakan upaya positif Partai Demokrat untuk turut menawarkan alternatif calon pemimpin bangsa jelang pilpres.

Dia pun memberi pandangannya terhadap salah satu peserta konvensi yang dinilainya memiliki tingkat elektabilitas baik, yakni Dahlan Iskan. Di mata Prayudi, sosok Menteri BUMN itu tak kalah dari capres PDI Perjuangan, Joko Widodo atau Jokowi. Lantaran, Dahlan juga punya kebiasaan turun langsung ke lapangan.

"Sosok Dahlan Iskan sendiri punya banyak kemiripan dengan Jokowi. Suka blusukan, turun langsung ke lokasi, dan lain sebagainya. Sementara dari sisi Partai Demokrat tentunya akan menjadi nilai positif manakala konvensi berhasil menemukan sosok yang diinginkan rakyat," ujarnya.

Dia menambahkan, bila Partai Demokrat ingin memberikan opsi yang lebih lengkap untuk masyarakat, bisa saja peserta konvensi yang lain disandingkan dengan Dahlan. Misalnya yang berlatarbelakang militer seperti Pramono Edhie Wibowo, atau Anis Baswedan yang memiliki kapasitas di bidang akademisi.

"Langkah itu saya rasa bisa memberi nilai positif bagi Partai Demokrat," kata Prayudi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya