Pengamat: Jateng dan Jabar Jadi Kunci Kemenangan Pilpres 2014

Kemenangan Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK tergantung pada suara pemilih yang belum tentukan pilihan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 29 Mei 2014, 12:37 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2014, 12:37 WIB
Ilustrasi Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta
Ilustrasi Jokowi-JK dan Prabowo-Hatta (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Herdi Sahrazad, menilai kemenangan 2 pasangan capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, tergantung pada suara swing voters (pemilih yang belum tentukan pilihan) di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

"Yang tentukan kemenangan kedua pasangan ini adalah swing voter. Jabar dan Jateng kunci bagi Prabowo dan Jokowi. Kalau salah satunya mampu kuasai itu, maka menang," ujarnya dalam diskusi politik di Jalan Tebet Dalam Raya 43, Jakarta Selatan, Kamis (29/5/2014).

Ia mengatakan ada sekitar 30 persen swing voter yang memiliki pendidikan hingga minimal tingkat SMA di Pulau Jawa. Sementara, untuk di luar Jawa persentase suara swing voters menurut Herdi lebih rendah. Karena, lanjutnya, di Jawa merupakan kawasan dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia.

"Tapi saya lihat kubu Prabowo bisa gaet suara swing voter ini," kata Herdi.

Sebab, menurutnya Jawa Barat merupakan wilayah santri atau Masyumi yang lebih identik dengan Prabowo. Kemudian, Jawa Tengah juga merupakan basis TNI dimana juga lebih mengarah ke kubu Prabowo-Hatta. Sehingga menurutnya, Jokowi kemungkinan akan kesulitan mendulang suara swing voter di kedua wilayah itu.

"Ini menarik. Karena sekarang bagaimana aksi kedua pasangan tersebut di Jateng dan Jabar. Jokowi sulit Jabar. Jokowi akan habis-habisan berusaha menang di Jateng," tutur Herdi.

Hingga kini, di atas kertas memang masih sulit untuk menebak pasangan mana yang lebih unggul, karena saling klaim dan dukungan dari berbagai organisasi terus dilakukan untuk kedua pasangan. Hal ini pula yang mungkin membuat suara mengambang menjadi penentu dalam Pilpres 2014. (Ein)





POPULER

Berita Terkini Selengkapnya