3 Kali Mangkir, Penulis Obor Rakyat Bisa Jadi Tersangka

Sidarto mengatakan, Suhardi pun berjanji akan sepenuh hati memproses kasus ini.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 01 Jul 2014, 15:00 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2014, 15:00 WIB
Tabloid Obor Rakyat
Santri melihat tabloid Obor Rakyat di Ponpes Darul Ulum Rejoso Peterongan, Jombang, Jawa Timur, Selasa (3/6). (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Kehormatan PDIP Sidarto Danusubroto menanyakan langsung kasus Tabloid Obor Rakyat yang menyudutkan Jokowi kepada Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Pol Suhardi Alius. Sidarto merasa penanganan kasus tersebut berjalan lambat.

Sidarto mengatakan, Suhardi pun berjanji akan sepenuh hati memproses kasus ini. Namun penulis tabloid Obor Rakyat, Darmawan Sepriyossa sudah 2 kali mangkir dari panggilan Polri.

"Saya tanya ke Kabareskrim. Dia bilang kalau 3 kali nggak datang, akan langsung diketok sebagai tersangka," ujar Sidarto di Gedung MPR, Jakarta, Selasa (1/7/2014).

Ketua MPR tersebut menegaskan, kasus Obor Rakyat harus ditangani dengan cepat.

"Itu harus ditangani dengan segera. Jangan demokrasi dibangun fitnah dan black campaign. Nanti jadi contoh satu-satunya cara menang dengan black campaign," tandas mantan ajudan Presiden Soekarno tersebut.

Penulis Tabloid Obor Rakyat Darmawan Sepriosa (DS) telah mangkir 2 kali dari panggilan Polri. Panggilan pemeriksaan Darmawan sebagai terlapor dalam kasus dugaan pencemaran nama baik dan fitnah kepada capres Jokowi dalam tabloid yang terbit pada edisi perdana awal Mei lalu itu.

Polri sebelumnya telah memeriksa Pemimpin Redaksi Obor Rakyat Setiyardi Budiono. Setiyardi mengaku, pemberitaan yang ditulisnya memiliki sumber yang jelas. Tidak ada pula motif politik di balik pemberitaan itu.

Sebab, menurut Setiyardi, narasumber yang dimunculkan jelas dan menunjukkan akurasi data dalam pemberitaannya.

Setiyardi mengatakan, tabloid Obor Rakyat mencari pangsa pasar di pondok pesantren, lantaran kurang mendapat informasi dari media umumnya saat ini. Tabloid ini pun diakuinya telah terbit 3 edisi sejak Mei 2014.

Tabloid Obor Rakyat beredar di sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur belakangan ini menjelang Pilpres 2014. Konten pemberitaan tabloid tersebut dianggap mendiskreditkan dan memfitnah capres bernomor urut 2 Joko Widodo alias Jokowi.

Jokowi disebut sebagai keturunan Tionghoa dalam tabloid tersebut. Padahal Jokowi sendiri mengakui berasal dari keluarga muslim. (Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya