Liputan6.com, Pontianak - Sejumlah karangan bunga duka cita bertengger di kediaman pasangan suami istri H Idris Usman dan Hj Patahangi Musa, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Pontianak, Kalimantan Barat. Di rumah itu, Idris duduk sambil tak henti memegang erat foto sang putra, Adryansyah (28).
Air di mata lelaki 52 tahun itu menggenang setiap kali mengingat sosok putranya yang meninggal pada usia muda. Adryansyah masuk dalam daftar korban wafat tragedi Mina di Arab Saudi.
Tragedi Mina terjadi pada Kamis 24 September 2015, tepat saat umat Muslim di dunia merayakan Hari Raya Iduladha. Saat itu sejumlah jemaah haji terinjak-injak ketika hendak melempar jumrah di Jalan 204. Adryansyah merupakan putra sulung Idris Usman dan Patahangi Musa serta menjadi ketua rombongan 9 dalam kloter 14 embarkasi Batam. Adryansyah salah satu ketua rombongan termuda.
"Saya dapat kabar langsung dari TV jam 18.05 WIB, Kamis petang (24 September 2015). Terus saya cek, ternyata benar. Mutar ulang berita. Saya cek paspornya. Kemudian saya memberitahu Kemenag Kota Pontianak," tutur Idris di kediamannya, Pontianak, Kalbar kepada Liputan6.com, Selasa 29 September 2015.
Tak ada firasat apapun yang dirasakan pria berkacamata itu. Komunikasi dengan Adryansyah pun berjalan lancar. Bahkan sesaat sebelum peristiwa nahas itu terjadi dia sempat berkomunikasi dengan sang anak.
Advertisement
"Sebelum kejadian, saya ada BBM, SMS, WA, ada foto dan video dalam perjalanan menuju jumroh. Dia kan sudah mau sampai. Rupanya dia diarahkan ke jalur 204. Waktu hari Kamis pagi jam 10.00 WIB di sini. Sebelum kejadian dia kirim video dan foto ke saya. Setelah itu nggak ada kontak lagi," kenang Idris.
Mimpi Sang Adik
Tragedi Mina tak cuma merenggut nyawa putranya. Adik Adryansyah, Arnida, yang turut dalam rombongan haji itu juga ikut menjadi korban. Namun nyawa masih melekat pada Arnida. Dia hanya menderita luka.
"Dia (Arnida) lagi sakit di rumah sakit Mekah. Dirawat, dia luka, masih pakai kursi roda, dia sekarang di sana. 17 Oktober dia pulang ke sini," kata Idris.
Arnida, kata Idris, sempat bertemu dengan abangnya lewat mimpi. Dalam mimpinya itu, Adryansyah mengaku masih hidup.
"Adik Adryansyah yang di Mekah didatangi dia (Adryansyah). Di mimpinya dia bilang begini, 'abang masih hidup. Tapi, nggak ada yang nolong dan membantu. Tolong jaga adik, jaga papah. Jaga mamah. Abang udah enak di sini. Abang masih hidup. Tolong jaga adik ya," ujar Idris menirukan ucapan Arnida.
Adryansyah pergi meninggalkan seorang istri yang tengah mengandung 7 bulan, anak pertama mereka.
"Pas kejadian itu, dia pas hari ulang tahun pernikahannya 1 tahun. Istrinya sudah tahu (Adryansyah wafat)," ucap dia.
Menurut Idris, putranya itu adalah anak yang pendiam dan penurut. Adryansyah dinilai sangat perhatian dengan adik-adiknya. "Dia akrab sama adik-adiknya. Dia penyabar," tutur Idris.
Saat ini, hanya doa yang bisa dilantunkan Idris untuk sang putra. Dia ikhlas, meskipun tak bisa melihat jasad Adryansyah. "Kita menerima kejadian ini. Kita serahkan pada pemerintah di sana," tandas Idris. (Ndy/Sun)