Proses Penciptaan Manusia Menurut Al-Qur'an Terbukti Secara Sains!

Proses Penciptaan Manusia menurut Ayat Al-Qur'an

oleh Muhamad Husni TamamiLiputan6.com diperbarui 25 Des 2022, 22:30 WIB
Diterbitkan 25 Des 2022, 22:30 WIB
Proses Penciptaan Manusia
Proses Penciptaan Manusia

Liputan6.com, Jakarta - Manusia adalah makhluk ciptaan yang paling sempurna. Banyak penemuan-penemuan ilmiah yang ternyata memang bersesuaian dengan apa yang telah dijelaskan di dalam al-Qur'an ribuan tahun lalu bahkan sebelum dunia sains berkembang.

Hal ini menjadi bukti bahwa Al-Qur'an bukanlah karya manusia, melainkan diturunkan langsung oleh Sang Pencipta melalui Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah : 28

كَيْفَ تَكْفُرُوْنَ بِاللّٰهِ وَكُنْتُمْ اَمْوَاتًا فَاَحْيَاكُمْۚ ثُمَّ يُمِيْتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيْكُمْ ثُمَّ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ

Bagaimana kamu ingkar kepada Allah, padahal kamu (tadinya) mati, lalu Dia menghidupkan kamu, kemudian Dia akan mematikan kamu, Dia akan menghidupkan kamu kembali, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

Proses penciptaan manusia juga termuat dalam QS as-Sajdah.

الَّذِيْٓ اَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهٗ وَبَدَاَ خَلْقَ الْاِنْسَانِ مِنْ طِيْنٍ

(Dia juga) yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan memulai penciptaan manusia dari tanah.(as-Sajdah/32: 7)

ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهٗ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ مَّاۤءٍ مَّهِيْنٍۚ

Kemudian, Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).(as-Sajdah/32: 8)

ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ

Kemudian, Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)-nya. Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani untukmu. Sedikit sekali kamu bersyukur.(as-Sajdah/32: 9)

وَقَالُوْٓا ءَاِذَا ضَلَلْنَا فِى الْاَرْضِ ءَاِنَّا لَفِيْ خَلْقٍ جَدِيْدٍ ەۗ بَلْ هُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ كٰفِرُوْنَ

Mereka berkata, “Apakah apabila kami telah lenyap (hancur) di dalam tanah, kami akan (kembali) dalam ciptaan yang baru?” Bahkan (bukan hanya itu), mereka pun mengingkari pertemuan dengan Tuhannya (as-Sajdah/32: 10) 

قُلْ يَتَوَفّٰىكُمْ مَّلَكُ الْمَوْتِ الَّذِيْ وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلٰى رَبِّكُمْ تُرْجَعُوْنَࣖ

Katakanlah, “Malaikat maut yang diserahi (tugas) untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikanmu, kemudian kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (as-Sajdah/32: 11).

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Tafsir

Sebelum menjadi makhluk hidup, manusia adalah makhluk mati yang berasal dari tanah. Setelah manusia hidup Allah melanjutkan keturunannya dengan mempertemukan sperma laki-laki dan ovum perempuan di dalam rahim perempuan.

Setelah melalui beberapa proses, kedua sel ini menjadi bentuk tertentu. Lalu Allah swt meniupkan roh ke dalamnya, sehingga ia menjadi ia manusia. Pada saat manusia lahir ke dunia, Allah menganugerahkan pendengaran, penglihatan, hati dan akal (as-Sajdah/32: 7-11), menjadikan makhluk yang paling sempurna bentuknya (at-Tin/95: 4), dan paling mulia di sisi-Nya (al-Isra'/17: 70).

Allah menjadikan bumi ini untuk manusia untuk diambil manfaatnya, agar manusia dapat melaksanakan tugas-tugasnya sebagai hamba Allah, memberi rezeki untuk kelangsungan hidup dan kehidupannya sampai waktu yang ditentukan (Hud/11: 3).

Kemudian malaikat maut mencabut nyawanya, sehingga dia menjadi mati kembali. Pada saatnya, Allah swt menghidupkannya kembali untuk meminta pertanggungjawabannya. Orang yang beriman dibalas dengan surga dan orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Ayat ini mengingatkan kepada orang yang beriman tentang beberapa hal:

  1. Allah Mahakuasa menghidupkan dan mematikan, kemudian membangkit-kannya kembali setelah mati. Hanya kepada-Nyalah semua makhluk kembali.
  2. Agar manusia jangan terlalu cenderung kepada dunia. Hidup yang sebenarnya adalah di akhirat nanti. Hidup di dunia merupakan hidup untuk mempersiapkan hidup yang lebih baik nanti.
  3. Allah-lah yang menentukan ukuran, dan batas waktu kehidupan makhluk, seperti kapan suatu makhluk harus ada, bagaimana keadaannya, kapan akhir adanya dan sebagainya.

Penulis : Putry Damayanty

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya