Liputan6.com, Jakarta - Operasional haji Indonesia 2023 sudah memasuki hari ke-16, Kamis (8/6/2023). Tercatat sudah ada 101.097 jemaah haji atau sekitar 45,7 persen dari total kuota 221.000 jemaah yang sudah tiba di Tanah Suci hingga siang ini, pukul 13.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 17.00 WIB.
Jumlah itu terbagi dalam 266 kelompok terbang (Kloter). Adapun rinciannya adalah 263 kloter dengan 100.001 jemaah haji gelombang satu mendarat melalui Bandara Internasional Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Sementara 3 kloter dengan 1.096 jemaah tiba di Bandara King Abdulaziz International Airport (KAIA) Jeddah.
Baca Juga
Sementara dari total 101.097 jemaah yang telah tiba di Tanah Suci ini, sebanyak 28 orang dilaporkan meninggal dunia.
Advertisement
Jumlah tersebut berdasarkan data terbaru (update) yang disampaikan melalui website resmi Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) per Kamis, pukul 13.00 WAS.
Fase kedatangan jemaah haji gelombang satu di Tanah Suci melalui Bandara Madinah ini telah ditutup pada Kamis dini hari tadi dengan total 263 kloter yang mendarat di kota Nabi. Sementara fase kedatangan jemaah haji gelombang dua baru dimulai Subuh tadi melalui Bandara Jeddah.
Kepala Kantor Urusan Haji (KUH) Arab Saudi, Nasrullah Jasam mengatakan, ada sejumlah hal yang menjadi bahan evaluasi pada fase kedatangan jemaah haji gelombang satu. Di antaranya adalah banyaknya perubahan jadwal penerbangan yang dilakukan maskapai Saudia Airlines dan Garuda Indonesia.
"Gelombang pertama itu (evaluasinya) soal jadwal, kemudian waktu kedatangan, dan perubahan kapasitas di pesawat," ujar Nasrullah saat menyambut kedatangan perdana jemaah haji gelombang dua di Bandara Jeddah, Kamis.
Kantor Urusan Haji Rapat Evaluasi dengan Garuda dan Saudia Airlines
Sebelum kedatangan jemaah haji gelombang kedua, Nasrullah mengungkapkan, pihaknya sudah menggelar rapat evaluasi dengan maskapai Garuda Indonesia dan Saudia Airlines selaku penyedia layanan transportasi dari Indonesia ke Tanah Suci dan sebaliknya. Dia meminta komitmen kedua maskapai tersebut untuk lebih disiplin sesuai dengan perjanjian yang sudah diteken.
"Perlu kami sampaikan perubahan jadwal dan kapasitas itu berpengaruh pada layanan, baik di Makkah dan Madinah. Kalau dia telat yang sudah disiapkan kan tentu mubazir, ada efek domino untuk layanan lainnya," katanya.
"Misalnya di Madinah itu berpotensi mengurangi (jadwal) sholat Arbain meskipun kita upayakan agar jamaah tetap mendapatkan salat Arbain. Kemudian makanan yang sudah kita siapkan berpotensi jadi basi. Tentu nanti akan kita perhitungkan setelah ini semuanya menjadi tanggung jawab siapa," sambung Nasrullah.
Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat yang turut menyambut kedatangan kloter perdana gelombang dua di Jeddah menyatakan bahwa sudah ada perbaikan pelayanan dari maskapai Garuda Indonesia. Dua kloter perdana yakni JKG-42 dan SOC-46 datang tepat waktu pada Kamis subuh tadi.
"Saya tidak mendengar adanya kendala dari jemaah mulai dari tanah air perjalanan sampai di Arab Saudi lancar. Ini artinya proses penerbangan di gelombang kedua di awal lebih bagus. Mudah-mudahan berikutnya baik maskapai Saudia ataupun Garuda saya kira bisa menjaga performa ini. Ini bagus sekali, jangan sampai ada keterlambatan lagi," ucap Arsad.
Selain JKG-42 dan SOC-46, hari ini juga dijadwalkan ada 15 kloter lainnya yang akan mendarat pada hari pertama fase kedatangan jemaah haji gelombang dua di Bandara Jeddah. Sehingga total keseluruhan pada hari pertama ini akan mendarat 17 kloter dengan estimasi 6.661 jemaah.
Â
Advertisement