Selasa 27 Juni Disunnahkan Puasa Tarwiyah, Berikut Niat dan Keutamaannya

Dari berbagai kajian hadis, ulama dari Mazhab Syafi’i menganjurkan umat Islam untuk mengisi 10 hari pertama Dzulhijah dengan amal saleh, termasuk puasa sunnah tarwiyah.

oleh Putry Damayanty diperbarui 26 Jun 2023, 08:30 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2023, 08:30 WIB
Tata Cara Puasa Tarwiyah
Ilustrasi Mempelajari Puasa Tarwiyah Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Umat Islam Indonesia saat ini telah memasuki bulan Dzulhijah 1444 H. Pada tanggal 10 Dzulhijah nanti atau bertepatan dengan Kamis, 29 Juni 2023 M mendatang, umat Islam di Indonesia akan merayakan Idul Adha 1444 H

Dua hari sebelum Idul Adha, 8 Dzulhijah, terdapat suatu hari yang disebut hari tarwiyah. Pada hari tersebut, umat Islam disunnahkan untuk menjalankan ibadah puasa. Untuk tahun 1444 H ini, puasa tarwiyah bertepatan pada hari Selasa, 27 Juni 2023 H.

Dalam menjalankan puasa tarwiyah, tentu diwajibkan niat terlebih dahulu di waktu malam hari sebelumnya hingga menjelang waktu Subuh pada hari tersebut. Adapun niat puasa tarwiyah adalah sebagai berikut:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ لِلهِ تَعَالَى   

Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i sunnati yaumit tarwiyah lillâhi ta‘ālā.  

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah Tarwiyah esok hari karena Allah SWT.”   

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Keutamaan Puasa Tarwiyah

Pada tanggal 8 Dzulhijah, kita dianjurkan untuk melakukan amal saleh termasuk puasa sunnah tarwiyah. Anjuran ini dapat ditemukan dari dalil umum sejumlah hadis yang mengajak umat Islam untuk beramal saleh terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijah.

Berikut diriwayatkan oleh Ibnu ‘Abbas RA dalam Sunan At-Tirmidzi:

 قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله من هذه الأيام العشر 

Artinya: “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk diisi dengan ibadah sebagaimana (kesukaan-Nya pada) sepuluh hari ini,’” (HR At-Tirmidzi).

Hadis lain juga ikut memperkuat anjuran amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijah. Hadis berikut ini menunjukkan keutamaan amal saleh yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

 عن ابن عباس مرفوعا: "ما من أيام العمل الصالح أحب إلى الله فيهن من هذه الأيام" -يعني عشر ذي الحجة -قالوا: ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: "ولا الجهاد في سبيل الله، إلا رجلا خرج بنفسه وماله، ثم لم يرجع من ذلك بشيء 

Artinya: “Dari Ibnu Abbas dengan kualitas hadits marfu'. ‘Tidak ada hari-hari di mana amal saleh lebih disukai Allah pada hari itu dari pada hari-hari ini, maksudnya sepuluh hari Dzulhijah.’ Kemudian para sahabat bertanya, ‘Bukan pula jihad, ya Rasulullah?’ Rasul menjawab, ‘Tidak pula jihad di jalan Allah kecuali seorang lelaki yang keluar membawa diri dan hartanya kemudian ia pulang tanpa membawa apa-apa lagi,’" (HR Bukhari).

Dari berbagai keterangan di atas, ulama dari Mazhab Syafi’i menganjurkan umat Islam untuk mengisi 10 hari pertama Dzulhijah dengan amal saleh, termasuk puasa sunnah tarwiyah pada 8 Dzulhijah. Keterangan ini didapat dari Syekh M Nawawi Banten sebagai berikut

 والثامن صوم الثمانية أيام قبل يوم عرفة سواء في ذلك الحاج وغيره  

Artinya: “(Kedelapan) puasa delapan hari sebelum hari Arafah (dianjurkan) bagi mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji maupun mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji,” (Syekh M Nawawi Banten).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya