Liputan6.com, Jakarta - Kesedihan dan kekecewaan ternyata pernah dialami dai muda NU Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam ini. Ternyata ia pernah gagal menjalankan ibadah umrah tahun lalu.
Padahal persiapan sudah cukup matang, termasuk membuat paspor. Paspor sudah jadi, pemberangkatan kurang satu minggu, namun harus dibatalkan,
Waktu itu seharusnya pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah ini melaksanakan ibadah umrah bersama ibunda tercinta, dan kakak-kakaknya.
Advertisement
Namun apa mau dikata, mereka gagal berangkat umrah. Nasi sudah menjadi bubur.
Namun karena kesabaran, ia tetap berangkat di tahun yang berbeda, dan suasana yang lebih indah menurutnya.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ini yang Ingin Disampaikan Gus Iqdam di Makam Rasulullah
"Kulo pingin menyampaikan salam panjenengan kalih Nabi Muhammad. Pertama sampai makam Kanjeng Nabi Muhammad saya akan sampaikan, salam dari jemaah, ya Rasullullah wonten salam saking Indonesia, jemaah ingkang taksih awon, orang-orang yang masih buruk. Kita-kita para pendosa, ahli maksiat, yang bangga dengan maksiat kangen pingin kepanggih, kepingin kumpul kalih panjennagan," kata Gus Iqdam sebelum berangkat umrah, yang tayang di TikTok Garangan ST.
Itu adalah keinginan Gus Iqdam menyampaikan salam dari jemaahnya saat di makam Rasululloh. "Dadi pertama teng makam nabi Muhammad niku ingkang badhe kulo aturaken," ujar Gus Iqdam.
Ternyata keberangkatan umrah tanggal 6 November in merupakan umrah pertamanya. Ia pernah berniat umrah namun gagal karena sesuatu persoalan, padahal dirinya sudah melengkapi diri dengan paspor.
Advertisement
Ternyata Sarungnya Digandholi Ning Nila
"Jujur kulo dereng umrah, tahun wingi dalem badhe diumrohke tiang, kalih Ibu, kulo sareng Gus Dalhar, Ning Neli, ndilalah kulo manten anyar. Ning Nila taksih demen demene kalih kulo, gandholan sarung ae, sak njero njerone sarung. Ini biar tidak terenyuh," jelas Gus Iqdam.
Ia bercerita jika pada awalnya ia boleh dan dizinkan oleh istrinya untuk berangkat umrah, makanya dirinya langsung membuat paspor. "Awale olih neng Ning Nila, kulo damel paspor," katanya.
Pada kisah berikutnya, ternyata keinginannya tak semulus yang dibayangkan. Sebagai pengantin yang masih baru dan anaknya masih kecil saat itu, menjadikan alasan istrinya tidak mengizinkan dirinya umrah.
"Bojo kulo mboten wani matur teng kulo, boten wani. Menang-meneng mrengut ngalor ngidul. Ibu kulo peka, Ning gak patia ikhlas coro kulo mangkat," kisah Gus Iqdam yang mengatakan jika istrinya tak setuju berangkat umrah, namun tidak berani ngomong hanya ditunjukkan dengan ekspesi keseharian diam dan cemberut.
Ini Hikmah dari Kegagalan yang Diterima dengan Ikhlas
Alasan Ning Nila tak mengizinkan, adalah anaknya, Gus novel. Padahal paspor sudah jadi kala itu, dan seminggu lagi terbang ke Makkah Madinah.
"Cara orang ga terima takdir, mending pilih bertengkar, ribut. Bagi saya memang belum waktunya. Pilih di rumah saja, melanjutkan tugas ngaji, sholawatan, dan untuk menjaga keluarga. Ibu saya, gus Dalhar dan Ning Neli berangkat akhirnya," ujarnya.
"Ketika panjenangan sabar akan dimuliakan Allah, ketika njenengan ridho njenengan akan diistimewakan Allah. Saya berusaha menata hati waktu. Jane yo pegel, paspor wes dadi, bojo nggandoli," kata Gus Iqdam yang bertekad untuk sabar dan ridha.
"Sampai saya bilang ke istri, ikut sekalian, anak dibawa pakai stroler, Ifa diajak sekalian," kata Gus Iqdam menawarkan agar semua berangkatumrah.
"Mboten bah, mangke kulo kesel," kata Ning Nila yang ditirukan Gus Iqdam.
Â
Advertisement
Diganti dengan Perjalanan Umrah Lebih Baik
Kala itu, lanjut Gus Iqdam, Bu nyai menanyakan soal keputusan keberangkatrannya. "Bu Nyai dawuh piye keputusanmu Le? Kulo jawab, dalem teng ndalem mawon, mbenjang Insya Allah enten wekdal malih," papar Gus Iqdam.
"Kita sabar, kita ridho, hasilnya luar bisa, akhirnya berangkat bersama 260 jemaah, bersama keluarga besar ibu, kakak saya dan ponakan lainnya," katanya sumringah.
Bagi Gus Iqdam, hal postif yang bisa menjadi hikmah ketika gagal berangkat umrah kala itu adalah ternyata Allah menyimpan rahasia yang luar biasa. "Ketika kita tidak sesuai rencana, dan kok tiba-tiba, seolah-lah dicancel Allah, Allah akan memberikan yang terbaik diluar dugaan kita," tandas Gus Iqdam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul