Cara agar GERD Tidak Muncul Saat Puasa Ramadhan

Ada beberapa faktor yang membuat keluhan GERD menjadi lebih baik selama bulan puasa Ramadan.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Mar 2024, 06:27 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2024, 06:26 WIB
Nyeri Ulu Hati Bisa Jadi Gejala Asam Lambung dan Penyakit Jantung, Kenali Perbedaannya
Nyeri Ulu Hati Bisa Jadi Gejala Asam Lambung dan Penyakit Jantung, Kenali Perbedaannya. Foto:Msgrowth/Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pasien gastroesophageal reflux disease (GERD) yang mengatakan kondisinya membaik saat berpuasa Ramadhan. Fakta ini turut ditunjang oleh hasil riset pada 2016 yang dilakukan Radhiyatam M. Hasil penelitian menunjukkan pada pasien GERD yang menjalani puasa Ramadan terdapat penurunan gejala klinis dibandingkan dengan pasien GERD yang tidak berpuasa.

Ada beberapa faktor yang membuat keluhan GERD menjadi lebih baik selama bulan puasa. Salah satunya disebabkan karena pola makan menjadi lebih teratur, yakni hanya pada saat sahur dan berbuka, seperti disampaikan dokter spesialis penyakit dalam subspesialis gastroenterologi hepatologi, Lianda Siregar.

Selain jadwal makan yang lebih teratur di bulan puasa, Lianda mengatakan, asupan camilan tidak sehat yang biasa dikonsumsi pun ikut berkurang.

"Selain itu, asupan camilan-camilan tidak sehat yang biasanya dikonsumsi pada siang hari pun berkurang. Serta selama puasa dianjurkan untuk menjaga emosi dan mengendalikan diri, sehingga dapat mengelola stres lebih baik," tambah Lianda yang berpraktik di RS Pondok Indah - Puri Indah.

Untuk mencegah GERD kambuh saat Ramadhan, Lianda mengingatkan agar pasien menjaga asupan makanan baik saat sahur maupun berbuka puasa.

"GERD merupakan masalah pencernaan, karenanya kondisi ini dapat diatasi dengan pengaturan makanan yang tepat," kata Lianda. 

 

Cegah GERD Kambuh di Bulan Ramadhan

Sejumlah hal perlu diperhatikan penderita GERD yang ingin menjalankan puasa, yakni:

  • Tidak melewatkan makan sahur. Sahur akan memberi tenaga yang diperlukan ketika berpuasa.
  • Mengenali makanan serta minuman yang memicu asam lambung naik. Ini bisa jadi berbeda pada setiap orang. Pilih makanan yang "aman: bagi lambung seperti karbohidrat,produk olahan dari biji-bijian, buah-buahan, sayuran yang tinggi serat, serta protein nabati dan hewani.
  • Hindari mengonsumsi makanan tinggi lemak, pedas, ataupun asam. Hindari juga makanan dan minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, dan teh pekat.
  • Jangan menunda berbuka puasa. Berbuka puasa adalah waktu untuk memulihkan energi dan mengisi kembali semua nutrisi dan vitamin yang telah hilang sepanjang hari atau yang tidak diperoleh selama sahur.

 

 

Biasakan Makan Secukupnya dan Kunyah Perlahan

  • Saat sahur dan berbuka puasa, konsumsi makanan secara perlahan, mulai dari makanan yang lembut.
  • Pastikan menu berbuka puasa mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak, buah, dan sayuran.
  • Pertimbangkan teknik memasak makanan yang lebih sehat misalnya dengan kukus, panggang,bakar, rebus, menumis dengan sedikit minyak, atau menggoreng menggunakan air fryer.
  • Biasakan makan secukupnya saat sahur dan berbuka. Makan terlalu banyak dalam satu waktu dapat membuat lambung bekerja lebih keras. Makanlah dengan perlahan dalam jumlah secukupnya.

Hindari Berbaring Setelah Makan

  • Hindari langsung berbaring setelah makan. Beri jeda kurang lebih 3 jam setelah waktu makan untuk tidur, demi mencegah terjadinya gejala refluks. Dengan demikian, penderita GERD tidak disarankan tidur kembali setelah sahur.
  • Mengelola stres dengan baik. Stres merupakan salah satu faktor risiko pemicu GERD.

Lianda menyarankan untuk tidak melanjutkan berpuasa jika GERD kambuh.

"Ketika hal itu terjadi, tak perlu memaksakan diri untuk melanjutkan berpuasa. Sebaiknya, segera atasi GERD dengan mengonsumsi obat yang telah diresepkan dokter," kata Lianda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya