Liputan6.com, Jakarta - Konsep bahwa 'sedekah tidak akan membuat seseorang miskin' adalah ajaran yang ditekankan dalam Islam dan dipahami sebagai prinsip yang mendasari tindakan beramal.
Dalam Islam, sedekah bukan hanya dianggap sebagai kewajiban atau amal kebajikan, tetapi juga sebagai sarana untuk memperoleh berkah dan rahmat dari Allah SWT.
Dengan memberikan sedekah dengan ikhlas dan penuh keyakinan, seseorang diyakini akan mendapatkan balasan berupa keberkahan dan kelimpahan rezeki, baik di dunia maupun di akhirat.
Advertisement
Pandangan bahwa sedekah tidak akan membuat seseorang miskin juga didasarkan pada pengertian bahwa harta benda yang dimiliki manusia sebenarnya adalah titipan dari Allah SWT.
Dalam Islam, seseorang diharapkan untuk menggunakan harta benda dengan bijaksana dan memberikannya kepada sesama sebagai wujud syukur atas karunia yang diberikan Allah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Meski Punya Uang 3 Dinar, Ia Sedekahkan Semuanya untuk Pengemis
Dengan demikian, memberikan sedekah sebenarnya adalah memperluas cakupan berkah dan keberkahan yang Allah berikan kepada individu tersebut.
Berikut ini kisah tentang sosok yang mensedekahkan 3 dinar, namun tanpa diduga Allah SWT telah siapkan dan langsung menggantinya secara tunai 300 dinar sekaligus.
Mengutip kisahmuslim.com, dari Abdurrahman bin Yazid bin Jabir berkata, “Maula perempuan Abu Umamah menceritakan kepadaku, Abu Umamah adalah orang yang suka bersedekah dan senang mengumpulkan sesuatu untuk kemudian disedekahkan.
ia tidak pernah menolak seorang pun yang meminta sesuatu kepadanya, sekali pun ia hanya bisa memberi sesiung bawang merah atau sebutir kurma atau sesuap makanan.
Pada suatu hari datang seorang peminta-minta kepadanya padahal ia sudah tidak memiliki itu semua, selain uang sebanyak 3 dinar. Orang itu tetap meminta juga, maka Abu Umamah memberikannya 1 dinar.
Kemudian datang orang lain untuk meminta. Abu Umamah memberinya 1 dinar. Datang lagi satu orang, Abu Umamah memberinya 1 dinar juga.
Sudah barang tentu aku marah. Kemudian aku berkata, ‘Wahai Abu Umamah, engkau tidak menyisakan untuk kami suatu pun!’
Advertisement
Abu Umamah Tak pernah Simpan Uang 300 Dinar
Kemudian Abu Umamah berbaring untuk tidur siang. Ketika adzan Ashar dikumandangkan aku membangunkannya. Lalu ia berangkat ke masjid. Setelah itu aku bercakap-cakap dengan dia kemudian aku meninggalkannya untuk mempersiapkan makan malam dan memasang pelana kudanya.
Ketika aku masuk kamar untuk merapikan tempat tidurnya, tiba-tiba aku menemukan mata uang emas dan setelah aku hitung berjumlah 300 dinar.
Aku berkata dalam hatiku, ‘Tidak mungkin dia melakukan seperti apa yang dia perbuat kecuali sangat percaya dengan apa yang akan menjadi penggantinya.’
Setelah Isya’ dia masuk rumah. Dan ketika melihat makanan yang telah tersedia dan pelana kuda telah terpasang ia tersenyum lalu berkata, ‘Inilah kebaikan yang diberikan dari sisi-Nya.’
Aku berada di hadapannya sampai ia makan malam. Ketika itu aku berkata, ‘Semoga Allah senantiasa mengasihimu dengan infak yang engkau berikan itu sebenarnya engkau telah menyisihkan simpanan, tetapi mengapa engkau tidak memberitahu aku, sehingga aku dapat mengambilnya.’
Abu Umamah bertanya, ‘Simpanan yang mana? Aku tidak menyimpan apapun!’
Kemudian aku angkat kasurnya, tatkala Abu Umamah melihat dinar itu ia bergembira dan sangat heran.
Serta merta aku potong tali ikatku, sebuah tali yang menandakan aku seorang Majusi atau Nasrani, dan aku masuk Islam.”
Ibnu Jarir berkata, “Aku melihat wanita itu (bekas budak) menjadi guru kaum wanita di masjid Himsha yang mengajarkan Alquran, sunah dan ilmu faraidh. Wallahu A'lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul