Liputan6.com, Cilacap - Salah satu pertanyaan eskatologi Islam yang cukup mendasar perihal peristiwa kehancuran alam ialah apakah saat kiamat terjadi, matahari ikut hancur?
Baca Juga
Advertisement
Pertanyaan ini cukup menarik, pasalnya jika dijawab matahari hancur, maka sanggahan selanjutnya ialah perihal kondisi matahari pasca-kiamat tatkala seluruh manusia berada di padang Mahsyar jaraknya dengan manusia sangat dekat, yakni berkisar 1 mil.
Berdasarkan hal itu, maka kesimpulannya ialah matahari tetap ada dan tidak hancur. Atau boleh jadi ikut hancur dan digantikan dengan matahari yang lain.
Dekatnya matahari di yaumil mahsyar, berdasarkan riwayat menyebabkan kondisi saat itu sangat terik. Saking panasnya, menyebabkan keringat bercucuran deras, bahkan ada golongan manusia yang tenggelam dengan keringatnya sendiri.
Simak Video Pilihan Ini:
Kondisi Matahari saat Kiamat
Menukil Republika, menjawab pertanyaan di atas, Allah SWT menerangkan kondisi matahari dalam firman-Nya berikut ini:
اِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْۖ
Apabila matahari digulung, (QS At-Takwir Ayat 1)
Dalam surah lain Allah SWT berfirman:
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُۙ
Serta matahari dan bulan dikumpulkan, (QS Al-Qiyamah Ayat 9)
Ayat di atas menjelaskan “matahari digulung” bermakna matahari semakin meredup hingga kehilangan cahayanya. Hilangnya cahaya matahari bisa diakibatkan oleh debu yang menutupi angkasa, bisa juga akibat benturan benda jatuh antariksa.
Mengenai ayat yang berarti "matahari dan bulan dikumpulkan" mengindikasikan adanya evolusi matahari yang dipercepat. Sehingga matahari menjadi bintang raksasa merah yang mungkin mencaplok planet-planet di dekatnya, termasuk bulan dan bumi.
Advertisement
Keadaan Bulan saat Kiamat
Kemudian, ada beberapa ayat yang menjelaskan keadaan bulan pada hari kiamat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَخَسَفَ الْقَمَرُۙ
Bulan pun telah hilang cahayanya, (QS Al-Qiyamah Ayat 8)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
Hari Kiamat makin dekat dan bulan terbelah. (QS Al-Qamar Ayat 1)
Ayat-ayat itu menggambarkan meredupnya cahaya bulan. Hal ini bisa jadi diakibatkan oleh adanya debu yang luar biasa tebal, maupun akibat meredupnya cahaya matahari yang menjadi sumber cahaya bulan itu sendiri.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul