Sakit Jelang Ajal Tiba, Benarkah Dosa Diampuni walau Tidak Sholat Sepanjang Hidup?

Orang yang tidak pernah sholat sepanjang hidupnya lalu sakit, apakah sakitnya dapat menghapus dosa-dosanya?

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Apr 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi pengidap penyakit parkinson
Ilustrasi orang tua sakit. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Sering kita temui, di masyarakat ada orang sudah sangat tua bahkan lumpuh dirawat oleh anak-anaknya, Dia sakit parah, kaki tak bisa jalan.

Setiap hari cuma berbaring di tempat tidur. Makan harus disuapi. Kondisinya begitu memprihatinkan. Sementara, selama hidupnya dia tidak pernah sholat 5 waktu.

Mungkinkah sakitnya dapat menghapus dosa-dosanya?

Dalam Islam, terdapat keyakinan bahwa sakit jelang ajal merupakan waktu yang penting bagi seseorang. Meskipun seseorang tidak dapat melakukan sholat sepanjang hidupnya karena alasan tertentu, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengampunan dosa di akhir hayat seseorang.

Taubat yang ikhlas dan sungguh-sungguh merupakan faktor penting dalam pengampunan dosa. Seseorang harus merasa menyesal atas perbuatannya dan memiliki niat untuk tidak mengulangi dosa tersebut.

Sebenarnya, hanya Allah yang mengetahui dengan pasti siapa yang akan diampuni dan siapa yang tidak. Kehendak-Nya lah yang menentukan segalanya.

Allah juga Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dia dapat mengampuni dosa siapa pun yang benar-benar bertaubat kepada-Nya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Ini?

ilustrasi sakit jantung
Ilustrasi ssakit parah/Copyright pixabay.com/Tumisu

Meskipun seseorang tidak dapat melakukan sholat sepanjang hidupnya, namun perbuatan baik yang dilakukan di akhir hidup juga dapat dihitung oleh Allah.

Menukil voa-islam.com, sholat merupakan bukti nyata benarnya iman. Orang beriman mesti sholat 5 waktu. Siapa tidak menjalankannya maka tidak ada iman dalam dirinya.

Sedangkan ampunan bersyarat dengan adanya iman. Karenanya, orang yang tidak pernah sholat sepanjang hidupnya lalu sakit, maka sakitnya tidak bisa menjadi penghapus dosa-dosanya. Kecuali dia bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha (tulus).

Jika dia bertaubat dan mengerjakan sholat maka ia berhak mendapat ampunan. Sakitnya akan menjadi penghapus kesalahannya. Kesabarannya akan ujian sakit ini menjadi ladang pahala tanpa batas untuk dirinya.

Taubat ini dengan meninggalkan kemaksiatan, menyesalinya dan bertekad tidak akan mengulanginya. Diikuti dengan banyak istighfar dan mengerjakan amal shalih.

Adakah Kesempatan bagi Orang Sakit Ini?

Mengobati Penyakit Jantung
Ilustrasi Penyakit Jantung Credit: unsplash.com/Olga

Dalam kasus ini, meninggalkan sholat. Orang tua tersebut haruslah menyadari kesalahannya, menyesalinya dan bersungguh-sungguh menjaga sholat. Inilah taubat nasuha.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. Al-Tahrim: 8)

Taubat masih berlaku selama belum datang kepada seseorang dua perkara. Pertama, matahari terbit dari barat. Kedua, nyawa sudah di kerongkongan (sakaratul maut).

Orang tua tersebut memiliki kesempatan untuk bertaubat kepada Allah dan memperbaiki diri dengan menjaga ibadah sholat dan ibadah-ibadah lainnya sesuai kemampuannya. Semoga dengan ini diampuni semua dosanya dan menjadi titik awal keshalihahannya sehingga benar-benar wafat di atas Islam. Wallahu a’lam

 Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya