Liputan6.com, Cilacap - Ulama kharismatik asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengaku kalau dirinya tak mau merepotkan para santri dan orang lain terkait urusan keluarganya. Hal demikian beliau lakukan meskipun kita ketahui dirinya memiliki banyak santri yang jumlahnya ribuan.
Baca Juga
Advertisement
Salah satu contohnya ialah sebagaimana dikisahkan sendiri oleh santri Mbah Moen ini. Beliau menceritakan, jika anaknya ingin membeli jajan beliau lebih memilih untuk mengantarkan sendiri meskipun saat itu beliau sedang tidur.
Faktanya memang demikian, murid kesayangan Mbah Moen dalam sebuah tayangan video YouTube terlihat mengantarkan sendiri kedua anaknya saat belanja di salah satu super market.
Meskipun beliau merupakan sosok ulama tersohor dan disegani, namun beliau tetap berperilaku zuhud. Dalam hal urusan pribadi, beliau tidak mau merepotkan para santri ataupun orang lain.
Simak Video Pilihan Ini:
Tak Mau Merepotkan Santri dan Orang Lain
Gus Baha mengatakan jika anaknya minta jajan, meskipun dirinya sedang tidur maka beliau bersedia untuk dibangunkan.
“Ketika anak saya minta uang jajan, meskipun saya tidur agar dibangunin oleh anak saya,” papar Gus Baha sebagaimana dikutip dari tayangan YouTube Short @arrumidesain88, Minggu (24/06/2024).
Hal ini tentu saja mendapatkan protes dari istrinya karena dinilai hal itu bisa melatih anaknya bertindak tidak sopan kepada orang tua.
“Kata istri saya, itu melatih tidak sopan, tapi akhirnya saya beri penjelasan secara ilmiah,” katanya.
Namun anggapan itu ditampik Gus Baha sebab yang wajib membelikan jajan anak ialah orang tuanya, bukan orang lain.
Gus Baha melanjutkan, jika urusan pribadi terkait dirinya, maka tidak boleh sampai mengganggu para santri. Meskipun bisa saja digantikan oleh orang lain untuk urusan mengantar anaknya jajan.
“Yang wajib jajankan anaknya kan orang tuanya, jangan sampai mengganggu mbak-mbak dan kang-kang (sapaan untuk sebutan santriwan dan santriwati---pen),” tandasnya.
“Sehingga korbannya ya harus saya, bukan orang lain. Jadi kadang-kadang kita juga harus lebih bicara ilmu dibandingkan akhlak,” sambungnya.
Advertisement
Miliki Kenangan dengan Orang Tuanya
Gus Baha menandaskan bahwa tak ada artinya jika memiliki anak yang sopan kepada orang tua, namun kerap merepotkan orang lain.
“Apa artinya anak kita berakhlak sama orang tua, tapi pas anak kita mau jajan merepotkan orang lain,” terangnya.
Manfaat lain yang diperoleh ialah agar si anak memiliki kenangan manis bersama orang tuanya, bukan dengan orang lain. Tentu saja, dimulai dari hal-hal yang ringan seperti mengantarkan sendiri anaknya jika ingin membeli jajan.
“Nah hal-hal itu supaya apa? Anak kita punya kenangan, saya bisa jajan karena bapak saya,saya bisa jajan karena dituruti bapak saya," paparnya
“Tapi kalau kenangannya sama tetangga dan kebetulan tetangga kita misalnya kurang baik, maka nurutnya sama tetangga yang kurang baik," imbuhnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul