Iran Peringatkan Israel untuk Tidak Serang Lebanon usai Golan Diroket

Iran menyebut Israel “berusaha mengalihkan opini publik dan perhatian global” dari kejahatan yang dilancarkannya di Jalur Gaza hingga menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina sejak 7 Oktober tahun lalu

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 29 Jul 2024, 22:30 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2024, 22:30 WIB
Tentara Israel memblokir jalan dengan latar belakang asap kebakaran setelah roket bombardir Hizbullah Lebanon menghantam Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Selasa, 9 Juli 2024. (AP)
Tentara Israel memblokir jalan dengan latar belakang asap kebakaran setelah roket bombardir Hizbullah Lebanon menghantam Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Selasa, 9 Juli 2024. (AP)

Liputan6.com, Jakarta - Iran telah memperingatkan Israel untuk tidak melakukan “serangan baru” terhadap Lebanon usai Dataran Tinggi Golan, yang diduduki Israel, diserang roket pada Sabtu (27/7) hingga menewaskan sedikitnya 12 orang.

Israel mengaitkan serangan ke lapangan sepak bola di Kota Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan tersebut dengan kelompok Hizbullah Lebanon.

"Intelijen kami menegaskan. Hizbullah bertanggung jawab atas pembunuhan anak-anak tak berdosa di Majdal Shams," kata juru bicara militer Israel Daniel Hagari pada Sabtu. Ia menyatakan tekad Israel untuk melakukan pembalasan, dikutip Antara.

Hizbullah, sementara itu, “dengan tegas menyangkal” memiliki peran apa pun dalam serangan maut itu, yang terjadi di tengah peningkatan ketegangan antara kedua pihak yang bertikai.

Melalui pernyataan pada Ahad (28/7), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani merujuk pada pernyataan Hizbullah yang menyangkal perannya dalam serangan itu.

Kanaani menyebut Israel “berusaha mengalihkan opini publik dan perhatian global” dari kejahatan yang dilancarkannya di Jalur Gaza hingga menewaskan lebih dari 39.000 warga Palestina sejak 7 Oktober tahun lalu.

Jubir mengatakan bahwa klaim Israel mengenai serangan Majdal Shams adalah "skenario yang dibuat-buat," dan bahwa Tel Aviv "tidak moral yang cukup untuk menilai dan mengomentari insiden tersebut."

Kanaani menyeru masyarakat internasional, khususnya Dewan Keamanan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), “untuk mendukung stabilitas dan keamanan di Lebanon dan kawasan atas serangan rezim Zionis yang agresif." Ia menyebut Israel sebagai Zionis.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Ancaman Balik Israel

Dia menekankan bahwa setiap “tindakan bodoh” yang dilakukan Israel bisa "meningkatkan ketidakstabilan, ketidakamanan, dan kobaran api perang di kawasan,” serta bahwa tanggung jawab atas konsekuensinya berada di tangan Israel.

Dia juga mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk “bertindak berdasarkan tanggung jawab internasional dan moral mengenai perdamaian dan keamanan global” dan mencegah Israel mengobarkan api perang di Gaza dan tempat-tempat lain.

Setelah serangan pada Sabtu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Netanyahu memutuskan untuk mempersingkat kunjungannya di AS dan akan pulang “sesegera mungkin.”

Netanyahu juga mengatakan kepada pemimpin komunitas Druze bahwa Hizbullah akan “membayar harga yang mahal” atas serangan di Majdal Shams, menurut pernyataan kantornya.

Selanjutnya, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Ahad mengatakan Israel akan memastikan Hizbullah “menanggung akibatnya.”

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya