Liputan6.com, Jakarta - Seorang manusia pasti pernah berbuat salah. Disadari atau tidak, seringkali seseorang berbuat dosa.
Yang jadi masalah adalah ketika dosa itu karena melakukan kesalahan berulang. Sudah bertaubat lantas terjembab ke kesalahan yang sama lagi. Begitu terus berulang.
Ada baiknya seorang muslim bertaubat dengan sungguh-sungguh dan diperkuat dengan doa-doa.
Advertisement
Baca Juga
Artikel mengenai tiga doa penghapus dosa dari kesalahan berulang menjadi yang terpopuler di kanal Islami Liputan6.com, Senin (9/9/2024).
Artikel kedua yang juga populer yakni kisah maling kambing kena prank kiai.
Sementara, artikel ketiga yaitu ulasan Gus Baha mengenai definisi bahagia. Menurut dia, menganggur saja seseorang bisa bahagia.
Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. 3 Doa Penghapus Dosa dari Kesalahan Berulang, Segera Amalkan!
Selama kita hidup di dunia kemungkinan untuk berbuat salah akan selalu ada. Kesalahan berulang mungkin saja disebabkan oleh ucapan ataupun tindakan tertentu.
Ada ganjaran untuk setiap perbuatan. Begitu pula dengan perbuatan jahat yang dapat berujung pada dosa entah itu disengaja maupun tidak.
Tanpa disadari, banyak kesalahan yang mungkin sering dilakukan berulang. Namun karena menganggap ringan, seseorang menjadi tidak sadar sudah melakukannya lagi.
Kendati demikian, kita tidak boleh larut dengan dosa-dosa itu. Oleh karena itu, manusia dianjurkan agar bertaubat dengan membaca doa atas segala perbuatan dosa yang telah dilakukan.
Dilansir dari laman dream.co.id, berikut adalah 3 amalan doa penghapus dosa dari kesalahan berulang sebagai sarana taubat dan pembersih hati.
Advertisement
2. Kisah Pencuri Kambing Apes Kena Prank Kiai
Karomah dalam bahasa Jawa lazim disebut keramat. Maknanya kurang lebih sama, keistimewaan, meski keramat sedikit berkonotasi hal-hal gaib.
Orang yang dianugerahi karomah adalah orang berpangkat istimewa di sisi Allah. Maqamnya wali.
Sering pula dijumpai barang atau peliharaan kiai memiliki kekeramatan tersendiri. Tak jarang pula memiliki keanehan yang tidak seperti pada umumnya.
Seperti pada kisah kali ini, yaitu keramatnya kambing milik Kiai Idris Kamali atau akrab disapa Kiai Idris. Kiai kharismatik ini dipercaya sebagai asisten atau badal KH Hasyim Asy’ari yang membantu mengajar ngaji kitab di pondok pesantren Tebuireng.
KH Idris Kamali adalah sosok yang sederhana dalam hal penampilan, beliau sama sekali tidak terlihat seperti ulama besar yang memakai sorban besar. Beliau hanya memakai imamah (sorban) biasa dan sarung.
Dikisahkan, seorang pencuri kambing mengalami kejadian yang sangat tidak biasa setelah mencuri seekor kambing milik Kiai Idris Kamali. Seolah kena prank oleh kambing sang kiai.
Dalam sebuah kejadian yang menggelitik, pencuri tersebut menghadapi situasi aneh setelah mencuri dan memasak kambing tersebut.
Dikutip dari kanal YouTube @Ceritaislami836, daging kambing yang telah dimasak berjam-jam tetap tidak matang, warna merah dan darah di daging masih terlihat jelas meskipun air dalam panci hampir habis.
3. Nganggur Saja Bisa Bahagia, Caranya Begini Kata Gus Baha
Bahagia memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap orang karena setiap individu memiliki nilai, pengalaman, dan harapan yang unik.
Bagi sebagian orang, kebahagiaan mungkin terletak pada pencapaian materi atau kesuksesan karier, sementara bagi yang lain, kebahagiaan bisa berarti kedamaian batin, hubungan yang harmonis, atau momen sederhana bersama keluarga.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau dikenal sebagai Gus Baha, memberikan pandangannya mengenai konsep kebahagiaan yang sering kali salah kaprah di masyarakat.
Dalam penjelasannya, Gus Baha menekankan bahwa banyak orang, termasuk akademisi dan dosen, telah mengajarkan pemahaman yang keliru tentang kebahagiaan.
Dalam video yang diunggah di kanal YouTube @GPDCorpSanggau, Gus Baha mengungkapkan pandangannya mengenai kesalahpahaman ini.
“Selama ini kita sebagai akademisi, sebagai dosen juga ikut salah melahirkan satu paham bahwa bahagia itu kalau jadi dosen, bahagia itu kalau jadi rektor, jadi menteri,” ujar Gus Baha.
Advertisement