Liputan6.com, Jakarta - Kegagalan adalah kondisi di mana seseorang tidak mencapai hasil yang diharapkan, sering kali disebabkan oleh kurangnya persiapan, perencanaan yang buruk, atau hambatan yang tak terduga.
Meskipun sering dianggap negatif, kegagalan bisa menjadi pembelajaran penting yang mendorong perbaikan diri dan kesuksesan di masa depan, jika dipahami dan diterima dengan sikap yang tepat.
Jika demikian artinya, kira-kira bagaimana sosok KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengartikan dan menjelaskan kegagalan, bisa saja hal ini bisa menjadi sarana refleks diri.
Advertisement
Dalam salah satu ceramahnya, Gus Baha, mengajak kita untuk merenungkan sikap kita terhadap kegagalan. Dalam pandangannya, jika kita hanya menghitung kegagalan, kita akan merasa terpuruk.
Namun, ia menekankan pentingnya untuk selalu mengingat Allah di setiap langkah hidup kita, termasuk saat alami kegagagalan, demikian salah satu poin ceramahnya yang dikutip dari kanal YouTube @mazradenfatah85.
Gus Baha menjelaskan bahwa orang yang memiliki akal sehat seharusnya selalu berpikir tentang apa yang Allah kehendaki dalam hidupnya.
Ketika menghadapi kegagalan, kita harus bertanya pada diri sendiri. "Apa yang ingin Dia ajarkan kepada saya melalui ujian ini?," katanya,
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Banyak Pandangan Orang yang Salah
Dengan sikap seperti ini membantu kita untuk lebih menerima kenyataan dan menemukan hikmah di balik setiap cobaan.
Ia juga menyoroti bagaimana cara pandang kita terhadap orang lain sering kali salah. Banyak orang yang kita anggap serius dan bijaksana, tetapi pada kenyataannya, mereka juga memiliki kesulitan dan tantangan dalam hidup mereka.
Gus Baha mengingatkan bahwa semua orang memiliki beban masing-masing yang mungkin tidak kita ketahui.
Melihat orang-orang di sekitar kita dengan sudut pandang yang berbeda adalah kunci untuk memahami kompleksitas hidup.
Gus Baha memberikan contoh tentang seorang dermawan yang membangun masjid mewah sementara banyak orang di sekitarnya masih kelaparan. Ini menjadi pertanyaan penting, "Apa makna dari sebuah masjid yang megah jika di sekelilingnya banyak yang membutuhkan?"
Menurutnya, tindakan kebaikan harus seimbang. Kita perlu menyadari bahwa infrastruktur seperti masjid penting, tetapi perhatian terhadap kebutuhan sosial juga harus menjadi prioritas.
"Apa artinya masjid yang megah jika banyak orang tidak bisa makan?" tanyanya, menegaskan pentingnya keseimbangan dalam berbuat baik.
Â
Advertisement
Banyak Orang Berpandangan Sempit
Gus Baha juga menyampaikan bahwa kita sering kali memiliki pandangan yang sempit terhadap orang lain.
Misalnya, ketika kita melihat seseorang memiliki harta yang banyak, kita mungkin berpikir negatif. Padahal, bisa jadi orang tersebut berusaha keras dan berikhtiar untuk membantu sesama. "Kita tidak tahu cara berpikir orang lain," ujarnya.
Ia mendorong kita untuk lebih terbuka dalam melihat perbedaan sudut pandang. Misalnya, ada orang yang berfokus pada pendidikan, sementara yang lain mungkin lebih fokus pada infrastruktur.
Semua pendapat dan tindakan ini, menurut Gus Baha, memiliki nilai dan tujuan yang bisa jadi berbeda tetapi saling melengkapi.
Gus Baha juga menjelaskan bahwa seringkali kita terjebak dalam asumsi yang keliru tentang orang lain. Kita menghakimi orang berdasarkan penampilan atau tindakan mereka, padahal mungkin mereka sedang berjuang untuk melakukan yang terbaik sesuai dengan kapasitas mereka.
Oleh karena itu, kita harus lebih empati dan peka terhadap keadaan orang lain.
Ia mengingatkan bahwa hidup ini penuh dengan dinamika dan tantangan. Ketika kita mengatasi kegagalan, kita perlu memahami bahwa setiap orang memiliki cara dan proses tersendiri dalam menjalani hidup.
"Jangan terburu-buru menghakimi," pesan Gus Baha. "Setiap orang sedang berusaha sebaik mungkin."
Lebih lanjut, Gus Baha menekankan pentingnya membangun komunitas yang saling mendukung. Ketika kita memahami perbedaan pandangan dan nilai, kita bisa bekerja sama untuk menciptakan solusi yang lebih baik bagi masyarakat.
Ia mengajak kita untuk bersinergi, bukan berkompetisi dalam kebaikan. Termasuk dalam menuikapi kegagalan tersebut.
Gus Baha juga berbicara tentang pentingnya kesadaran diri. Dalam hidup ini, kita perlu sering merenung dan bertanya pada diri sendiri tentang tujuan hidup kita.
Apakah kita berusaha untuk memberi manfaat bagi orang lain, atau hanya berfokus pada kepentingan pribadi? Kesadaran ini dapat memandu kita untuk menjalani hidup yang lebih bermakna.
Sebagai penutup, Gus Baha mengajak kita untuk selalu bersyukur atas setiap keadaan. Baik dalam kesuksesan maupun kegagalan, selalu ada pelajaran berharga yang bisa diambil.
Dengan mengingat Allah dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain, kita dapat menjalani hidup dengan lebih baik dan lebih bermakna.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul