Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha dikenal sebagai ulama kharismatik Nahdlatul Ulama yang sangat sederhana. Pakaian khas hariannya adalah koko putih, songkok hitam, dan ditambah sarung.
Gus Baha memang sering menonjolkan kesederhanaannya. Kendati begitu, kalau soal ilmu jangan ditanya lagi karena dia termasuk pendakwah dan ahli tafsir Al-Qur’an yang cerdas.
Semasa perjalanan menimba ilmunya, Gus Baha pernah berguru ke KH Maimoen Zubair. Bahkan, ia merupakan salah satu murid kesayangan ulama yang akrab dipanggil Mbah Moen tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai santri kesayangannya, Gus Baha sering mendengar cerita-cerita yang langsung disampaikan Mbah Moen. Tak jarang cerita yang ia dengarkan soal kehidupan pribadi Mbah Mbah Moen.
Salah satu cerita yang ia ingat adalah soal pengakuan Mbah Moen yang merasa iri dengan orang bodoh.
“Kata Mbah Moen yang masih saya ingat, ‘Aku itu kadang iri sama orang bodoh, Ha’," kata Gus Baha menirukan ucapan Mbah Moen di hadapan jemaahnya, dikutip dari YouTube Dokumen Santri, Kamis (31/10/2024).
Saksikan Video Pilihan Ini:
Cerita Mbah Moen yang Iri dengan Orang Bodoh
Gus Baha lantas bercerita, sewaktu Mbah Moen awal-awal menjadi kiai pernah memimpin rombongan ziarah ke makam-makam Walisongo. Tepat di tanjakan, busnya berhenti. Mbah Moen ketakutan.
"Kalau remnya blong bagaimana?" tanya Mbah Moen.
Alih-alih ikut panik, orang-orang kampung yang ikut bersama Mbah Moen justru tenang saja sewaktu busnya berhenti di tanjakan. Mereka malah makan dan santai.
"Kamu kok santai? Nanti kalau busnya terguling bagaimana?" tanya Mbah Moen.
"Sudah dipikirkan supirnya, Mbah,” jawab penumpang lainnya.
Jawaban enteng orang-orang kampung itu bikin jemaah Gus Baha tertawa.
Advertisement
Kelakar Mbah Moen: Kok Enak jadi Orang Bodoh?
Kepada Gus Baha, Mbah Moen berkelakar, "Kok, enak jadi orang bodoh.”
"Lama-lama kutanya, Ha. ‘Pernah terpikir masuk surga atau tidak?’" tanya Mbah Moen ke jemaahnya.
"Lho, itu kan dipikir jenengan. Lah wong Anda kiainya,” kata jemaah yang ikut ziarah itu. Jawaban santai ini lagi-lagi bikin jemaah Gus Baha yang mendengarnya tertawa.
Gus Baha berkelakar, andai saja orang-orang bodoh se-Indonesia dikumpulkan, lalu bikin rapat serius untuk mengentaskan kemiskinan.
Alih-alih serius, kata Gus Baha, “Orang miskinnya (malah) santai, ngopi dan rokok’an.”