Kisah Lucu Ustadz Das'ad Latif Nyaris Ditilang Polisi, Bikin Jemaah Terpingkal-pingkal

Ustadz Das'ad berusaha menyampaikan bahwa seorang polisi pun bisa menjadi sahabat masyarakat jika mau lebih terbuka. Tak hanya membahas tingkah laku polisi saat bertugas, Ustadz Das'ad juga bercanda tentang penampilan seorang polisi saat sedang ibadah.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2024, 13:30 WIB
Ustadz Das'ad Latif
Ustadz Das'ad Latif. (YouTube Das'ad Latif)

Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Das’ad Latif terkenal dengan gaya ceramahnya yang santai dan penuh canda, kali ini menyinggung tentang tingkah laku polisi dalam sebuah cerita yang menarik perhatian jamaah.

Lewat ceramahnya, Ustadz Das'ad mengungkapkan keinginannya untuk membuat jamaah memahami pesan-pesan agama melalui pendekatan humor, salah satunya dengan sedikit "mencolek" para polisi yang hadir di majelisnya.

Ceramah ini dikutip dari tayangan di kanal YouTube @Hana_0201, di mana Ustadz Das'ad menggunakan guyonan tentang polisi dan aturan berkendara.

Dalam ceramah tersebut, Ustadz Das'ad menceritakan pengalamannya ditilang polisi dan bagaimana ia menggambarkan kelucuan di balik kejadian tersebut, membuat suasana majelis semakin hidup dan penuh tawa.

Ustadz Das’ad mengawali cerita dengan nada komedi. "Saya tilang kau!" kata sang polisi padanya. Mendengar itu, Ustadz Das'ad langsung menyahut, "Kenapa Bapak tilang saya? Semua lengkap!" jawabnya, disambut dengan tawa dari jamaah.

Dalam gaya bercandanya, Ustadz Das'ad menyindir petugas tersebut yang salah paham dengan kelengkapan berkendara, sehingga situasi menjadi sangat menghibur.

Lebih lanjut, Ustadz Das'ad membuat perumpamaan dengan gaya mengajaknya yang kocak, bahwa para polisi perlu lebih santai dan tidak terlalu kaku. "Motormu Honda, jaketmu Yamaha, 'jangan jadi polisi begitu, Pak!'" ungkap Ustadz Das'ad, yang langsung diiringi tawa jamaah yang menyaksikan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jika Polisi dan Kiai Tukar Seragam

Ratusan Kendaraan Terjaring Razia Pajak STNK di Depok
ilustrasi Polantas Polres Depok memeriksa surat tanda nomor kendaraan (STNK) saat Operasi Gabungan Tertib Administrasi Kendaraan Bermotor (KBM). (merdeka.com/Arie Basuki)

Ustadz Das'ad berusaha menyampaikan bahwa seorang polisi pun bisa menjadi sahabat masyarakat jika mau lebih terbuka.

Tak hanya membahas tingkah laku polisi saat bertugas, Ustadz Das'ad juga bercanda tentang penampilan seorang polisi saat sedang ibadah.

"Pak polisi, boleh nggak pakai peci seperti saya? Kalau Bapak pakai serban dan masuk masjid, orang makin hormat!" katanya, menekankan bahwa penampilan yang sederhana justru bisa membawa kewibawaan tersendiri, termasuk bagi petugas kepolisian.

Ustadz Das’ad juga mengingatkan para jamaah bahwa polisi sebagai pelayan masyarakat juga bisa memberikan teladan yang baik saat beribadah di tengah masyarakat.

"Bapak pakai serban, makin disegani. Polisi presisi kan ya, tapi bisa gak Das’ad Latif pakai seragam Bapak?" tanyanya dengan gaya khasnya yang santai namun tajam.

Dalam ceramahnya, Ustadz Das’ad mengungkapkan bahwa meskipun seragam polisi memberi kewibawaan, ia sebagai ustadz tidak bisa mengenakan seragam tersebut.

"Kalau saya pakai seragam polisi keluar, langsung ditangkap," ujarnya sambil tertawa. Jamaah pun riuh mengikuti tawa Ustadz Das’ad, merasa pesan ini benar-benar menyentuh dan menghibur.

 

Pesan Lain Ustadz Das'ad

Polantas menghentikan kendaraan saat Operasi Gabungan Tertib Administrasi Kendaraan Bermotor (KBM) Kendaraan Tidak Mendaftar Ulang (KTMDU) 2022 di Jembatan Panus, Depok. Begini cara cek pajak kendaraan (merdeka.com/Arie Basuki)
Ilustrasi Polantas menghentikan kendaraan saat Operasi Gabungan Tertib Administrasi Kendaraan Bermotor (KBM). (merdeka.com/Arie Basuki)

Pesan lain yang disampaikan adalah bagaimana masyarakat perlu menghargai tugas polisi, yang juga penuh risiko dan tanggung jawab. Ustadz Das'ad menyiratkan bahwa tugas sebagai polisi adalah amanah besar yang harus dijalankan dengan kesungguhan hati.

Ia mengajak jamaah untuk memahami bahwa di balik tugas seorang polisi, ada banyak tantangan yang harus dihadapi.

Dalam ceramahnya yang penuh guyonan, Ustadz Das'ad juga menyelipkan pesan agar para polisi lebih manusiawi dan bijaksana dalam menjalankan tugas.

Ia mencontohkan situasi di mana polisi bisa lebih fleksibel, dan tidak bersikap kaku saat berhadapan dengan masyarakat. Dengan nada bercanda, Ustadz Das'ad menunjukkan bahwa pendekatan yang ramah dari polisi akan lebih dihargai masyarakat.

Selain menyinggung soal penampilan dan tugas polisi, Ustadz Das’ad juga memberikan pesan mendalam agar setiap orang, termasuk para petugas keamanan, menjalankan profesinya dengan penuh ikhlas. “Itulah nikmatnya jadi polisi,” ujarnya, mengingatkan betapa pentingnya menjalankan tugas sesuai amanah yang diemban.

Ceramah Ustadz Das'ad yang unik ini menyoroti peran polisi bukan hanya sebagai penegak hukum tetapi juga sebagai pelayan masyarakat yang patut dicintai. Pesannya pun semakin kuat karena dibawakan dengan gaya yang santai dan jenaka, namun tetap sarat makna. Bagi Ustadz Das'ad, ceramah yang ringan dan menghibur bisa menjadi sarana efektif untuk menyampaikan nilai kebaikan.

Dengan gaya humornya yang khas, Ustadz Das'ad mampu merangkul perhatian semua kalangan, mulai dari masyarakat umum hingga para petugas kepolisian. Ceramahnya kali ini bukan hanya membuat para jamaah terhibur tetapi juga mendapat pemahaman baru tentang pentingnya menjalani profesi dengan penuh tanggung jawab dan kerendahan hati.

Di akhir ceramahnya, Ustadz Das'ad mengajak para polisi untuk tidak segan hadir dalam majelis ilmu atau tempat ibadah dengan penampilan yang lebih sederhana. Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi bentuk dakwah tersendiri dan membuat masyarakat semakin menghargai keberadaan polisi di tengah-tengah mereka.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya