Liputan6.com, Jakarta - Berdoa merupakan bagian penting dari ibadah umat Islam. Biasanyaa, doa dilakukan dengan mengangkat tangan sebagai tanda memohon kepada Allah SWT.
Namun tak dipungkiri ada yang bertanya-tanya mengenai hukum mengangkat tangan soal berdoa.Â
Advertisement
Ustadz Adi Hidayat (UAH)Â menjelaskan makna dan hikmah di balik mengangkat tangan saat berdoa dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube @Suherlanya.
Advertisement
UAH membahas sebuah hadis sahih, di mana seorang sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, "Ya Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang seseorang yang memohon kepada Allah dengan mengangkat kedua tangannya?" Nabi SAW memberikan jawaban yang mendalam melalui sebuah analogi yang mudah dipahami.
Dalam jawaban tersebut, Nabi SAW mengajukan pertanyaan balik. Beliau bertanya, "Bagaimana jika seseorang memohon kepada Anda dengan cara mengangkat tangannya, memanggil-manggil, 'Pak, tolong Pak,' di depan rumah Anda selama satu jam? Kira-kira, apakah Anda akan memberinya sesuatu?" Orang yang ditanya pun menjawab bahwa ia pasti merasa malu jika tidak memberikan sesuatu.
Nabi SAW kemudian melanjutkan bahwa Allah, Yang Maha Pemurah dan Maha Pemberi, memiliki sifat yang jauh lebih agung. "Innallaha hayyun kariimun," Nabi SAW bersabda, yang artinya Allah memiliki sifat malu yang sangat mulia.
Jika ada hamba yang memohon kepada-Nya dengan mengangkat kedua tangan, Allah merasa malu untuk membiarkannya kembali dengan tangan kosong.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Betapa Mulianya Allah SWT saat Mendengar Permohonan Hamba-Nya
Mengutip dari berbagai sumber, mengangkat tangan dalam berdoa adalah salah satu etika doa yang sangat agung. Salman Al-Farisi RA menyampaikan sebuah hadis yang mempertegas betapa mulianya Allah dalam mendengarkan permohonan hamba-hamba-Nya.
Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya Rabb kalian Maha Hidup lagi Maha Mulia, Dia malu dari hamba-Nya yang mengangkat kedua tangannya (meminta-Nya) dan dikembalikan dalam keadaan kosong."
Penjelasan tentang hadis ini diperdalam oleh Syaikh Al-Mubarak Furi, yang menjelaskan bahwa kata hayyun bermakna malu, sementara kariim mengacu pada sifat Maha Pemurah Allah.
Artinya, Allah memberi tanpa diminta dan pemberian-Nya tidak pernah habis, sehingga Dia tidak akan membiarkan doa yang sungguh-sungguh tanpa jawaban.
Namun, tidak semua doa dengan mengangkat tangan dilakukan dengan cara yang sama. Ada perbedaan dalam tata cara mengangkat tangan, seperti yang diriwayatkan oleh Anas RA. Disebutkan bahwa Nabi SAW tidak mengangkat tangan dalam berdoa kecuali saat sholat istisqa, yaitu doa meminta hujan.
Imam Hafizh Ibnu Hajar memberikan komentar bahwa hadis ini tidak melarang mengangkat tangan saat berdoa, tetapi menunjukkan bahwa ada cara tertentu yang dianjurkan, terutama untuk doa istisqa. Dalam konteks ini, tangan bisa diangkat tinggi-tinggi, berbeda dengan doa biasa yang cukup sejajar dengan wajah atau pundak.
Advertisement
Setiap Doa Memiliki Aab
Meski begitu, Rasulullah SAW juga pernah mengangkat tangan dalam doa hingga terlihat putih ketiaknya. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi tertentu, mengangkat tangan dalam berdoa hingga terlihat bagian bawah lengan diperbolehkan.
Namun, sholat istisqa memiliki kekhususan, di mana kedua telapak tangan diarahkan ke bumi, sementara dalam doa-doa lain biasanya diarahkan ke langit.
Ustadz Adi Hidayat juga menekankan bahwa setiap bentuk doa memiliki adab dan etika yang berbeda. Mengangkat tangan dalam berdoa menunjukkan kesungguhan dan ketergantungan seorang hamba kepada Allah.
Dengan demikian, meski bentuk dan cara doa bisa bervariasi, inti dari doa adalah ketulusan hati dan keikhlasan dalam memohon.
Dalam penjelasannya, Ustadz Adi menegaskan pentingnya memahami makna di balik gestur doa. Allah tidak melihat seberapa tinggi tangan kita diangkat, tetapi seberapa dalam hati kita bersandar kepada-Nya. Berdoa dengan mengangkat tangan adalah simbol ketundukan dan pengakuan bahwa hanya Allah yang mampu mengabulkan doa-doa kita.
Tata cara doa dengan mengangkat tangan ini juga mengingatkan umat muslim bahwa Allah tidak pernah lelah mendengar permohonan hamba-Nya. Tidak ada doa yang sia-sia jika disampaikan dengan keikhlasan. Bahkan jika jawaban doa belum datang, pahala kesungguhan berdoa tetap akan dicatat.
Mengakhiri ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa kesungguhan dalam berdoa, termasuk mengangkat tangan, adalah bentuk pengakuan bahwa kita sangat memerlukan pertolongan Allah.
Etika berdoa ini bukan sekadar gestur fisik, melainkan simbol dari rasa butuh yang mendalam terhadap rahmat-Nya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul