Jauh-Jauh dari Celebes, Pemprov Sulbar Belajar Penanganan Sampah di Banyumas

Pemprov Sulbar melakukan studi strategis penanganan sampah di Kabupaten Banyumas, Jateng

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jun 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2022, 10:00 WIB
Pemprov Sulbar melakukan studi strategis penanganan sampah di Kabupaten Banyumas, Jateng. (Foto: Liputan6.com/Pemkab Banyumas)
Pemprov Sulbar melakukan studi strategis penanganan sampah di Kabupaten Banyumas, Jateng. (Foto: Liputan6.com/Pemkab Banyumas)

Liputan6.com, Banyumas - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) berkunjung ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (23/6/2022). Jauh-jauh dari Celebes, mereka belajar tata kelola sampah yang dikembangkan di kabupaten lereng selatan Gunung Slamet ini.

Keseriusan Pemprov Sulbar dalam penanganan sampah begitu terlihat, dengan ikut sertanya Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sulbar, Asisten dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup di lingkungan Pemkab di jajaran Pemprov Sulawesi Barat.

Bupati Banyumas Achmad Husein juga mengajak tamunya menuju salah satu TPST yaitu TPST Kedungrandu yang dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Randu Makmur kemudian TPST Sokaraja yang dikelola oleh BUMDes. Kemudian ke Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Berbasis Lingkungan dan Edukasi (TPA BLE) di Walhar Wetan Kecamatan Kaibagor.

Di sejumlah lokasi tersebut mereka melihat langsung sejumlah aktivitas. Di antaranya pemilahan sampah yang dilakukan para pekerja. Di sini juga ada budidaya maggot BSF dengan pakan sampah organik yang masuk ke TPST.

Mereka juga melihat cara kerja mesin pirolisis sebagai mesin pemusnah sampah. Mesin tersebut sudah memenuhi standar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) karena pembakaran dengan suhu di atas 800 derajat Celsius.

Husein menjelaskan pembelian mesin pirolisis tersebut merupakan bagian dari komitmen Pemkab Banyumas dalam mengelola sampah.

 

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Sulbar, Khaerudin Anas mengatakan, mereka melakukan studi strategis penanganan sampah di Kabupaten Banyumas. Dia melihat dari berbagai media tentang keberhasilan pengelolaan sampah serta inovasi tentang pengelolaan sampah yang dilakukan Pemkab Banyumas.

"Kami tertarik dengan cara Bupati Banyumas karena Banyumas pernah mengalami permasalahan kemudian muncul inovasi. Kami sudah melihat dua hal yang penting yaitu conveyor pemilah sampah dan hybrid," ucap dia.

 

 

Bahkan, Pemprov Sulbar juga telah bersiap untuk menggerakkan desa-desa untuk menggunakan dana desa untuk penanganan sampah.

"Kami ada dana untuk desa dan kelurahan masing masing Rp200 juta, nantinya dana tersebut akan kami gunakan membuat semacam ini satu kecamatan,” ucap dia.

Saksikan Video Pilihan:

Kisah Banyumas Tangani Sampah

Pemprov Sulbar melakukan studi strategis penanganan sampah di Kabupaten Banyumas, Jateng. (Foto: Liputan6.com/Pemkab Banyumas)
Pemprov Sulbar melakukan studi strategis penanganan sampah di Kabupaten Banyumas, Jateng. (Foto: Liputan6.com/Pemkab Banyumas)

 

Bagi Khaerudin, penjelasan langsung Bupati Banyumas dan ditunjukan langsung ke lokasi TPST menjadi hal yang sangat berharga. Sementara, para Kepala Dinas Lingkungan Hidup mengaku akan mengaplikasikan inovasi tersebut pada Pemerintah Provisi Sulawesi Barat.

“Kesannya sangat luar biasa meski terlihat sederhana hasilnya luar biasa setelah akan diaplikasikan di Provinsi Sulawesi Barat,” ucap dia.

Achmad Husein mengatakan Banyumas sudah mengalami berbagai masalah dalam penanganan sampah. Bahkan dia mengaku sempat berdarah-darah dalam mencari solusi penanganan sampah.

“Bahkan Kabupaten Banyumas pernah “Darurat Sampah” dengan ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah oleh masyarakat. Bahkan Alun-alun pernah dijadikan tempat membuang sampah oleh masyarakat,” kata Husein.

Husein mengungkapkan, protes dari masyarakat Banyumas yang membuat Kabupaten Banyumas berhasil membangun kota tanpa TPA.

Pada awalnya pemerintah Kabupaten Banyumas membangun pusat daur uang sampah, namun hasilnya kurang maksimal, kemudian membangun tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST). Kemudian diadakan mesin pemilah sampah yang bisa memisahkan antara sampah organik dengan sampah plastik.

“Dari pembangunan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST), kemudian pembelian mesin pirolisis pemusnah sampah, kerja sama dengan pengelola refuse derived-fuel (RDF) hingga tempat pembuangan akhir berbasis lingkungan dan edukasi (TPA BLE) yang ada di Desa Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor,” ucap bupati.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya