Imbas Pandemi, Jumlah Pengguna e-Money di Jawa Timur Alami Peningkatan

sejak awal pandemi masih tercatat di angka Rp21,39 triliun. Transaksi tersebut diperoleh dari jumlah uang elektronik sebanyak 69.241.575 unit kartu e-Money.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Feb 2022, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2022, 14:00 WIB
Transaksi e-Money Mulai Alami Peningkatan
Konsumen bertransaksi dengan uang elektronik di Jakarta, Rabu (2/12/2020). Saat ini frekuensi transaksi mandiri e-money telah menembus 650 juta transaksi dengan nilai yang mencapai Rp10 triliun pada Januari-September 2020 lalu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jatim - Jumlah pengguna uang elektronik atau e-Money di Jawa Timur mengalami peningkatan tajam selama pandemi. Transaksi pembayaran non tunai itu meningkat hingga 84,6 persen sejak tahun 2021.

Berdasarkan data Bank Indonesia perwakilan Jawa Timur, jumlah pengguna e-Money meningkat sebanyak 18,2 persen. Dari 66,4 persen pada tahun 2020 menjadi 84,6 persen setahun setelahnya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebut total transaksi non tunai itu mencapai Rp39,5 triliun. Nilai transaksi itu diperoleh dari jumlah uang elektronik sebanyak 115.261.017 unit kartu e-Money warga Jawa Timur.

"Sebanyak 3,43 persen penduduk Jawa Timur sudah memiliki kartu e-Money," katanya.

Ia mengatakan setiap penduduk Jawa Timur berkemungkinan memiliki lebih dari dua unit akun e-Money. Sehingga masyarakat sudah memiliki tingkat kesadaran lebih tinggi dalam bertransaksi non tunai.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Kurangi Kontak Langsung

Sementara nilai total transaksi uang elektronik di 2020 atau sejak awal pandemi masih tercatat di angka Rp21,39 triliun. Transaksi tersebut diperoleh dari jumlah uang elektronik sebanyak 69.241.575 unit kartu e-Money.

Kota Surabaya memiliki posisi teratas dengan nilai transaksi terbanyak, yaitu mencapai Rp10,46 trilliun. Kemudian Kabupaten Sidoarjo dan Kota Malang yang masing-masingnya menyumbang transaksi sebesar Rp4,2 triliun dan Rp2,57 triliun.

"Perubahan pola ini karena masyarakat telah banyak yang memahami pembayaran non tunai dapat mengurangi kontak langsung," ungkapnya.

Khofifah berharap tingginya daya beli masyarakat menggunakan e-Money juga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Terutama bagi sektor UMKM yang menggunakan pasar elektronik (e-Commerce).

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya