MUI Jatim Selidiki Ritual Berujung Maut yang Dilakukan di Pantai Payangan

Hal itu dilakukan agar tak terulang kejadian serupa dikemudian hari.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Feb 2022, 08:40 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2022, 08:00 WIB
Korban Hilang di Pantai Payangan Ditemukan Meninggal Dunia. (Istimewa)
Korban Hilang di Pantai Payangan Ditemukan Meninggal Dunia. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur memberikan perhatian khusus kepada insiden ritual meditasi yang memakan korban di Pantai Payangan, Jember pada Minggu (13/2/2022). Dalam kejadian 11 orang dinyatakan tewas usai terseret ombak dan 13 lainnnya dipastikan selamat. 

Wakil Ketua MUI Jawa Timur, Abdul Halim Subahar mengatakan bahwa pihaknya akan mengirim tim khusus untuk menyelidiki kegiatan ritual meditasi yang dialkukan saat dini hari tersebut. Tim tersebut nantinya akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut tidak melanggar norma-norma yang ada. 

“MUI Provinsi segera mengirim tim untuk melakukan kajian komprehensif dan akan berkoordinasi dengan pihak terkait, agar hal serupa tidak terulang lagi di kemudian hari,” kata Abdul Halim Subahar, Minggu (13/2/2022). 

MUI merasa perlu agar persoalan ini diklarifikasi sejernih mungkin. Apalagi paska insiden nahas itu, santer beredar bahwa ritual yang warga tersebut lakukan berkaitan dengan kegiatan suatu aliran kepercayaan tertentu. 

 “Kami ingin masyarakat tidak terkecoh," terang Halim.

Menurut Halim, ritual keagamaan atau kepercayaan apapun tidak boleh membahayakan jiwa umat. Karena setiap agama dan kepercayaan yang di muka bumi ini tentu pasti mengajak kita untuk senantiasa menjaga diri. 

 “Ritual keagamaan kalau mengancam keselamatan jiwa pasti ritual yang salah. Agama sangat menganjurkan kita agar menjaga keselamatan jiwa,” terangnya. 

Kronologi

Salah Satu Jenazah Korban Tewas Tragedi Ritual di Pantai Payangan Jember. (Istimewa)
Salah Satu Jenazah Korban Tewas Tragedi Ritual di Pantai Payangan Jember. (Istimewa)

Sebelumnya rombongan Kelompok Tunggal Jati Nusantara sebanyak 24 orang, termasuk sopir menggunakan armada Minibus Elf dengan Nopol DK-7526-VF berangkat menuju Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Sabtu (12/2) malam.

Setelah tiba di Pantai Payangan, sebanyak 20 orang menggelar ritual di tepi pantai, sedangkan empat orang lainnya terdiri atas sopir, satu balita, dan dua lansia berada di sekitar area parkir kendaraan pada Minggu dini hari.

Saat ritual baru berlangsung satu jam, tiba-tiba ombak besar laut selatan menerjang Kelompok Tunggal Jati Nusantara yang bergandengan tangan sambil melakukan kegiatan ritual di tepi pantai.

Tim SAR menemukan peserta ritual sebanyak 11 orang meninggal dunia dan sembilan orang selamat, sedangkan empat orang yang berada di area parkir selamat, sehingga total korban selamat sebanyak 13 orang.

 

Simak juga video pilihan berikut ini

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya