Tips Diet Selama Puasa Ramadhan Ala Pakar Gizi Unair

Puasa Ramadhan ternyata bisa dijadikan momentum untuk diet menurunkan berat badan.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Apr 2022, 21:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2022, 21:00 WIB
Cerita Akhir Pekan: 6 Jenis Diet Terpopuler Sepanjang 2020
Ilustrasi turunkan berat badan. (dok. Ketut Subiyanto/Pexels/Brigitta Bellion)

Liputan6.com, Jatim - Puasa Ramadhan ternyata bisa dijadikan momentum untuk diet menurunkan berat badan. Namun, menahan lapar dan haus tidak semata-mata dapat dikatakan diet.

Menurut Ahli gizi dari Universitas Airlangga (UNAIR), Mahmud Aditya Rifqi, diet pada dasarnya adalah mengatur pola makan untuk memperbaiki status gizi, mengontrol atau menurunkan berat badan.

"Ada bermacam-macam jenis diet, salah satunya adalah intermittent fasting," katanya, Jumat (8/4/2022).

Intermittent fasting merupakan metode mengatur pola makan dengan cara berpuasa beberapa waktu. Itu ada polanya, umat muslim menerapkan prinsip diet ini dalam bentuk puasa Ramadan.

Namun, ahli gizi sekaligus dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR itu menegaskan, terdapat syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi jika ingin menjalankan puasa Ramadhan sekaligus diet sehat menurunkan berat badan. Yaitu, mengontrol diri saat sahur dan berbuka serta mengatur asupan.

Saat puasa Ramadhan tubuh dilatih untuk mengonsumsi makanan secara teratur yaitu di waktu sahur dan berbuka. Namun jika waktu berbuka dijadikan sebagai ajang balas dendam.

"Kalau puasa lalu malamnya tidak berhenti-henti makan, maka itu tidak akan mencapai tujuan (mengurangi berat badan)," jelasnya.

Mahmud menjelaskan, saat menjalankan ibadah puasa tubuh akan menahan makan dan minum lebih dari dua belas jam dalam sehari.

Maka untuk mengatur asupan di waktu sahur dan berbuka sangatlah diperlukan. Terdapat beberapa asupan yang perlu diperhatikan saat menjalankan puasa, yaitu air mineral harus tercukupi selama Ramadan.

"Sebab saat tidak berpuasa pun manusia membutuhkan setidaknya dua sampai tiga liter dalam sehari," ujarnya.

Ia juga menyarankan mengonsumsi sayur yang berkuah serta buah yang mengandung banyak air seperti tomat, timun dan lain sebagainya untuk memenuhi kebutuhan cairan dalam tubuh.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

Tips Sahur

Namun perlu diingat, katanya, saat sahur atau berbuka hindari buah yang memiliki rasa asam. Hal tersebut untuk mengantisipasi rasa tidak nyaman di lambung.

Kandungan karbohidrat dan protein sama pentingnya untuk kesehatan tubuh. Sehingga dua hal tersebut perlu diimbangi asupannya baik saat sahur maupun berbuka.

Jadi yang salah itu kalau kita sahurnya makan nasi sebanyak banyaknya. Tidak begitu, karena kalau makan nasi sebanyak banyaknya, gula darah kita naik, jam 10 nanti kita (sudah) lapar.

"Jadi imbangi asupan karbohidrat, asupan lauk, protein dan sayur sayuran," ia menambahkan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya