Liputan6.com, Jakarta Perilaku jahil yang diduga dilakukan para pendaki Indonesia di gunung suci orang Jepang yakni Gunung Fuji telah jadi perhatian pemerintah kedua negara.
Pendaki dari Indonesia diduga mencoret batu-batu di Gunung Fuji Jepang dengan tulisan Indonesia. Beberapa tulisan yang beredar di media Jepang bertuliskan 'CLA-X INDONESIA" dan 'RUDAI'.
Aksi vandalisme ini otomatis mencederai hati orang Jepang karena Gunung Fuji merupakan gunung tertinggi yang dianggap suci oleh sebagian warga Jepang.
Padahal sebelum melakukan pendakian, para pendaki harus menepati janji yang dibuat oleh pemerintah setempat seperti `Berjanji untuk tidak menulis grafiti untuk mengenang pendakian kami`. (Baca Juga: Sebelum Mendaki Gunung Fuji, Tepatilah Janji Ini)
Â
Baca Juga
Advertisement
Menanggapi kasus yang tengah ramai tersebut, KBRI Tokyo langsung berkoordinasi dengan pemerintah Jepang untuk menyelidiki apakah benar tulisan tersebut dilakukan orang Indonesia. Sejauh ini KBRI Tokyo terus mencermati kasus corat-coret di Gunung Fuji
Dalam siaran pers KBRI Tokyo yang diterima Liputan6.com, Sabtu (9/8/2014), disebutkan kata `Indonesia` dan tanda panah penunjuk yang merupakan hasil aksi corat-coret di Gunung Fuji, Provinsi Shizuoka, Jepang, telah beredar sebagai berita di tanah air. Di Jepang sendiri berita ini beredar, antara lain di Fuji TV dan di fnn-news.com pada Jumat (8/8-2014).
Menyikapi masalah ini, KBRI Tokyo telah menghubungi Kosaka Ishio (Koordinator Gunung Fuji yang terdaftar di UNESCO Sebagai Warisan Dunia) pada hari yang sama seperti di atas untuk mengetahui duduk persoalan secara jelas.
Kenyataan bahwa corat-coret pada batu di Gunung Fuji yang dianggap suci oleh masyarakat Jepang itu ada, memang benar demikian. Tapi menurut Kosaka Ishio, pihaknya belum memiliki bukti bahwa corat-coret itu dilakukan oleh Warga Negara Indonesia. "Kami masih perlu sedikit waktu," ujar Kosaka Ishio.
Mendapat jawaban yang arif dan bersahabat dari Koordinator Gunung Fuji di atas, maka sejauh ini KBRI Tokyo belum mengambil sikap atau mengeluarkan pernyataan apa pun ke pihak Jepang terkait aksi bernuansa vandalisme itu.
Dalam keterangannya, Dubes RI untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin gegabah dan bertindak prematur atas persoalan itu.
"Jika akan mengeluarkan pernyataan maaf, pernyataan itu perlu dirancang dengan baik, termasuk pilihan untuk kata `maaf` itu sendiri. Tapi sebelum itu, duduk persoalannya harus diketahui secara jelas dulu," ujar Dubes, sebagaimana rilis KBRI Tokyo.
Kami masih menunggu laporan lebih lanjut dari Pihak Pengelola Gunung Fuji, lanjut Dubes Yusron, dan akan mengambil langkah secara tepat dan proporsional pada saat yang juga tepat, jika hal itu ternyata nanti memang diperlukan.
Jika tidak ada bukti bahwa aksi corat-coret itu dilakukan oleh Warga Negara Indonesia, atau jika hal itu dilakukan oleh pihak ketiga, maka permohonan maaf tentu akan menjadi tidak relevan, sambung Dubes saat mengakhiri keterangannya.