Liputan6.com, Jakarta Sudah menjadi bagian sejarah Galeries Lafayette untuk memberi spotlight pada desainer-desainer muda berbakat agar rancangan-rancangan desainer bertalenta mendapat rekoginisi lebih di dunia fesyen. Disebut dalam situs resmi Galeries Lafayette, setidaknya ada 2 nama desainer papan atas yang kemunculannya di dunia fesyen mendapat dukungan dari department stores asal Prancis itu, yakni Yves Saint Laurent dan Jean Paul Gaultier.
Penjelasan ini pun tertulis dalam rilis media yang disediakan pada pembukaan Fashion Lab Galeries Lafayette Jakarta yang berlangsung pada Kamis malam (9/10/2014) di Pacific Place. Fashion Lab, yang pertama kali dibuka di Jerman pada tahun 2004 dengan nama Labo Mode, merupakan sebuah area di Galeries Lafayette yang ditujukan untuk mengekspos koleksi desainer-desainer muda berbakat langsung sebagai sebuah produk fesyen yang dipasarkan.
Baca Juga
Ada sebanyak 9 label fesyen karya desainer-desainer Indonesia yang dihadirkan pada area seluas 50 meter persegi di lantai 2 Galeries Lafayette. Label-label itu adalah Monstore, Monday to Sunday, JII by Gloria Agatha, Fbudi, Major Minor, Yosafat Dwi Kurniawan, Toton, Patrick Owen, dan Tex Saverio.
Advertisement
Koleksi dari label-label fesyen itu akan tersedia di Fashion Lab hingga 9 November 2014. Untuk proyek ini, Fashion Lab berkolaborasi dengan Indonesia Fashion Forward (IFF). Wadah IFF merupakan hasil kerjasama antara Jakarta Fashion Week, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, The British Council, dan Center for Fashion Enterprise London. Wadah IFF ini bertujuan untuk membangun kapasitas desainer-desainer terpilih dalam menggeluti industri fesyen.
Acara pembukaan Fashion Lab dimulai pukul 17.30. Sejak pukul 18.00, Fashion Lab sudah dipenuhi oleh sekumpulan generasi muda Indonesia yang tampil modis. Energi dan spirit dunia remaja begitu padu dengan backdrop catwalk yang menggambarkan grafis 4 wanita muda yang berpose ekspresif menunjukkan semangat kreatif dan dunia yang fun and funky. Musik DJ pun memainkan remix lagu-lagu populer remaja masa kini.
Bagaimana karya-karya para desainer muda Indonesia yang hadir di Fashion Lab, berikut ini adalah ulasan preview koleksi beberapa label di Fashion Lab.
Major Minor
Major Minor
Dua nama dibalik cikal bakal kehadiran label Major Minor adalah Ari dan Sari Seputra yang memang sudah memiliki pengalaman yang lama di industri fashion. Bergabung bersama kedua orang tersebut kemudian adalah perancang muda Inneke Margareth dan Ambar Pratiwi. Major Minor adalah salah satu dari 5 label Indonesia yang berpartisipasi dalam Paris Fashion Week Fall-Winter 2014.
Preview koleksi yang ditampilkan di acara pembukaan Fashion Lab menghadirkan busana-busana simple modern dengan permainan warna black and white baik terpola simetris ataupun asimetris. Kesan wanita muda moderen yang mengedepankan simplisitas dan praktikalitas bersentuhan stylish hadir pada busana-busana itu.
Advertisement
Yosafat Dwi Kurniawan
Yosafat Dwi Kurniawan
Tumbuh di pekalongan, Jawa Tengah, Yosafat Kurniawan adalah seorang desainer muda yang menamatkan pendidikan fashionnya di LaSalle College International, Jakarta. Selama masa studinya, ia merupakan satu-satunya desainer Indonesia yang diberi kesempatan untuk menampilkan koleksinya di China Fashion Week 2009 di kota Beijing sebagai bagian dari Hempel Award yang diterimanya.
Lulus pada tahun 2009 dengan predikat The Best Student, ia kemudian berkecimpung di industri fashion dengan bekerja pada perancang-perancang ternama sebelum akhirnya meluncurkan labelnya sendiri di tahun 2010. Koleksi ready to wear pertamanya muncul di Jakarta Fashion Week 2011. Yosafat Dwi Kurniawan adalah salah satu dari 5 label Indonesia yang berpartisipasi dalam Paris Fashion Week Fall-Winter 2014.
Preview koleksinya yang tampil di pembukaan Fashion Lab menampilkan busana dengan abstract print serta busana beraksen menarik. Hal ini membuat karya-karya berpotongan simple tersebut punya artistic feel. Paduan model busana moderen dan young dengan artistic feel itu memberi kekuatan tersendiri pada koleksi Yosafat Dwi Kurniawan. Tiga nuansa sekaligus berpadu pada koleksinya, yakni rileks, elegan, dan bersentuhan art.
Toton
Toton
Toton Januar yang lahir di Makasar ini memiliki keterarikan pada fashion sejak usia belia. Saat ia mengambil pendidikan Media Broadcasting, ia juga bekerja sebagai perancang pada seorang perancang ternama di Indonesia. Untuk memperluas pengetahuannya tentang fashion, ia hijrah ke New York dan belajar di Parsons The New School for Design. Toton adalah salah satu dari 5 label Indonesia yang berpartisipasi dalam Paris Fashion Week Fall-Winter 2014.
Kemeja-kemeja berkerah yang dipasangkan dengan rok megar berukuran di atas lutut membawa romatisme masa lampau yang sweet, girly, dan modest. Kehadiran motif-motif floral ataupun motif garis di rok membawa sentuhan spirit quirky pada model-model yang preppy.
Advertisement
Patrick Owen
Patrick Owen
Desainer muda asal Kepulauan Riau yang lahir pada tahun 1989 ini meluncurkan label Patrick Owen pada tahun 2012. Meski terhitung baru di dunia fesyen, kekuatan koleksi-koleksinya telah menghantarkannya hingga sejauh ini.
Koleksi-koleksi Patrick Owen sudah mendapat rekognisi dari berbagai majalah fesyen ternama, seperti Nylon, Grazia, Marie Claire, Elle, Dewi, Harper’s Bazaar. Desainer yang latar belakang pendidikan formalnya adalah Law & Commerce di Australia ini juga sudah mengikuti berbagai ajang fesyen bergengsi seperti Fashion Nation di Senayan City dan Plaza Indonesia Men’s Fashion Week.
Meski berpotongan simple, koleksi Patrick Owen di acara pembukaan Fashion Lab ini tampil stand out. Print yang intense menghadirkan spirit kontemplasi yang dalam berbalut nuansa contemporary art. Busana-busana Patrick Owen ini menyguhkan sebuah religiusitas baru dalam berhubungan dengan semesta.
Tex Saverio
Tex Saverio
Tex Saverio menempuh pendidikan desain di Bunka Fashion School, Jakarta. Pada tahun 2010, ia meluncurkan label Tex Saverio Prive yang merupakan awal dari karirnya di dunia fashion. Dalam perjalanan karirnya, salah satu penghargaan yang didapat adalah The Most Talented Young Fashion Designer dari Amica Indonesia Awards.
Rancangan-rancangan karya Tex Saverio telah dipakai oleh berbagai bintang ternama seperti Lady Gaga pada pemotretan sampul majalah fashion Harper’s Bazaar US edisi Mei 2011 dan Jennifer Lawrence untuk film The Hunger Games: Catching Fire. Tex Saverio sudah beberapa kali mengikuti ajang Paris Fashion Week.
Laser cut menjadi salah satu unsur dominan dari karya-karya Tex Saverio yang tampil di pembukaan Fashion Lab. Sentuhan couture dari tangan desainer ini hadir pula pada karya-karya ready to wear-nya di acara ini. Laser cut yang membentuk motif royal gothic menghadirkan nuansa classical dan dark pada busana-busana berwarna emas dan hitam itu. Wanita Tex Saverio di koleksi yang tampil adalah strong woman yang punya cita rasa classical royal dengan sisi diri misterious and dark.
Â
(Fotografer: Panji Diksana - Liputan6.com)
Advertisement