Liputan6.com, Jakarta Menteri Pariwisata, Arief Yahya, hari ini membuka 2nd Annual Southeast Asia Hotel and Resort Summit di Hotel Hilton, Jakarta. Berbicara di hadapan berbagai kalangan, stakeholder dan pemangku kepentingan, Menteri Arief dalam sambutannya menegaskan pentingnya investasi di sektor pariwisata Indonesia.
Merujuk pada The Travel and Tourism Competitiveness Index 2015, Menteri Arief menyebut Indonesia menduduki peringkat ke-50 dari 141 negara. Capaian ini meningkat 20 peringkat dari peringkat ke-70 pada tahun 2013. Peringkat ini didapat dari penelitian yang dilakukan oleh World Economic Forum (WEF), dengan mengambil beberapa indikator, yaitu lingkungan yang mendukung, infrastruktur, dan sumber daya alam danbudaya setempat.
Baca Juga
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Arief juga turut mendorong para investor untuk melakukan investasi di sektor pariwisata Indonesia. “Peluang investasi di sektor pariwisata masih terbuka luas. Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM) menunjukkan bahwa nilai realisasi investasi pariwisata mencapai $ 684.890.000 pada tahun 2014, yang terdiri dari $ 511.810.000 FDI dan 173.080.000 dolar DDI,” ungkap Menteri Arief.
Advertisement
Saat ini pemerintah juga tengah mendorong pengembangan 19 kawasan wisata investasi, terdiri dari 2 Zona Ekonomi Khusus Pariwisata, yaitu Tanjung Lesung dan Mandalika, serta 17 kawasan pariwisata lain yang memiliki potensi investasi.
Dalam paparannya yang diterima Tim Liputan6.com, Rabu (1/7/2015), Menteri Arief menegaskan bahwa pemerintah sangat mendukung perkembangan industri pariwisata di Indonesia. Dalam meningkatkan minat investor, pemerintah bahkan telah mengeluarkan beberapa kebijakan non-fiskal, seperti one stop service (OSS). Selain itu, pemerintah tengah mempersiapkan 30 negara tambahan untuk mendapatkan bebas visa pariwisata di 2016.
“Saat ini sektor pariwisata berada di urutan empat yang paling berkontribusi bagi penerimaan devisa negara, dan diharapkan pada 2020 sektor pariwisata bisa berada di posisi pertama,” ujar Menteri Arief. (Ibo/Igw)