Liputan6.com, Jakarta Meski senang dengan perkembangan batik yang makin melesat, desainer serta Creative Director Iwan Tirta Private Collection, Era Soekamto mengungkapkan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh pembeli batik. Sehingga mereka tidak mengerti apa makna batik tersebut dan bagaimana cara mengenakannya dengan benar.
“Sekarang perkembangan batik agak mulai kebablasan” Ungkap Era saat ditemui di “Explore Batik Symbols wtih Era Soekamto and Guinness” di Senayan City, akhir pekan lalu.
Baca Juga
Era mengungkapkan, pada saat ini kebanyakan orang membeli batik hanya untuk mengikuti tren. Hingga mereka lupa tujuan utama untuk menjadikan batik sebagai warisan dunia.
Advertisement
Yaitu melindungi pengrajin batik dan mewarisi berbagai kebudayaan yang ada di dalamnya. Jadi, Era menyarankan para pembeli batik, agar berusaha membeli batik asli demi melindungi ekonomi kerakyatan.
Kesalahan kedua yang diungkapkan oleh Era adalah kebanyakan orang membeli batik tetapi tidak mengetahui makna dari dalam motif batik tersebut. Hal ini menyebabkan mereka tidak mengerti pesan tersirat apa yang dikenakan dan tidak bisa memberitahu generasi muda tentang makna batik.
“Untuk mengenalkan batik itu sangatlah kompleks, ada unsur spiritual dalam membuat batik, karena ini adalah kebudayaan tinggi. Jadi Indonesia ini sangat kaya dengan sacred art” ujar Era.
Era memberikan contoh dalam penggunaan batik bermotif garuda atau Gurdo. Bila mengikuti pakemnya, pemakaian kain batik dengan motif Gurdo tidak boleh dihadapkan ke arah bawah. Gurdo harus menghadap ke atas, sehingga dapat memberikan pengaruh baik bagi pemakainya. Karena Gurdo adalah kendaraan bagi Airlangga untuk menuju langit.
“Penggunaan batik sebagai visual communication bisa diterapkan pada media apa saja, asalkan dilakukan dengan bertanggung jawab” Tutup Era.