Ghea Panggabean dari Sekretaris Hingga Diundang Kerajaan Inggris

Sebelum dikenal luas di dunia fashion, Ghea Panggabean ternyata pernah mengalami masa-masa sulit.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 17 Des 2016, 15:00 WIB
Diterbitkan 17 Des 2016, 15:00 WIB
Ghea Panggabean IPMI Trend Show
Ghea Panggabean bawa IPMI Trend Show telusuri jalur rempah dan sutra.

Liputan6.com, Jakarta Nama Ghea Panggabean telah dikenal sebagai salah satu desainer senior di Indonesia. Kesuksesannya di dunia fashion telah dikenal hingga keluar negeri bahkan hingga ke dalam keluarga Kerajaan Inggris.

Namun, siapa yang menyangka bahwa Ghea pernah melewati masa-masa sulit saat akan merintis karirnya? Dalam acara Kenal Lebih Dekat dari Alun-Alun Indonesia, Ghea menceritakan kisahnya.

Ghea melakukan gebrakan pada era tahun 80an lewat eksplorasi kain lurik dan jumputan. Ia meyakinkan masyarakat bahwa kain jumputan bisa hadir secara menarik dan modern.

Pada 1987, Ghea mendapat apresiasi Aparel Award sebagai Indonesia's Best Ready to Wear Designers. Di tahun yang sama, Ghea mendapatkan penghargaan Best of ASEAN Designers Award di Singapura dan masuk ke dalam daftar desainer 10 desainer terbaik di ASEAN.

Namun prestasi Ghea Panggabean tersebut dicapai bukan semudah membalikkan telapak tangan. Ia memulainya dari masa-masa sulit bagaimana ia ingin melanjutkan pendidikannya soal desain di Inggris.

"Saya memulai dulu dengan bekerja sebagai sekretaris di perusahaan Inggris, biar saya dipercaya sekolah di sana," kata Ghea kepada Liputan6.com di Jakarta, Selasa (16/12/2016).

Setelah mengenyam pendidikan di sebuah fashion college di London, Ghea pulang ke Indonesia untuk mendirikan studio desainnya. Ia bertujuan untuk menegakkan identitas Indonesia dari kekayaan kebudayaan yang ada di negeri itu sendiri.

Dengan terus mengembangkan desain, motif, warna, dan tampilan, kain tradisional Indonesia pun dapat diadaptasi ke gaya modern untuk tren fashion ke depan. Selama puluhan tahun, Ghea selalu konsisten dan menjadikan namanya semakin dikenal.

Suatu hari, Ghea mendapat telepon yang tak disangkanya. Telepon itu berasal dari Kerajaan Inggris untuk mengundangnya makan malam bersama anggota Kerajaan.

"Tadinya saya pikir itu bercandaan teman saya, jadinya saya malas angkat. Tapi akhirnya saya angkat juga, ternyata itu orang Inggris dengan bahasa yang sangat sopan meminta saya untuk datang ke Buckingham Palace," tutur Ghea.

Pengalaman itu pun tak akan terlupakan bagi Ghea yang juga merupakan salah satu pencapaian tertingginya. Karya Ghea Panggebean juga dipajang di salah satu department store di Inggris yang sudah menjadi impiannya sejak dulu.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya