Liputan6.com, Jakarta Artefak berupa kepala kerbau raksasa dan gading gajah purba dengan panjang mencapai 3 meter serta beberapa fosil binatang purba menarik perhatian saya. Semua artefak ini terpajang di Rumah Fosil yang terletak di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Ratusan fosil binatang purbakala mulai dari kepala kerbau raksasa, gading gajah, gigi gajah purba, kerang raksasa, tengkorak buaya raksasa serta benda-benda peninggalan jaman megalitikum, dan kerajaan Medang Kamolan tersimpan apik di sana. Sebagian lagi tampak berserakan di sejumlah meja di ruang tamu dan di teras depan.
Rumah kayu berbentuk joglo ini merupakan rumah pribadi Kepala Desa (kades) Banjarejo Ahmad Taufik. Sang kades merelakan rumah pribadinya untuk dijadikan tempat penyimpanan sementara bagi lebih dari 500 koleksi fosil dan artefak yang ditemukan di wilayah Banjarejo.
Advertisement
Selain fosil binatang purbakala terdapat pula benda-benda bersejarah seperti lesung, guci, uang koin, perhiasan, dan koleksi benda bersejarah lainnya.
Benda-benda purbakala ini telah lama ditemukan oleh warga setempat, namun kurangnya pengetahuan, menyebabkan benda-benda ini terbengkalai begitu saja. Masyarakat tidak tahu mau diapakan fosil dan artefak ini. Sebagian lagi telah dijual ke tangan para kolektor.
Fosil dan artefak yang terdapat di Rumah Fosil Banjarejo sebagian besar ditemukandi wilayah Medang. Yang menurut salah seorang penjaga museum yang juga adik kandung Kades Banjarejo, Lutfi mengatakan bahwa wilayah Medang konon adalah bagian laut dalam.
“Sebagian besar koleksi di Rumah Fosil ini ditemukan di dusun Medang. Yang konon merupakan bagian laut dalam. Oleh karena itu Dusun Medang kini telah ditetapkan sebagai Situs Medang,”ujar Lutfi saat saya mengunjungi Rumah Fosil, bulan lalu (29/12/2016).
Lokasi penemuan pun beragam. Di sawah, sungai, pekarangan rumah bahkan ada yang didalam rumah warga. Seperti misalnya penemuan 140 kg uang koin didalam guci ditemukan oleh warga saat sedang mencangkul di sawah (30/9/2006).
Di antara koleksi Rumah Fosil, artefak yang paling sempurna yaitu fosil kepala kerbau purba. Struktur tanduk hingga tengkorak tampak utuh. Dengan panjang tengkorak plus tanduk mencapai 175 sentimeter, dengan lebar 50 sentimeter. Fosil ini secara tidak sengaja di Sungai Lusi pada 7 September 2015. Juga emas dengan berat 10 kg ditemukan di sawah oleh mbah Reso salah seorang warga dusun Medang. Dan beberapa serpihan emas bahkan ditemukan di pekarangan rumah warga.
“Jumlah uang koin ini belum seberapa,”ujar Lutfi sambil menunjukkan untaian uang koin yang terpajang di Rumah Fosil. “Sebagian besar telah dijual oleh warga kepada kolektor. Ini yang tersisa” lanjutnya.
Kabar penemuan emas dan guci berisi kepingan uang logam menyebar ke masyarakat. Warga dusun Medang yang sebagian besar adalah petani, ketika musim kemarau beralih pekerjaan sebagai ‘pemburu harta karun’. Penemuan artefak emas pun beragam wujud. Mulai dari perhiasan, sabuk emas, hingga payung yang terbuat dari emas. Sayangnya semua artefak emas ini tidak bisa dijumpai di Rumah Fosil, karena telah dijual oleh penemunya kepada kolektor.
Keunikan Dusun Medang
Menyusuri Desa Banjarejo, ada hal menarik selain Rumah Fosil. Ketika saya melewati dusun Medang saya mendapati satu keunikan yakni tata lingkungan dimana rumah-rumah warga berjejer sangat rapi. Menariknya dari semua rumah warga di dusun ini tidak ada yang menghadap ke timur dan barat. Semua rumah menghadap ke utara dan selatan.
Menurut penuturan salah seorang warga yang tak mau disebut namanya ini karena seluruh warga dusun Medang masih melestarikan ujaran Raja Kerajaan Medang Kamolan, Aji Saka secara turun temurun, yaitu jangan membangun rumah menghadap matahari.
Petilasan kerajaan Medang Kamolan sendiri dibuktikan dengan penemuan artefak berupa lajuran susunan bata memanjang dari utara ke selatan dengan kedalaman 3 meter. Namun hingga kini para ahli dari Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran belum dapat menyimpulkan apakah pondasi bangunan tersebut merupakan bekas kerajaan Medang Kamolan.
Saat ini Desa Banjarejo ditetapkan sebagai desa wisata. Desa terpencil di Kabupaten Grobogan ini lokasinya berbatasan dengan wilayah Blora. Untuk mencapai tempat ini pengunjung hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi motor atau mobil. Desa ini masuk ke dalam, sekitar 20 km dari jalan utama Purwodadi- Sulursari, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.