Bersiap, Bintan Segera Punya Water Villa Resort

Destinasi wisata yang berada di wilayah crossborder Kepri itu sebentar lagi akan dihias dengan Water Villa Resort.

oleh Reza diperbarui 13 Jun 2017, 12:15 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2017, 12:15 WIB
Bersiap, Bintan Segera Punya Water Villa Resort
Destinasi wisata yang berada di wilayah crossborder Kepri itu sebentar lagi akan dihias dengan Water Villa Resort.

Liputan6.com, Jakarta Anda suka travelling ke Bintan? Suka dengan wisata baharinya? Nah, sebentar lagi, Anda bakal makin terpana dengan Bintan. Destinasi wisata yang berada di wilayah crossborder Kepri itu sebentar lagi akan dihias dengan Water Villa Resort.

Water Villa Resort itu dirancang di atas air. Penginapannya berbentuk bungalow yang terletak sekitar beberapa meter dari garis pantai. Resort villanya berbentuk rumah panggung sehingga lantainya seperti mengapung di atas air. “Persiapan kami sudah matang untuk membangunan mega proyek di Trikora Bintan. Yang sangat prestisius nanti adalah water villa,” ujar Chief Executive Officer (CEO) PT. Grand Wie Sukses (GWS), Lily Oey, Senin (12/6).

Bagi GWS, pesona Bintan tak kalah dengan Maldives. Alamnya bagus, baharinya juga sangat oke untuk dikembangkan. Karenanya, di 2017 ini investor asal Jakarta itu mengaku siap menanamkan investasi senilai Rp3,5 triliun. Dana itu akan dialokasikan untuk membangun Water Vlla Resort di Kawasan Trikora, Bintan.

Semua perizinan, menurut Lily, sudah diselesaikan. Bahkan Juli 2017, rencananya GWE bakal melakukan peletakan batu pertama. Seremonial itu merupakan simbolis pembangunan dua proyek. Proyek pertama diberi nama Avara. Satunya lagi adalah Mangata.

“Khusus untuk Avara dibangun akan dibangun di atas lahan seluas 40 hektar. Di kawasan bibir pantai. Sedang Mangata projeknya adalah water villa yang di kawasan laut. Luasnya juga sama dengan Avara,” papar Lily.

“Tahap awal fokus pembangunan yang akan kita lakukan adalah Avara Resort nilai pekerjaannya sekitar Rp1,4 trilun. Sedangkan untuk watervilla investasinya sebesar Rp1,1 triliun,” paparnya lagi.

Konsepnya? Tentu saja mengacu pada standar dunia. Water villa yang dibangun akan diset eye cathing seperti Maldives ataupun Port Dickson, Malaysia. Bedanya, di Bintan, water villanya akan dibangun dengan arsitektur yang lebih elegan.

“Kita akan memadukan tujuh miniatur keajaiban dunia. Bahkan sasaran pasar adalah untuk umum, tidak dalam kategori private. Baik itu untuk wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara,” jelasnya.

Khusus untuk pembangunan water villa, GWE mengaku tidak akan menggunakan sistem reklamasi. Itu artinya, water villa yang dibangun tidak merusak lingkungan yang ada.

“Program investasi kita tentu ramah lingkungan. Maka dari itu, kami menggandeng Chinapower dalam membangunan mega proyek itu nanti,” tegasnya.

Disinggung mengani profit apa yang didapat masyarakat sekitar. Mengenai hal itu, Lily mengatakan secara keseluruhan dari dua project yang dibuat bisa menyerap sekitar 3.000 lapangan kerja. Bukan hanya itu, bahkan pihaknya juga akan mengakomodir Usaha Kecil Menengah (UKM) masyarakat sekitar.

“Karena konsep kita rencanakan adalah kawasan pariwisata terpadu. Tentu dengan hadirnya kita, harus memberikan kesejahteraan kepada masyarakat sekitar,” papar Lily.

Gubernur Kepri, Nurdin Basirun mengaku happy dengan niatan GWE tadi. Hadirnya investor kakap di Bintan tadi, menurutnya akan berdampak sangat positif terhadap kemajuan pariwisata di Bintan.

“Apa yang kita harapkan pembangunan yang ada, hendaknya membuka lapangan kerja. Sehingga anak-anak tempat tidak jadi penonton. Ini yang manfaat yang kita minta. Semoga pembangunan ini menjadi Bintan lebih maju dan lebih baik,” papar Gubernur.

Menpar Arief Yahya ikut sumringah mendengar rencana itu. Sejumlah kata sakti pun ikut dikeluarkan menteri asal Banyuwangi itu. “Bintan itu potensinya luar biasa. Baharinya keren, sangat oke untuk pariwisata. Kalau Water Villa Resortnya dibangun dengan standar dunia, saya yakin Bintan yang pasarnya dari Singapore itu akan mekin ngetop,” jelas Arief Yahya.

Batam dan Bintan di Kepri itu diuntungkan oleh jarak yang tidak terlalu jauh. Waktu tempuh juta tidak terlalu lama, tidak lebih dari 1 jam menuju Singapore. “Itu semua adalah keuntungan besar, karena secara geografis dekat dengan target market Singapore yang harus terus dilakukan penyempurnaan,” kata Arief Yahya.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya