Liputan6.com, Jakarta Amerika Serikat memulai jenis bisnisnya yang baru, yaitu bisnis sekaligus beramal. Salah satunya adalah restoran Falafel Inc. Falafel Inc. terletak di Washington DC, menyediakan menu khas Timur Tengah oleh para pegawai yang cekatan.
Hal menarik dari restoran ini adalah bahwa keuntungan yang didapatkan dari penjualan makanan dan minuman digunakan untuk membantu para pengungsi. Ahmad Ashkar mengaku bahwa ia memilih falafel untuk membantu para pengungsi karena dua hal, yaitu falafel merupakan makanan paling umum yang bisa Anda temui di tempat pengungsian seluruh dunia, murah, dan bergizi, serta kecintaan pribadinya pada makanan tersebut.
Baca Juga
Ahmad mendapatkan resep falafel dari ibunya sendiri.
"Ibuku lahir dan besar di tepi barat Palestina, di mana ia belajar memasak falafel dan hummus," ungkap Ahmad.
Advertisement
Sandwich falafel di restoran Falafel Inc. ini dijual seharga 3 US Dolar atau sekitar Rp 45.000. Sedangkan menu termahal di restoran ini hanya seharga 4 US Dolar.
"Makanan di sini sangat segar dan enak. Harganya pun separuh dari harga makan siang di tempat lain di daerah ini," papar Katie Altman, seorang pelanggan Falafel Inc.
Falafel Inc. resmi dibuka pada pertengahan 2017 lalu dan Ahmad berhasil menyumbang dana ke program pangan dunia PBB untuk membantu 10.000 pengungsi.
"Setiap hari ada 600 sampai 800 pelanggan yang datang, dan selama mereka juga membeli makanan, serta minuman sampingan selain sandwich falafel, kami yakin bisa bertahan," ujar Ahmad.
Ahmad bahkan memiliki cita-cita dapat membuka 100 restoran lainnya, bukan hanya untuk membantu pengungsi, tapi juga memperkerjakan mereka. Menurut Ahmad, kunci keberhasilan restoran Falafel Inc. sangat sederhana, yaitu dapur kecil dengan penggorengan dan oven, serta niat yang tulus.