Telong-Telong Bangkitkan Perjuangan dan Pariwisata Padang

Pembukaan Meriah, Telong-Telong Bangkitkan Perjuangan dan Pariwisata Padang

oleh Cahyu pada 08 Agu 2017, 13:00 WIB
Diperbarui 10 Agu 2017, 12:13 WIB
Pembukaan Meriah, Telong-Telong Bangkitkan Perjuangan dan Pariwisata Padang
Pembukaan Meriah, Telong-Telong Bangkitkan Perjuangan dan Pariwisata Padang

Liputan6.com, Jakarta Lapau Panjang Cimpago Pantai Padang, Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mendadak penuh sesak. Betapa tidak, pantai yang terletak dekat dengan kota Padang itu menjadi ajang pembukaan perhelatan Pawai Obor dan Telong-Telong yang digelar dalam rangka menyambut Kemerdekaan Indonesia dan hari jadi Kota Padang ke-348 tahun 2017, pada (6/8/2017).

”Ini acara yang sangat penuh makna bagi Padang. Budaya dan seni bercampur menjadi satu. Sebuah acara yang dampak utamanya adalah pada pariwisata Padang. Masyarakat akan makmur jika kita memperhatikan semua atraksi untuk pariwisata dan kebangkitan pariwisata," kata Anggota DPR Republik Indonesia (RI), Betti Shadiq Pasadigoe, dalam sambutannya di acara pembukaan Pawai Obor dan Telong-Telong 2017.

"Telong-Telong menjadi bagian yang membangkitkan pariwisata Padang. Kita harus jaga semua unsur budaya, seni maupun pariwisata Sumatera Barat yang kita punya,” ujar Betti.

Betti merupakan anggota DPR RI dari daerah pemilihan I Sumatera Barat yang diberikan kesempatan ikut membuka acara tersebut. Dirinya pun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah kota Padang yang konsisten menjaga perhelatan tersebut. Acara yang menjadi hiburan bagi masyarakat dan wisatawan.

Wanita berhijab itu juga memberikan apresiasinya kepada Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang mendukung acara pawai tersebut dengan branding nasionalnya, Pesona Indonesia.

”Karena bekerja sama dengan Kemenpar dan semua pihak, membangkitkan perekonomian masyarakat dengan pariwisata pasti bisa terwujud cepat,” kata Betti.

Hal senada juga diungkapkan oleh Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah. Dirinya mengatakan, selain sebagai ajang atraksi pariwisata di Padang, acara tersebut juga menjadi bagian perjuangan bangsa Indonesia saat di zaman penjajahan belanda.

”Telong-Telong itu tidak sekadar acara pawai atau atraksi untuk pariwisata. Namun, sejarah menyatakan bahwa Telong-Telong adalah bagian dari perjuangan masyarakat Padang menjaga harga diri dan kesatuan Republik Indonesia pada saat zaman penjajahan. Jadi, acara ini sangat penuh makna. Selamat menikmati acara,” kata Mahyeldi dalam sambutannya.

Pihak Kemenpar hadir diwakili oleh Kepala Bidang Promosi Wisata Alam Asdep Pengembangan Segmen Pasar Personal Kemenpar, Hendri Noviardi. Turut hadir pula Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang, Medi Iswandi.

Hendri menjelaskan, bagi masyarakat Padang, Telong-Telong tak hanya sekedar festival biasa. Ada story telling sejarah panjang yang terkandung di dalamnya. Lewat Telong-Telong inilah rakyat Padang sukses memporak-porandakan pertahanan Belanda yang sedang menjajah Indonesia.

"Sejarahnya, Telong-Telong merupakan lampu yang digunakan pejuang untuk mengalahkan Belanda di Muaro Padang pada peristiwa heroik 7 Agustus 1669. Saat itu masyarakat Pauh dan Kuranji melawan VOC yang menindas rakyat dengan merebut loji-loji Belanda. Telong-telong ini strategi pejuang kita agar dianggap ramai," ujar dia.

Peristiwa penyerangan loji Belanda di Muara Padang, 7 Agustus 1669, kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Padang.

“Malam itu Belanda tak menduga akan diserang. Sebab, mereka mengira rakyat hanya menggelar pawai tradisi biasa. Namun, tiba-tiba rakyat menyerbu dan memporak-porandakan loji-loji Belanda. Dengan kebersamaan dan kecerdasan masyarakat Minangkabau itulah, loji-loji itu akhirnya bisa direbut. Pesan yang ingin kita sampikan, kita pasti mampu membangun negara dan kota Padang dengan bersatu. Spirit-nya harus Indonesia Incorporated," ucap Medi.

Pawai Obor dan Telong-Telong tersebut diikuti 11 kecamatan yang terdiri dari 104 kelurahan se-kota Padang. Target yang dipatok, lima ribu wisatawan nusantara dan mancanegara.

Pawai dimulai dari depan Danau Cimpago, Purus, Padang, hingga berakhir di Sudirman. Agendanya dimulai selepas Maghrib, diiringi dengan Gandang Tassa dan Kembang Api dan berakhir sekitar pukul 23.00 WIB.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengucapkan selamat atas terlaksananya acara di Padang tersebut. Namun, berulang kali sang Menpar di berbagai kesempatan meminta kepada semua daerah untuk tidak melupakan inovasi di setiap event atau atraksi yang dimiliki.

”Hasil yang luar biasa dapat dicapai dengan cara yang tidak biasa. Kita tak akan bisa memenangkan persaingan kalau terus-menerus bekerja secara rutin alias business as usual," kata Arief.

"Kita tak akan menjadi yang terbaik kalau terus-menerus melakukan hal yang sama. Kita harus berinovasi, berarti kita menciptakan sesuatu yang sama sekali beda. Oleh karena itu, terus berjuang untuk berinovasi dalam hal apapun demi membangkitkan pariwisata Indonesia,” ucap dia.


(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya