Nikmati Kuliner di Aceh International Halal Food Festival 2017

Pusat Informasi Sertifikasi Halal Akan Hadir di Aceh International Halal Food Festival 2017

oleh Cahyu pada 17 Agu 2017, 10:30 WIB
Diperbarui 22 Nov 2021, 02:17 WIB
Puluhan Agen dan Biro Wisata Malaysia Ikuti Famtrip ke Aceh
Pusat Informasi Sertifikasi Halal Akan Hadir di Aceh International Halal Food Festival 2017

Liputan6.com, Banda Aceh Saat ini isu sertifikasi halal terhadap kuliner sedang hangat diperbincangkan masyarakat dan para wirausaha yang berkecimpung di dalamnya. Terlebih lagi setelah terbitnya Qanun Nomor 8 Tahun 2016 tentang Sistem Jaminan Produk Halal.

Masih banyak masyarakat mempertanyakan mengapa harus ada sertifikasi halal di Aceh karena sebenarnya mayoritas penduduknya adalah muslim sehingga sudah pasti menyajikan makanan yang halal juga.

Menurut Sekretaris LPPOM MPU Aceh, Deni Candra, yang dimaksud dengan makanan bersertifikasi halal bukan hanya bahan utamanya yang harus halal. Namun, ada beberapa hal lainnya yang juga harus diperhatikan, yaitu bagaimana proses pembuatan produk tersebut, apakah bahan penyedap ataupun bumbu tambahannya halal, kondisi fasilitas yang digunakan, higienitasnya, dan yang terakhir perihal sanitasinya. Lalu, dipastikan semua tahap itu sudah benar-benar sesuai dengan standar yang ada.

“Kami sangat mendukung terselenggaranya acara Aceh International Halal Food Festival pada 18-20 Agustus 2017 nanti. Ini adalah acara besar yang dapat membantu kami dalam mensosialisasikan perihal kuliner dan produk makanan halal kepada masyaraklat luas. Apalagi nantinya akan ada tamu dari luar negeri, yaitu Thailand dan Malaysia. Kita juga bisa sharing langsung bersama mereka bagaimana bentuk sertifikasi halal di negaranya,” ujar Deni.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuti, yang didampingi Kepala Bidang Promosi, Wawan Gunawan, mengaku gembira dengan rencana tersebut. Ia mengatakan, jika mau merasakan kenikmatan kuliner Aceh yang kaya akan rempah serta bagaimana sensasinya hajatan khanduri di Aceh, tetapkan pilihan untuk hadir dalam kegiatan ini.

Kegiatan yang masuk dalam Calendar of Event (CoE) Aceh tersebut nantinya akan dipusatkan di Taman Sari dan menghadirkan seratus pengusaha kuliner, baik dari dalam dan luar negeri. Sejumlah agenda menarik lainnya juga telah dipersiapkan yang nantinya akan hadir selama tiga hari penuh dalam pesta kuliner halal ini.

Wawan menyebutkan, selain melibatkan tenant lokal, beberapa partisipan mancanegara juga akan memeriahkan kegiatan tersebut, seperti dari Thailand dan Malaysia.

“Tak hanya itu, pengunjung juga nantinya akan dimanjakan dengan berbagai stan kuliner tradisional khas Aceh dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Pengunjung yang ingin menikmati berbagai rasa khas jajanan nusantara dan dunia bisa mengunjungi zona food truck festival di lokasi acara,” ucap Wawan, yang juga diamini Kasubid Spa dan Kuliner, Suheriyah.

Acara yang akan berlangsung selama 3 hari di Taman Sari tersebut juga akan menghadirkan stan milik LPPOM MPU Aceh sebagai pusat informasi sertifikasi halal. Jadi, tunggu apa lagi? Catat tanggalnya dan ajak keluarga serta kerabat untuk menikmati aneka kuliner halal.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia rupanya tidak menjamin untuk bisa jadi magnet wisatawan muslim mancanegara. Sertifikasi untuk optimalisasi pariwisata halal tetaplah sangat penting. Dengan predikat sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim, tidak berarti Indonesia bebas sertifikasi halal.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, sertifikasi halal untuk pariwisata sangat berdampak strategis. Arief mencontohkan, di negara berkembang yang bukan mayoritas muslim bisa mendapat kunjungan wisatawan muslim dengan jumlah luar biasa karena sertifikasi halal.

"Yang pertama kita perlu sertifikasi, kedua perlu memberikan pelayanan standar internasional. Saya bisa buktikan. Thailand itu bukan negara mayoritas muslim, tapi jumlah wisatawan mancanegara (wisman) muslimnya lebih banyak," kata dia.

Selain Thailand, lanjut Arief, Singapura sebagai negara kecil dikunjungi wisatawan mancanegara muslimnya 3,5 juta lebih besar daripada yang datang ke Indonesia.

Dia mengatakan, untuk memajukan industri pariwisata, selain sertifikasi, alokasi sumber daya juga harus mengikuti. Dengan mempunyai nominal yang tinggi, kemajuan pariwisata mempunyai dampak lebih besar dan bisa dirasakan rakyat menjadi 170 persen.

Oleh karena itu, sertifikasi halal ini sangat disarankan kepada seluruh pelaku usaha agar bisa segera ditempuh.

"Terutama pelaku bisnis wisata halal, harus gunakan global standard, apa yang telah diakui. Kalau mereka mensertifikasi, kita mensertifikasi," ujar Arief.


(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya