Liputan6.com, Jakarta Dukungan masuknya maskapai asing ke Indonesia datang dari Kamar Dagang dan lndustri (Kadin) Indonesia. Salah satu sektor yang bakal didongkrak dengan kehadiran maskapai asing adalah sektor pariwisata.
Sebab itu, Ketua Umum Kadin, Rosan Roeslani memandang positif rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendatangkan maskapai asing. Selain bisa menekan mahalnya harga tiket pesawat, juga mendatangkan pendapatan negara.
"Pemerintah kita dan sedang mendorong pariwisata, dan kita kan tahu, ke depan pendapatan terbesar Indonesia itu dari tourism. Kalau asing masuk ya pasti akan banyak melihat potensi 265 juta orang, dan yang traveling itu kan sangat banyak, jadi itu positif buat saya," kata Rosan, Kamis (6/6).
Advertisement
Terkait maskapai yang bakal masuk, lanjut Rosan, dia mengharapkan agar masyarakat tidak perlu terlalu meributkan negara asal maskapai asing tersebut. Yang terpenting adalah manfaat yang akan ditimbulkan bagi perekonomian Indonesia.
"Kita mestinya jangan melihat itu dari negara mananya, oh dari China, oh dari mana. Jangan. Yang penting semuanya bisa membawa asas manfaat terbesar bagi Indonesia. Itu saja," tegas Rosan.
Menurutnya, yang penting faktor bisa terciptanya kompetisinya. Selain itu, juga keselamatan jadi prioritas utama.
Rosan menambahkan, sebetulnya sudah ada maskapai yang beroperasi di Indonesia selain Garuda Grup maupun Lion Air Group, yakni Air Asia. Sayangnya, pangsa pasar Air Asia masih tergolong kecil.
"Sebetulnya semua sudah ada juga seperti Air Asia, sudah ada. Saya rasa kalau yang banyak masuk airline lebih baguslah makin bisa masyarakat makin bisa afford," kata dia.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan agar maskapai asing bisa masuk Indonesia guna menciptakan persaingan pasar yang lebih sehat.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, saran Presiden Jokowi untuk memasukkan perusahaan maskapai asing bagus. Sebab, dengan bertambahnya pemain, maka industri penerbangan bisa bersaing lebih baik.
Hal ini sesuai dengan teori ekonomi, supply dan demand. Semakin banyak tersedianya pilihan maka semakin beragam harga yang ditawarkan, termasuk tersedianya harga ekonomis.
"Saran presiden untuk maskapai asing, itu saran yang baik karena bukan asingnya, tetapi kompetisinya. Kompetisi itu kalau ada, maka ada keseimbangan baru demand and supply. Harga akan jadi lebih fair. Kalau supply sedikit, demand banyak, harga tinggi," jelas Menpar Arief Yahya.
Namun, mantan Dirut Telkom ini menyarankan, maskapai asing tak hanya membuka penerbangan pada rute 'gemuk' saja. Melainkan juga ke daerah perintis. Maka dari itu, harga juga akan lebih terjangkau.
"Mereka tidak boleh masuk Indonesia ke rute dalam Jawa saja. Tapi harus juga rute ke daerah perintis. Khususnya daerah yang sedang berkembang baik pariwisata maupun perekonomiannya," pungkasnya.