Kisah Haru Ayah yang Sekarat Siapkan Hadiah Spesial untuk Putranya

Apa hadiah spesial yang disiapkan seorang ayah yang sedang sekarat untuk putranya?

oleh Henry Hens diperbarui 21 Jun 2019, 18:02 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2019, 18:02 WIB
Ayah Sekarat di China
Seorang ayah penderita kanker di China memberikan hadiah spesial untuk putranya. (foto: Youtube 'CGTN')

Liputan6.com, Jakarta - Apa yang Anda lakukan kalau menjadi seorang ayah yang menderita kanker dan umur Anda divonis tak akan bertahan lama? Apa yang akan Anda lakukan pada anak-anak Anda?

Kisah haru seorang ayah yang sekarat karena kanker di Tiongkok mungkin bisa jadi inspirasi. Sebuah video yang diunggah pada 16 Juni 2019 di YouTube oleh jaringan televisi milik pemerintah China, CGTN (China Global Television Network), menampilkan kisah seorang ayah yang sekarat karena kanker. Kisahnya pun menyentuh hati banyak warganet.

Sang ayah mempersiapkan hadiah terakhirnya untuk putranya yang membuat warganet terharu dan bahkan sampai meneteskan air mata. Pria bernama Wang Yu yang menderita kanker paru-paru stadium akhir itu meninggal dunia pada 2018.

Dia didiagnosa menderita kanker stadium akhir pada 2017. Begitu tahu hidupnya tak akan lama lagi, pria yang merupakan ayah dari seorang anak laki-laki tersebut memutuskan memberikan hadiah terakhir untuk keluarganya, terutama putranya.

Wan Yu membuat berbagai rekaman suaranya sendiri dengan mengucapkan beberapa kalimat sehari-hari. Seperti membangunkan anaknya tidur dan mengucapkan selamat ulang tahun.

Tujuannya, supaya putranya dan keluarganya bisa tetap merasakan kehadiran dirinya meski hanya melalui suara saat dia sudah tiada. Rekaman suara yang dibuat di sebuah studio itu bisa diperdengarkan lagi di kamar sang anak maupun ruangan lainnya di rumah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Seperti Tidak Pernah Pergi

Pria Sekarat di China
Seorang pria penderita kanker di China memberikan hadiah spesial untuk putranya. (foto: Youtube 'CGTN')

Yang mengharukan lagi, ia dikabarkan merekam suaranya di sela-sela sesi kemoterapi, menempuh jarak yang cukup jauh dari rumahnya di provinsi Henan ke Beijing.

Hal itu dilakukan agar dia bisa merekam pesan-pesannya kepada putranya. "Aku tidak ingin meninggalkan keluargaku," ucap Wang dalam rekaman video yang memperlihatkan dia sedang merayakan ulang tahun salah satu anggota keluarganya sambil makan kue.

Pada akhirnya, Wang harus menyerah dalam perjuangannya melawan kanker. Ia meninggal dunia pada Desember 2018, namun seluruh anggota keluarganya masih dapat mendengar suaranya.

Istrinya kemudian menuliskan di buku harian putranya, "Nak, tolong ingatlah suara ayahmu, seperti dia tidak pernah pergi".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya