Kehidupan Petani Kakao Semanis Produk Cokelat Berkat Cacao Life

Progam Cocoa Life jadi salah satu cara untuk memastikan keberlanjutan kakao dengan membina dan mensejahterakan petaninya di Indonesia.

oleh Henry Hens diperbarui 29 Okt 2019, 07:02 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2019, 07:02 WIB
Mondelēz International
Mondelēz International menggelar jumpa pers lima tahun Cocoa Life. (Liputan6.com/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Bulan ini genap lima tahun program Cocoa Life di Indonesia. Ini adalah program berkelanjutan dan holistik yang diinisiasi oleh Mondelez International, sebuah produsen camilan produk cokelat.

Progam tersebut merupakan salah satu cara untuk memastikan keberlanjutan kakao dengan membina dan mensejahterakan petaninya di Indonesia. Mondelez International berkomitmen, pada 2025 seluruh produknya akan menggunakan kakao yang dihasilkan oleh program tersebut.

Hal ini sejalan dengan tujuan global perusahaan, Snacking Made Right yaitu mendorong masyarakat mengkonsumsi camilan secara lebih bijak melalui tiga pendekatan yaitu: right snack (camilan yang tepat), right time (waktu yang tepat) dan made the right way (dibuat secara tepat pula).

Mondelez adalah produsern merek-merek lokal dan global ternama seperti biskuit Oreo, belVita and LU; cokelat Cadbury Dairy Milk, cokelat Milka dan Toblerone; permen Sour Patch Kids dan permen karet Trident.

"Kami berkomitmen membuat produk-produk kami secara sustainable karena saat ini konsumen tidak hanya menginginkan camilan yang enak dan lezat, namun juga dibuat dari berbagai bahan yang mereka percaya. Secara global, sebanyak 43 persen dari produk cokelat Mondelēz International sudah menggunakan kakao yang berasal dari program Cocoa Life," tutur Sachin Prasad, Presiden Direktur Mondelēz Indonesia saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 28 Oktober 2019.

Sementara Head of Cocoa Life South East Asia, Andi Sitti Asmayanti, dalam kesempatan yang sama mengatakan, sejak 2014 Cocoa Life hadir di empat provinsi yaitu Sumatera Barat, Lampung, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Keempat daerah itu dipilih karena setelah melalui berbagai penelitian, dianggap mempunyai kualitas kakao yang terbaik dan sangat cocok diolah menjadi produk cokelat. Cocoa Life, mengajak petani kakao dibina melalui edukasi dan cara budidaya tanaman cokelat yang lebih efektif.

"Kami memberikan solusi dengan melakukan pendekatan seperti melindungi kakao terhadap perubahan iklim, pemanfaatan lahan yang lebih efektif, teknik panen, pemberian bibit unggul, dan pelatihan lainnya untuk menunjang kualitas dan produksi kakao," terang Andi Sitti pada Liputan6.com.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Peningkatan Panen dan Pendapatan

Mondelēz International
Mondelēz International menggelar jumpa pers lima tahun Cocoa Life. (Liputan6.com/Henry)

 

Program ini sudah berhasil membina 37.600 petani kakao di 296 desa.Pihak Mondelez juga menjangkau komunitas di desa setempat, terutama perempuan dengan memberikan pelatihan untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

Caranya dengan mengedukasi pengelolaan keuangan, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Hasilnya, program ini memberikan dampak yang luar biasa bagi petani kakao di empat provinsi tersebut.

Cocoa Life juga berhasil melatih literasi keuangan terhadap lebih dari 28,600 anggota komunitas dan sebanyak 15,000 perempuan berpartisipasi dan mendapatkan manfaat dari koperasi simpan pinjam di desa. Petani kakao binaan Cocoa Life mengakui adanya peningkatan panen hinggga 10 persen dan kenaikan pendapatan hingga 37 persen setiap tahunnya sejak mengikuti program Cocoa Life.

"Kami di desa Tri Tunggal Mulya, Kab.Pringsewu yang rata-rata bermata pencaharian sebagai petani kakao merasa sangat terbantu dengan program ini. Pendapatan rata-rata kami jadi naik tiap tahunnya karena panen yang dulunya hanya 600-700 kg/hektar bisa ditingkatkan menjadi 1.500 kg/hektar karena menerapkan teknik pelatihan dari Cocoa Life"  terang Sutirun, salah satu petani kakao yang terlibat dalam program Cocoa Life di Lampung.

Menurut Andi Sitti, para perempuan yang terlibat di dalam kegiatan komunitas juga ikut merasakan manfaat dari pelatihan program Cocoa Life. Selain punya penghasilan tambahan, mereka menjadi lebih ahli mengatur keuangan, memiliki kepercayaan diri mengungkapkan pendapat, dan sebagainya. Seperti manisnya cokelat yang dihasilkan oleh kakao, kehidupan para pteani kakao pun juga semanis produk yang mereka hasilkan.

Selain di Indonesia, Cocoa Life secara global juga ada di beberapa negara penghasil kakao yaitu Ghana, India, Pantai Gading, Republik Dominika dan Brasil.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya