Liputan6.com, Jakarta - Berada di bawah pimpinan Wishnutama, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) banting setir fokus dalam pengembangan pariwisata di era Turisme 4.0. Hal ini diungkap Deputi Infrastruktur Kemenparekraf Hari Sungkari.
"Bukan lagi soal jumlah (wisatawan), tapi spending per arrival," tuturnya di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 20 November 2019. Jadi, strateginya mengarah ke cara membuat wisatawan tinggal lebih lama di Indonesia.
Asisten Deputi Pengembangan Wisata Kemenparekraf Oneng Setya Harini menjelaskan, setidak ada lima fokus baru Kemenparekraf. Pertama, nilai tambah devisa dan pariwisata. Lalu, kesiapan destinasi, industri, juga masyarakat lokal.
Advertisement
Baca Juga
Poin ketiga menyoroti sumber daya manusia. Disusul daya dukung lingkungan dan citra pariwisata yang punya daya saing. Kelima fokus itu kemudian diturunkan ke beberapa implementasi.
"Nilai-nilai utama, pariwisata berkelanjutan, SDM terampil, kepuasan pengalaman, diversifikasi produk dan jasa. Terakhir, mengadopsi teknologi," kata Oneng di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis 21 November 2019.
Sasaran-sasaran ini kemudian akan dipromosikan menggunakan tiga jenis produk, yakni alam (35 persen), budaya (60 persen), dan buatan manusia (5 persen). Alam terbagi jadi wisata bahari, ekowisata, dan wisata petualangan.
Sementara budaya direpresentasi wisata budaya dan sejarah, wisata kuliner dan belanja, serta wisata kota dan desa. Terakhir, produk wisata buatan manusia canangan Kemenparekraf meliputi event tourism, wisata olahraga, dan objek wisata terintegrasi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Strategi Turisme 4.0
Kemenparekraf kemudian merumuskan strategi promosi di era Turisme 4.0. Pertama, posisi berada pada pertumbuhan ekonomi. Sesuai dengan cita-cita 4.0, menggunakan teknologi jadi cara yang bakal ditempuh. Lebih khusus, melakukan promosi di media sosial.
Juga, menjadikan teknologi sebagai bagian dari wisata. Perwujudannya menyediakan koneksi internet, baik berbayar maupun gratis, di tempat-tempat tertentu. Jaminan keterhubungan ini disebut bakal lebih menarik para milennial travelers.
Kemudian, destinasi digital. Representasinya lebih pada ketersediaan pariwisata kreatif yang dikemas secara kekinan. Destinasi Instagrammable jadi poin kuat dalam strategi satu ini.Â
Lalu, branding yang akan dilakukan Kemenparekraf adalah Destinasi Zaman Now. Promosinya dilakukan lewat Pasar Genpi dan Pasar Zaman Now.
Advertisement