Liputan6.com, Jakarta - Banyak hal yang menyebabkan Anda tidak bisa tidur semalaman, entah karena terganggu oleh suara dengkuran atau tangisan dari bayi. Jika hal itu terjadi, akibatnya Anda hanya bolak-balik di atas kasur atau malah mengambil camilan di dapur.
Hal itulah yang perlu diperhatikan, saat perut dilanda rasa lapar tengah malam. Biasanya Anda akan mengonsumsi apapun yang bisa di makan tanpa memperhatikan program diet atau gaya hidup sehat yang sedang dijalani.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir dari BBC, Jumat, 27 Desember 2019, menurut ahli diabetes dari Universitas Leed, Profesor Eleanor Scott, seseorang yang memiliki anak kecil dan terjaga hingga malam hari akan lebih banyak mengonsumsi karbohidrat.
Karbohidrat, contohnya gula, dapat bantu memberikan asupan energi saat merasa lelah. Setelah mengonsumsinya, Anda mungkin akan merasa jauh lebih baik. Padahal, energi tersebut hanya memberikan efek yang sementara saja.
Selain itu, ternyata saat Anda kekurangan tidur, dapat menyebabkan perut lapar dan cenderung mengkonsumsi makanan yang tidak sehat.Â
Simak Video Pilihan di Bawah Ini:
Berbagai Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Christopher B. Cooper dari University of California, menunjukkan orang yang memiliki waktu tidur lebih lama akan mudah menurunkan berat badannya. Uji coba ini dilakukan kepada dua kelompok selama 12 minggu lamanya.
Melalui penelitian tersebut, Dr. Cooper ingin mempelajari hubungan antara olahraga, manajemen berat badan, dan kesehatan. Kedua kelompok mengikuti program olahraga dan mendapat nutrisi yang sama, tetapi salah satu kelompok dapat program tambahan untuk menjaga kualitas tidur.
Di akhir penelitian, kelompok yang tidak menerima program tambahan berhasil menurunkan 1,3 kilogram, sedangkan kelompok satu lagi sebesar 2,3 kilogram. Meskipun hasilnya menunjukkan bahwa dengan tidur lebih lama dapat membantu menurunkan berat badan, tetapi menurut Cooper perlu dilakukan penelitian dengan cara lain untuk membuktikan sebab-akibatnya.
Kali ini, Asisten Profesor Riset di The University of Chicago, Dr. Erin Hanlon pada 2016 menguji coba dengan menghubungkan penyebab kurang tidur dengan dampak yang menginginkan makanan dengan tinggi karbohidrat dan lemat.
Penelitian ini berfokus pada pengaruh kebiasaan tidur buruk yang mempengaruhi hormon ghrelin (yang merangsang nafsu makan) dan leptin (yang memberi rasa kenyang). Selain itu, ditambahkan pula senyawa kimia lainnya, yaitu endocannabinoid (eCB)Â yang dikaitkan dengan keinginan Anda untuk mengonsumsi makanan enak.
Anda akan terkejut mengetahui hasilnya, sebab saat kurang tidur, kadar eCB meningkat. Penyebabnya membuat Anda mudah merasa lapar dan berujung mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
"Saya pribadi merasa yakin ada hubungan antara kekurangan tidur dan peningkatan makan, dan terlebih lagi kekurangan tidur adalah salah satu faktor yang berkontribusi dalam peningkatan obesitas," ujar Hanlon.
Advertisement
Cara Mengatasi
Untuk mengatasi pola tidur Anda yang tidak sehat, menurut Dr Luliana Hartescu, anggota Unit Penelitian Tidur Klinis Loughborough University, hal yang pertama dilakukan ialah mengontrol rutinitas tidur Anda.
"Ketika Anda lebih banyak beristirahat, Anda lebih cenderung aktif secara fisik, lebih mungkin untuk makan pada waktu yang tepat, dan lebih cenderung untuk tidak membiarkan kelelahan mengganggu motivasi Anda untuk tetap berpegang pada diet Anda," jelasnya.
Saran lainnya datang dari ahli diet dari Asosiasi Diet Inggris, Aisling Pigott. Ia mengatakan, mulailah dengan mengatur pola makan yang sehat. Pilih makanan sederhana, yang mudah disiapkan, seperti buah-buahan, kemudian nikmatilah makan tersebut dengan santai.
Jika ingin mengonsumsi makanan yang sehat dan membantu tubuh untuk memiliki lebih banyak energi, gandum, kacang-kacangan, sayur, buah, dan biji-bijian bisa menjadi solusinya.
Namun, jika masalah tidur Anda disebabkan oleh insomnia, akan lebih baik untuk konsultasi secara langsung kepada dokter. Apalagi jika gejala tersebut terjadi berulang kali. (Tri Ayu Lutfiani)Â Â
Â