Menghadapi Tren Terbaru Industri Travel dan Pariwisata

Telah terjadi perubahan perilaku pasar yang sangat menonjol dimana semua telah bergeser ke arah digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2020, 03:07 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2020, 03:07 WIB
Go Digital Be The Best Jadi Tema Rakornas Pariwisata Ke-3
Suasana ruang rakornas yang diikuti sekitar 500 peserta dari kalangan akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah, dan media.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) menyasar desa-desa wisata dan sekolah untuk pelatihan pengembangan sumberdaya manusia (SDM). AELI melihat potensi desa wisata untuk mendukung industri pariwisata sangat besar, tapi kualitas SDM-nya masih rendah.

Hal itu diungkapkan AELI saat pelantikan, Rakernas dan ToT AELI yang dilaksanakan pada 7-11 Januari 2020. Kegiatan tersebut diikuti oleh anggota DPD AELI seluruh Indonesia, dan dilantik langsung oleh Ketua Umum AELI yaitu Nurfahmi.

Momen Pelantikan Dewan Pengurus Pusat (DPP) AELI masa bakti 2019-2022 diadakan sebagai sebuah acara seremonial yang menjadi tanda mulainya kerja dari kepengurusan, serta sebagai kesempatan besar bagi AELI untuk mengenalkan mereka secara utuh pada seluruh stakeholder.

Selain itu, dalam momen pelantikan ini ada peluncuran “AELI untuk Negeri” yang selanjutnya akan dipaparkan oleh Ketua Umum dalam rangkaian pelantikan yang akan dilaksanakan pada Selasa, 7 Januari 2020 di Aston Kartika Grogol, Jakarta Barat.

Rangkaian acara pelantikan juga diisi dengan diskusi panel dengan tema “Peran Experiential Learning (EL) dan Sinergi dengan Bidang Industri Lain dalam upaya Pengembangan Kapasitas SDM Indonesia” untuk mewujudkan VISI AELI untuk Negeri. Fokus Pemerintah adalah untuk Pengembangan Kapasitas SDM Indonesia.

Hal ini bukan hanya tanggung jawab bidang Pendidikan saja, tetapi juga tanggung jawab semua pihak. Selain pendidikan, EL juga berperan dalam experiential tourism.

Experiential Tourism adalah tren terbaru dari industri travel dan pariwisata yang dikembangkan dari experiential learning dan sudah mulai fokus mentransformasi mass tourism menjadi experiential tourism karena telah terjadi perubahan perilaku pasar yang sangat menonjol dimana semua telah bergeser ke arah digital.

Narasumber dalam Diskusi Panel ini adalah Nurfahmi selaku Ketua Umum AELI, Ronnie Ibrahim (Ketua Harian Indonesia Travel Trade Association), Dr Wisnu Bawa Tarunajaya, SE, MM (Asdep Pengembangan SDM Kepariwisataan) dan Vivi Herlambang (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia/PHRI bidang Perhotelan) dan Gigih Gesang (Sekretaris Jendral AELI sekaligus sebagai moderator).

Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI)
Asosiasi Experiential Learning Indonesia (AELI) . foto: istimewa

Diskusi Panel ini membahas peran setiap bidang dalam upaya pengembangan kapasitas SDM Indonesia dan bagaimana EL dan AELI mampu berperan untuk mensinergiskan semua bidang ini

Nurfahmi menyontohkan, di Yogyakarta saat ini bertumbuhan desa-desa wisata. “Di Kabupaten Sleman saja ada 20 desa wisata, di Bantul juga. Belum potensi di provinsi lain. Tumbuhnya desa-desa wisata ini membutuhkan SDM pariwisata yang berkualitas sehingga perlu diberikan pelatihan character building,” terang Nurfahmi.

Nurfahmi menjelaskan, experiential learning biasanya dilakukan dalam bentuk acara-acara outbond di alam. Tak bisa dipungkiri, kontribusi experiential learning di bidang pariwisata kerap beririsan dengan wisata petualangan.

“Namun experiential learning jelas berbeda dengan wisata petualangan. Bedanya ada pada insighting yang dimiliki dan ini menjadi ranah experiential learning,” tutur Nurfahmi.

DPP AELI melanjutkan kegiatan Rakernas dan Training of Trainer (ToT) yang dilaksanakan pada 8-11 Januari 2020 di Maqna Ecolodge, Bogor.

Salah satu rangkaian acara Rakernas yang akan dilaksanakan terdapat experiential activity dengan Mobile Hunt Indonesia, yaitu city race menggunakan aplikasi yang akan dilakukan selama perjalanan dari Aston Kartika Grogol menuju Maqna Ecolodge, Bogor.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya