Liputan6.com, Jakarta - Saat sederet desainer mengaku usahanya seret hingga banting setir ke bidang lain agar tetap bisa menggaji karyawan, Barli Asmara seakan tak terpengaruh dengan pandemi corona. Dalam sebulan terakhir, ia telah meluncurkan tiga dari empat koleksi busana untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Desainer kelahiran Bandung, 3 Maret 1978 itu bahkan menyebut dalam sehari, ia tetap melayani pengiriman ke 40 konsumen sejak Februari 2020. Hal itu membuktikan bahwa pandemi tidak menurunkan minat para perempuan untuk tampil cantik meski kemungkinan besar akan berlebaran di rumah saja.
"Aku pernah ngobrol sama satu customer-ku. Aku sempat tanya kenapa masih pesan baju lebaran. Dia bilang kan tanggal lebarannya udah ada walau lebarannya di rumah aja. Jadi, kesimpulannya mereka ingin tetap merasa cantik walau di rumah aja," kata Barli kepada Liputan6.com, Senin, 20 Februari 2020.
Advertisement
Baca Juga
Barli mengakui alokasi bujet keluarga di masa pandemi akan lebih besar untuk kebutuhan pangan dan pengeluaran rumah tangga lainnya. Namun, ia meyakini anggaran untuk membeli baju lebaran tetap akan disisihkan mengingat pengeluaran untuk makan di luar rumah bisa dihemat.
Maka itu, ia optimistis penjualan koleksi Hari Raya tetap diminati. Apalagi, Barli sengaja menggarap segmen pasar C ke B sehingga pengeluaran dana untuk baju juga tidak akan menguras kantong konsumen.
"Pembeli baju aku itu kelas C ke B, A-nya nggak ada sama sekali. Tapi, enggak apa-apa. Aku malah bersyukur. Mereka bahkan lebih menghargai," ucapnya.
Selain strategi harga, ada hal lain yang membuat Barli tetap bisa produktif di masa pandemi, yakni kemampuan mengatur waktu. Pemilik brand Barli Asmara dan Pelangi Asmara itu mengungkapkan bahwa ia telah memulai proses produksi setahun lalu.
Saat lebaran usai, ia mulai mengumpulkan desain untuk koleksi Hari Raya tahun berikutnya. Dibantu manajemen, ia merancang timeline agar produksi tidak dikerjakan dadakan.
Banyak Adaptasi
Tapi, timeline tanpa disiplin juga sia-sia. Ia mengatakan setelah desain jadi, masuk ke proses produksi sejak Oktober hingga November 2020. Sembari itu, Barli juga menyiapkan photoshoot dan video untuk materi promosi.
"Waktu itu ada model yang bilang, kenapa nggak fotonya nanti-nanti aja, tapi untung kita sudah siapkan jauh-jauh hari. Kebayang kan kalau kita baru photoshoot pas bulan Maret, pasti enggak maksimal itu," tutur Barli.
Karena materi sudah siap, promosi akhirnya bisa dilakukan jauh sebelum wabah corona, termasuk memanfaatkan ajang Muffest 2020. Saat itu, ia meluncurkan koleksi pralebaran.
"Kami bahkan sudah ada stok ready untuk dibeli. Februari itu keluar 300 pieces," ujarnya.
Meski begitu, ia mengakui ada sejumlah adaptasi yang dilakukan setelah Covid-19 menjadi pandemi. Nyaris seluruh karyawannya yang tersebar di empat lokasi konveksi, yakni Tasikmalaya, Cirebon, Solo, dan Jakarta, kini bekerja di rumah. Hal itu berpengaruh pada pengurangan waktu dan kecepatan waktu bekerja untuk menyelesaikan seluruh produksi.
"Tapi untuk pengurangan finansial dan pembaran UKM, tidak. Di rumah itu udah jadi ladang pekerjaan mereka. Terbayang kalau telat timeline-nya, kasihan mereka enggak bisa lebaran," jelas Barli.
Adaptasi lainnya bekerja dengan lebih higienis dan menjaga jarak sesuai perintah pemerintah. Siapapun yang terpaksa datang ke kantor, wajib mandi sebelum berinteraksi, selalu memakai masker, dan mencuci tangan.
"Mereka bilang sebenarnya lebih enak kalau datang ke kantor. Lebih disiplin di kantor. Kalau di rumah, tidak bisa disiplin," kata Barli.
Mengingat jumlah pekerja berkurang, ia pun mengkaryakan asisten rumah tangganya untuk membantu pengemasan produk. Sementara, sopirnya tetap bekerja sesuai protokol dan jam kerja yang lebih singkat.
"Tapi, aku pengen untuk koleksi lebaran dihabiskan Mei ini. Hampir 2.000 lebih, mungkin ada 3.000 totalnya. Tapi kalau penjualan slow, kita expand sampai di bulan Juli. Juli semoga sudah sehat," harap Barli.
Advertisement